4 pasar di Semarang mangkrak

Rabu, 23 Oktober 2013 - 12:07 WIB
4 pasar di Semarang mangkrak
4 pasar di Semarang mangkrak
A A A
Sindonews.com - Sebanyak empat unit pasar di Kabupaten Semarang sejak lima tahun terakhir ini tidak berfungsi alias mangkrak karena tidak ada pedagang yang menempatinya.

Akibatnya, pasar tersebut saat ini dalam kondisi rusak parah lantaran tidak pernah dirawat.

Empat unit pasar tersebut yakni, pasar ikan higienis (PIH) di Langensari, Kecamatan Ungaran Barat, pasar argopolitan di Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono, pasar argopolitan di Kecamatan Getasan, dan pasar bunga di Gedongsongo, Kecamatan Bandungan.

Adanya empat pasar mangkrak ini sangat disayangkan kalangan anggota DPRD Kabupaten Semarang. Para wakil rakyat meminta eksekutif untuk mengoperasionalkan kembali pasar tersebut.

"Pembangunan empat unit pasar tersebut menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah. Tapi tidak memiliki kontribusi terhadap PAD (pendapatan asli daerah). Ini sangat kami sayangkan. Kami minta dinas terkait segera mengaktivkan kembali pasar-pasar tersebut guna menunjang perekonomian masyarakat," kata anggota Komisi C DPRD Kabupaten Semarang Sarwono, Rabu (23/10/20130.

Menurut dia, keempat pasar tersebut mangkrak lantaran tidak ada pedagang yang mau berjualan. Semestinya, masalah ini sudah diantisipasi pada waktu membuat perencanaan.

"Seharusnya ada kajian mendalam saat perencanaan. Sehingga setelah pasar tersebut selesai dibangun tidak mangkrak. Kalau mangkrak seperti ini, sama saja buang-buang uang negara. Padahal masih banyak pembangunan sarana infrastruktur lainnya yang belum terlaksana," ujarnya.

Dia menyatakan, selain tidak memiliki kontribusi terhadap kas daerah, mangkraknya pasar tersebut juga menimbulkan pada masalah sosial. Bangunan pasar sering disalahgunakan oleh kalangan anak muda untuk kegiatan negatif pada malam hari, seperti nongkrong, pacaran dan lainnya.

"Jika ini dibiarkan bisa menimbulkan konflik sosial," ucapnya.

Lebih jauh Sarwono mengungkapkan, untuk mengaktifkan kembali pasar tersebut menyarankan diperlukan terobosan. Paling tidak merubah menjadi pasar umum atau menambah fasilitas dan memperbanyak sosialisasi sehingga meningkatkan minat berdagang dan pembeli.

"Sebenarnya kami sudah berulangkali meminta eksekutif untuk mengoperasionalkan kembali empat pasar tersebut. Namun hingga saat ini belum ada respon dari dinas terkait," tandasnya.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang Achsin Ma’ruf menambahkan, mangkraknya empat pasar tersebut menunjukan bahwa pembangunan tidak tepat sasaran. Ini terjadi lantaran tidak ada kajian mendalam saat perencanaan.

"Tujuan pembangunan empat pasar memang untuk menunjang pemasaran spesialiasi komoditas. Namun dalam prakteknya sepi pembeli dan pedagang, sehingga akhirnya mangkrak," ucapnya.

Dia mengatakan, pasar semestinya bisa menggerakan perekonomian masyarakat. Tapi pasar yang dibangun malah tidak jalan karena masyarakat pada umumnya ingin praktis. Jadi konsep pasar spesialisasi komoditas kurang diminati pedagang.

"Biasanya, masyarakat pergi ke pasar untuk membeli berbagai jenis barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Contohnya, kalau beli ikan juga bumbunya. Akhirnya Jadi pasar ikan higienis yang hanya menyediakan ikan tidak didatangi pembeli," katanya.

Achsin berharap Pemkab Semarang segera mengambil langkah sebelum bangun-bangun pasar itu rusak parah hingga tidak bisa digunakan. Langkah yang dilakukan yakni dengan mengaktifkan pasar-pasar tersebut. Misalnya mengubah konsep yang semula pasar yang menjual komoditas khusus dirubah menjadi pasar umum.

"Pemkab juga harus berani menolak alokasi pembangunan dari Pemprov Jateng atau pemerintah pusat yang tidak sesuai dengan kondisi di Kabupaten Semarang. Sehingga pembangunan bisa bermanfaat dan tidak menjadi beban pemerintah daerah," tandasnya.

Menanggapi kritikan anggota DPRD tersebut, Wakil Bupati Semarang Warnadi mengatakan, Pemkab Semarang sudah memiliki wacana untuk mengoperasionalkan kembali pasar yang mangkrak.

Rencananya pemkab akan menggandeng Bank Indonesia untuk membina usaha kecil masyarakat (UKM) dengan membuat klaster sehingga bisa berjualan di pasar tersebut. Selain itu mencoba meramaikan pasar dengan melengkapi fasilitas.

"Pasar-pasar yang mangkrak akan kami aktifkan kembali sesuai karakteristik masing-masing. Selain itu, juga akan dilakukan penambahan fasilitas agar menarik kunjungan. Seperti di pasar Agropolitan Sumowono bisa di buat rest area sehingga bisa digunakan untuk transit," pungkasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4060 seconds (0.1#10.140)