Warga Bulukerto tolak kehadiran semua caleg
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Forum Masyarakat Peduli Mata Air (FMPMA) sumber Umbulan Gemulo, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, membuat spanduk yang berisikan tulisan nada kekecewaan dan larangan masuk bagi calon anggota legeslatif (caleg) DPRD Kota Batu untuk berkampanye di wilayah desanya.
Aksi moral ketidakpercayaan anggota FMPMA ini didasari pada rasa kekecewaan dan kekesalan terhadap tingkah laku anggota DPRD Kota Batu yang dianggap tidak memperhatikan dan mau melindungi kepentingan masyarakat.
“Awalnya pada 18 Oktober kemarin. Kita warga Desa Bulukerto diundang Ketua DPRD Kota Batu, Suliadi untuk melakukan dengar pendapat tentang aksi penolakan pembangunan hotel The Rayja di Jalan Raya Punten,” ungkap anggota FMPMA, Ari Prayitno, Senin (28/10/2013).
Menurut Ari, warga menjadi kesal karena saat hadir di gedung dewan. Ketua DPRD Kota Batu, Suliadi, justru tidak masuk kantor. Hanya menugaskan Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Sugeng Hariono, untuk menemui warga Desa Bulukerto yang hadir sejak pukul 12.30 di gedung DPRD Kota Batu.
“Undangannya pukul 13.00. Tapi kita baru diterima anggota dewan pukul 14.00. Itu pun yang menemui Pak Sugeng Hariono. Ketua DPRD Kota Batu yang mengundang kita justru tidak masuk kantor. Artinya, Ketua DPRD Kota Batu tidak peduli terhadap kepentingan rakyat,” sesal dia.
Berawal dari kekecewaan itulah, Ari bersama teman-temannya membuat spanduk yang bertuliskan nada penolakan terhadap semua caleg DPRD Kota Batu yang ingin berkampanye di Desa Bulukerto. Dan anggota FMPMA menolak pelaksanaan Pileg 2014 khususnya untuk caleg DPRD Kota Batu.
“Kami tidak membenci partai. Tapi yang kita sesalkan kenapa masih ada wakil rakyat yang duduk di gedung DPRD Kota Batu enggan menemui rakyatnya. Mestinya setiap partai lebih selektif untuk menentukan calegnya. Supaya kelak setelah duduk digedung dewan. Memiliki naluri memihak kepada kepentingan rakyat,” timpal Aris anggota FMPMA yang lain.
Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Sugeng Hariono, tidak merasa khawatir dengan aksi moral yang dilakukan anggota FMPMA. Dalam demokrasi hal semacam itu dianggap wajar. Karena setiap orang memiliki hak untuk mengutarakan pendapatnya masing-masing.
Ketika ada aksi moral semacam itu, politikus dari Partai Hanura ini menuntut kepada KPU Kota Batu lebih aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Biarkan masyarakat yang menentukan sendiri pilihannya. Pasti dari 425 caleg di Kota Batu masih ada yang memiliki hati nurani dan mau berpihak kepada masyarakat,” jelas dia.
Aksi moral ketidakpercayaan anggota FMPMA ini didasari pada rasa kekecewaan dan kekesalan terhadap tingkah laku anggota DPRD Kota Batu yang dianggap tidak memperhatikan dan mau melindungi kepentingan masyarakat.
“Awalnya pada 18 Oktober kemarin. Kita warga Desa Bulukerto diundang Ketua DPRD Kota Batu, Suliadi untuk melakukan dengar pendapat tentang aksi penolakan pembangunan hotel The Rayja di Jalan Raya Punten,” ungkap anggota FMPMA, Ari Prayitno, Senin (28/10/2013).
Menurut Ari, warga menjadi kesal karena saat hadir di gedung dewan. Ketua DPRD Kota Batu, Suliadi, justru tidak masuk kantor. Hanya menugaskan Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Sugeng Hariono, untuk menemui warga Desa Bulukerto yang hadir sejak pukul 12.30 di gedung DPRD Kota Batu.
“Undangannya pukul 13.00. Tapi kita baru diterima anggota dewan pukul 14.00. Itu pun yang menemui Pak Sugeng Hariono. Ketua DPRD Kota Batu yang mengundang kita justru tidak masuk kantor. Artinya, Ketua DPRD Kota Batu tidak peduli terhadap kepentingan rakyat,” sesal dia.
Berawal dari kekecewaan itulah, Ari bersama teman-temannya membuat spanduk yang bertuliskan nada penolakan terhadap semua caleg DPRD Kota Batu yang ingin berkampanye di Desa Bulukerto. Dan anggota FMPMA menolak pelaksanaan Pileg 2014 khususnya untuk caleg DPRD Kota Batu.
“Kami tidak membenci partai. Tapi yang kita sesalkan kenapa masih ada wakil rakyat yang duduk di gedung DPRD Kota Batu enggan menemui rakyatnya. Mestinya setiap partai lebih selektif untuk menentukan calegnya. Supaya kelak setelah duduk digedung dewan. Memiliki naluri memihak kepada kepentingan rakyat,” timpal Aris anggota FMPMA yang lain.
Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Sugeng Hariono, tidak merasa khawatir dengan aksi moral yang dilakukan anggota FMPMA. Dalam demokrasi hal semacam itu dianggap wajar. Karena setiap orang memiliki hak untuk mengutarakan pendapatnya masing-masing.
Ketika ada aksi moral semacam itu, politikus dari Partai Hanura ini menuntut kepada KPU Kota Batu lebih aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Biarkan masyarakat yang menentukan sendiri pilihannya. Pasti dari 425 caleg di Kota Batu masih ada yang memiliki hati nurani dan mau berpihak kepada masyarakat,” jelas dia.
(rsa)