Royal wedding Kasepuhan Cirebon digelar

Senin, 11 November 2013 - 16:21 WIB
Royal wedding Kasepuhan Cirebon digelar
Royal wedding Kasepuhan Cirebon digelar
A A A
Sindonews.com - Menikah di tanggal dan bulan kembar yakni 11 November, Putra Mahkota Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja (PR) Luqman Zulkaedin resmi menjadi suami seorang wanita bernama Ratih Marlina. Pernikahan itu pun secara otomatis menganugerahi Ratih dengan gelar Raden Ayu (RA).

Royal wedding Luqman-Ratih sendiri menjadi sebuah momentum pertemuan para penguasa Keraton Cirebon lainnya.

Sebagaimana diketahui, di Cirebon terdapat beberapa keraton yakni Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, serta Keprabonan (khusus yang terakhir, status kekeratonannya masih menjadi perdebatan hingga kini).

Dalam pernikahan yang akadnya digelar di Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini dua sultan dari Kanoman yang pernah bersitegang karena perebutan tahta, yakni Mochamad Saladin dan Muhammad Emirudin didampingi Pangeran Patih PRM Qodiran, tampak hadir.

Selain itu, terlihat pula penguasa Kaprabonan yakni Pangeran Hempi Raja Kaprabon di antara undangan.

Meski belum tampak terbuka untuk umum, royal wedding tersebut dijanjikan pihak keraton akan terbuka pula untuk masyarakat luas saat resepsi yang digelar Sabtu (16/11) mendatang.

Selain undangan sekitar 5.000 orang, gerbang keraton akan dibuka lebar sehingga masyarakat luas dapat menyaksikan putra mahkota Kasepuhan dan mempelai wanitanya.

Akad nikah diawali dengan kedatangan rombongan pengantin pria dari Jinem Pangrawit Keraton Kasepuhan Cirebon menuju Masjid Agung bersejarah yang dibangun Wali Sanga, Sang Cipta Rasa.

Rombongan terdiri dari Manggala Yudha (Inu Kertapati), prajurit Jala Sutra 14 orang, pengantin pria yang didampingi orangtuanya yakni Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat dan Raden Ayu Syariefah Isye Natadiningrat.

Selain itu, kakek nenek pengantin pria, gembyung, para wargi, blandrang dan prajurit, serta korsik ikut menyertai.

Kedatangan rombongan langsung disambut keluarga pengantin wanita dan 30 kaum Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Pengantin pria dan sultan selanjutnya memasuki bangunan utama masjid tempat dilangsungkannya aqad nikah. Dalam akad nikahnya, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono bertindak sebagai saksi mempelai pria, dan Kombes Ahmad Diana Putra sebagai saksi mempelai wanita.

Saat akad, RA Ratih ditempatkan di serambi masjid, tak jauh dari dari pintu masuk. Pengucapan sumpahnya diwakilkan sang kakak, Richard Chaidir. PR Luqman terdengar mantap mengucapkan ijab kabulnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan tradisi temon atau pertemuan pengantin pria dan wanita untuk pertama kali setelah menjadi suami istri. Pengantin wanita sungkem kepada pengantin pria, dan dilanjutkan dengan penyerahan mas kawin berupa seperangkat alat salat, emas 14gram, dan tiga koin dinar.

Usai akad, dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa kedua mempelai menuju Bangsal Prabayaksa Keraton Kasepuhan yang didahului para pengawal Manggala Yudha Jala Sutra.

Berturut-turut di belakang rombongan pengantin yakni orangtua kedua mempelai, pemayung sultan, kakek nenek pengantin dan tamu, penghulu dan kaum Masjid Agung, pasukan gembyung, para wargi dan undangan, blandrang, serta prajurit dan korsik.

Kedua mempelai dan orang tua dibawa ke Bangsal Prabayaksa di dalam keraton dan menjalani prosesi adat pengantin. Luqman dan Ratih pertama kali sungkem kepada orang tua sebagai simbol rasa terima kasih dan permohonan doa restu maupun keridhoan orang tua yang diharapkan membuka ridho Allah SWT.

Kidung Lara Roga dilantunkan sebagai doa keselamatan maupun wejangan kepada pengantin. Selanjutnya pengantin melakukan injek tigan (injak telur), mempelai pria diharuskan menginjak telur yang telah dipecahkan hingga pecah tanpa menggunakkan alas kaki.

Setelah telurnya pecah, sang wanita harus membersihkan sisa-sisa pecahan telur, baik di wadah telur itu dan kaki sang pria, bahkan di lantai yang terkena cipratan pecahan telur.

Tradisi ini menyimbolkan komitmen dan kesiapan pasangan pengantin mengarungi bahtera hidup baru. Setelah injek tigan, pengantin kemudian melakukan banting kendi tutupe tigan sebagai simbol kesiapan pengantin untuk saling menghargai dan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga tercapai keluarga yang harmonis, sakinah mawaddah warahmah.

Selanjutnya, dilakukan tradisi pupugan yang menyimbolkan kesiapan suami untuk membimbing dan memimpin bahtera rumah tangga, sehingga tahan atas terpaan cobaan.

Terakhir, kedua mempelai melakukan tradisi adep-adep sekul yang menggambarkan keharmonisan pasangan pengantin yang harus saling menghargai dalam jalinan kasih sayang agar rumah tangga yang dijalani sakinah mawaddah wa rahmah.

PR Luqman dan RA Ratih sendiri rupanya teman lama. Keduanya pertama kali bertemu dan berkawan saat di bangku SMP. Kemudian dipertemukan kembali saat keduanya sama-sama di bangku kuliah di Bandung.

Meski berbeda kampus, PR Luqman di Universitas Pasundan dan Ratih di Universitas Pendidikan Indonesia, pertemuan kembali keduanya memciptakan sebuah hubungan selama sekitar empat tahun. Ratih sendiri mengungkap, Luqman merupakan pacar pertamanya.

“Dia (Luqman) pacar pertama saya dan semoga jadi yang terakhir setelah menikah ini,” tutur putri dari Chaidir Halim (Alm) dan Rita Rahmawati ini ketika ditemui Koran SINDO di tengah resepsi.

Setelah menikah, Ratih akan tinggal di Keraton Kasepuhan dan berniat menjadi pendamping Luqman dengan menjalankan tugas-tugasnya sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Sarjana Pendidikan ini mengaku telah siap menyesuaikan diri sebagai bagian dari keraton, secara lahir batin.

Ditanya keinginan memiliki momongan, Ratih menjawab tiga anak. Sementara PR Luqman menyerahkan hanya kepada Allah SWT. Luqman sendiri mengaku, pernikahannya merupakan simbol pelestarian tradisi budaya Cirebon.

“Pernikahan ini selain ibadah, juga upaya melestarikan tradisi keraton dan budaya Cirebon. Dan bisa dilihat, ini menjadi momen silaturahmi semua orang, baik yang berada di lingkungan keraton dengan di luar keraton,” jawabnya yang tak henti menyunggingkan senyum bahagia didampingi sang istri.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7015 seconds (0.1#10.140)