Satpol PP peringatkan PKL Bhayangkara
A
A
A
Sindonews.com - Belum juga proyek penataan koridor Bhayangkara, Solo, Jawa Tengah selesai, jalur lambatnya sudah diduduki pedagang kaki lima (PKL).
Buruknya bisnis di tempat relokasi sementara di halaman Stadion R Maladi membuat PKL kembali ke ruas jalan tersebut.
“Selama lima tahun berjualan di sini (Jalan Bayangkara), baru kali ini jualan sepi karena dipindah ke halaman Stadion R Maladi,” kata Dewi Agnes (27) PKL penjual bubur, Rabu (30/10/2013).
Dirinya berulangkali diperingatkan Satpol PP untuk kembali ke halaman Stadion R Maladi, namun tetap tak mengindahkannya. Sebelum memutuskan berjualan di badan Jalan Bhayangkara, gerobaknya biasa mangkal di persimpangan stadion.
“Di sini lebih ramai karena Jalan Bhayangkara sudah dibuka. Jalan ini sebelumnya ditutup untuk proyek gorong-gorong. Sungguh, penghasilan saya berkurang drastis saat berjualan di halaman stadion,” ujarnya lagi.
Sekadar informasi, sebanyak 18 PKL siang dan delapan PKL malam dipindahkan sementara ke halaman Stadion R Maladi selama proyek pembuatan drainase berlangsung.
Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) selaku pengguna anggaran proyek menjanjikan para PKL bisa kembali beraktivitas saat koridor selesai. Bahkan, pemkot akan menyediakan lapak seragam bagi para PKL.
Mengenai PKL yang kembali ke Jalan Bhayangkara sebelum waktunya, Kasi Penataan dan Pembinaan PKL Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Didik Anggono berjanji bakal lebih tegas.
“Sudah terdeteksi adanya PKL yang keluar dari R Maladi. Akan secepatnya diperingatkan. Takutnya kalau dibiarkan, PKL lain akan ikut-ikutan,” kata dia.
Pengawasan insentif juga menyasar persimpangan Jalan Bhayangkara-Jalan Kebangkitan Nasional, mengingat area itu rawan jadi tempat mangkal PKL.
“Selain 18 PKL siang dan delapan PKL malam di Bhayangkara, juga ada tujuh PKL di persimpangan Jalan Kebangkitan Nasional. Kalau mereka turun ke jalan semua, pembuatan gorong-gorong bisa terhambat,” kata dia.
Buruknya bisnis di tempat relokasi sementara di halaman Stadion R Maladi membuat PKL kembali ke ruas jalan tersebut.
“Selama lima tahun berjualan di sini (Jalan Bayangkara), baru kali ini jualan sepi karena dipindah ke halaman Stadion R Maladi,” kata Dewi Agnes (27) PKL penjual bubur, Rabu (30/10/2013).
Dirinya berulangkali diperingatkan Satpol PP untuk kembali ke halaman Stadion R Maladi, namun tetap tak mengindahkannya. Sebelum memutuskan berjualan di badan Jalan Bhayangkara, gerobaknya biasa mangkal di persimpangan stadion.
“Di sini lebih ramai karena Jalan Bhayangkara sudah dibuka. Jalan ini sebelumnya ditutup untuk proyek gorong-gorong. Sungguh, penghasilan saya berkurang drastis saat berjualan di halaman stadion,” ujarnya lagi.
Sekadar informasi, sebanyak 18 PKL siang dan delapan PKL malam dipindahkan sementara ke halaman Stadion R Maladi selama proyek pembuatan drainase berlangsung.
Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) selaku pengguna anggaran proyek menjanjikan para PKL bisa kembali beraktivitas saat koridor selesai. Bahkan, pemkot akan menyediakan lapak seragam bagi para PKL.
Mengenai PKL yang kembali ke Jalan Bhayangkara sebelum waktunya, Kasi Penataan dan Pembinaan PKL Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Didik Anggono berjanji bakal lebih tegas.
“Sudah terdeteksi adanya PKL yang keluar dari R Maladi. Akan secepatnya diperingatkan. Takutnya kalau dibiarkan, PKL lain akan ikut-ikutan,” kata dia.
Pengawasan insentif juga menyasar persimpangan Jalan Bhayangkara-Jalan Kebangkitan Nasional, mengingat area itu rawan jadi tempat mangkal PKL.
“Selain 18 PKL siang dan delapan PKL malam di Bhayangkara, juga ada tujuh PKL di persimpangan Jalan Kebangkitan Nasional. Kalau mereka turun ke jalan semua, pembuatan gorong-gorong bisa terhambat,” kata dia.
(lns)