Pemanfaatan Pasar Buntu belum maksimal

Jum'at, 01 November 2013 - 14:56 WIB
Pemanfaatan Pasar Buntu belum maksimal
Pemanfaatan Pasar Buntu belum maksimal
A A A
Sindonews.com - Pasar Buntu yang berlokasi di Kecamatan Gandang Batu Sillanan (Gandasil) belum dimanfaatkan secara maksimal.

Masih banyak kios dan los yang ada di dalam pasar belum ditempati penjual.

Informasi yang diperoleh KORAN SINDO, pembangunan Pasar Buntu dimulai pada tahun 2010. Dana pembangunan pasar bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) sebesar Rp1 miliar dan Anggaran pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tana Toraja sebesar Rp250 juta.

Jumlah bangunan yang terdapat di dalam Pasar Buntu tersebut meliputi 40 petak kios pedagang, dua unit los atau bangsal serta 1 unit MCK.

Bahkan, pasar yang selesai pembangunannya 2011 itu diresmikan langsung Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung.

“Saat kami melakukan monitoring di Pasar Buntu Makale, kami menemukan ada beberapa kios dan loss masih kosong,” ujar Kepala Bidang Monitoring dan Laporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tana Toraja, Joni Karoma di Makale, Jumat (1/11/2013).

Dia mengatakan, dari hasil monitoring tim Bappeda Tana Toraja, kegiatan jual beli lebih dominan terjadi di luar pasar dan bukan di dalam pasar.
Ironisnya, pedagang yang berjualan di luar pasar, menggelar lapak dagangannya hingga ke badan jalan.

Kondisi Pasar Buntu sudah dilaporkan dalam rapat monitoring dan evaluasi realisasi APBD/APBN triwulan III tahun anggaran 2013. Dia pun beralasan, pihaknya hanya melakukan monitoring karena pengelolaan Pasar Buntu merupakan wewenang Dinas Koperasi dan UMKM.

“Kegiatan jual beli di Pasar Buntu lebih banyak dilakukan di luar pasar. Kondisi yang ada di Pasar Buntu sudah kami sampaikan dalam rapat realisasi APBD/APBN triwulan III belum lama ini,” ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tana Toraja, Marthen Rambung dihubungi KORAN SINDO mengakui masih ada beberapa kios dan los di dalam pasar belum ditempati pedagang untuk berjualan.
Meski begitu, aktivitas jual beli di dalam pasar tetap ramai karena sebagian besar kios dan los yang dibangun sudah ditempati para pedagang.

Menurutnya, masih adanya kios dan los pasar yang belum ditempati pedagang bukan lantaran masalah sewa kios dan los. Melainkan karena penataan dan penempatan pedagang yang akan menempati kios dan los yang masih kosong dan akan diatur ulang.

Pihaknya pun sudah melaporkam masalah itu ke pemerintah. Dia berharap, kios dan los pedagang yang masih kosong segera diisi oleh pedagang untuk berjualan sehingga hasil pembangunan pasar bisa dirasakan seutuhnya oleh masyarakat.

“Pedagang yang akan menempati kios dan los yang saat ini masih kosong akan diatur ulang,” tandasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6247 seconds (0.1#10.140)