Puisi untuk Gus Dur dari ratusan penyair

Minggu, 10 November 2013 - 15:50 WIB
Puisi untuk Gus Dur...
Puisi untuk Gus Dur dari ratusan penyair
A A A
Sindonews.com - Beragam cara dilakukan masyarakat untuk menghormati para pahlawannya. Di Jombang, Jawa Timur, seorang sastrawan dan penyair asal Magelang-Jawa Tengah rela berjalan kaki sejauh lima kilometer sambil membaca puisi karyanya untuk almarhum Gus Dur.

Dengan aksinya tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa meski pemerintah tidak mau menetapkan Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Namun di hati masyarakat, Gus Dur adalah pahlawan nasional.

Aksi membaca puisi untuk almarhum Gus Dur ini dilakukan Bambang Eka Prasetya (61) sastrawan dan penyair asal Magelang-Jawa Tengah. Di mulai dari sebuah dam air di Desa Sengon, Kecamatan Kota Jombang, Jawa Timur.

Dari dam tersebut, Bambang melanjutkan membaca puisinya sambil berjalan kaki hingga sejauh lima kilometer ke sebuah jembatan yang ada di Kota Jombang yang dikenal dengan nama Jembatan Panengel. Tak hanya satu puisi, namun ratusan karya puisi yang dibaca Bambang.

Ratusan puisi tersebut, merupakan karya dari 70 sastrawan dari berbagai daerah se-Indonesia yang isinya tentang Gus Dur.
Puisi ini sengaja ditulis para sastrawan sebagai bentuk penghargaan dan rasa hormat mereka terhadap almarhum Gus Dur.

Adapun dipilihnya start jalan kaki membaca puisi dari Dam Sengon hingga Jembatan Panengel, karena menurut bambang dia dan sejumlah sastrawan lainnya memiliki kenangan tersendiri dengan dua tempat ini bersama Gus Dur.

Menurut Bambang, saat kecil dia dan sejumlah sastrawan yang menulis puisi tersebut pernah menjadi murid Gus Dur di sebuah Madarasah Diniyah di Kota Jombang. Saat itu, mereka di ajak Gus Dur untuk mengikuti lintas alam menyusuri sungai dari Dam Sengon hingga Jembatan Panengel.

Meski sebenarnya takut karena saat itu masih kecil, namun setelah melakukannya bersama puluhan murid lainnya mereka akhirnya bisa tiba dengan selamat di Jembatan Panengel.

Terlepas dari kegiatan tersebut, ada makna mendalam yang diajarkan Gus Dur pada murid-muridnya saat itu, yakni belajar untuk berani, dan belajar untuk membangun semangat kebersamaan. Sebab dengan keberanian dan kebersamaan, semua masalah dapat dilalui dengan mudah.

Menurut para penyair, banyak hal besar yang telah diajarkan Gus Dur pada bangsa ini. Sehingga menurut mereka, seharusnya tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak menetapkan Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

Meski pemerintah enggan menetapkan Gus Dur sebagai pahlawan nasional, menurut para penyair, di hati masyarakat dan bangsa Indonesia, Gus Dur sudah menjadi pahlawan nasional.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1248 seconds (0.1#10.140)