Hidangan khas pernikahan putri Raja Yogyakarta
A
A
A
Sindonews.com - Prosesi pernikahan putri keempat raja Keraton Yogyakarta GKR Hayu dengan KPH Notonegoro dimulai sejak Senin 21 Oktober 2013. Salah satu bagian yang tersibuk ialah bagian dapur kerajaan yang bertanggung jawab menyiapkan panganan tamu undangan.
"Meskipun hari ini kegiatan yang dilakukan baru prosesi siraman dan midodareni nanti malam, namun semua makanan yang dihidangkan sudah menjadi tanggung jawab kami," ujar Koordinator Jamuan Hidangan Dhaup Ageng Sumartoyo, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Ditambahkan dia, pihaknya sangat bangga menerima tugas menyajikan makanan bagi para tamu undangan raja. Menurutnya, hal itu merupakan waktu yang tepat untuk mempromosikan kuliner kerajaan dan tradisional khas Yogyakarta.
Kerajaan Ngayogyakarta dan Yogyakarta memiliki kekayaan kuliner yang sangat banyak dan beragam. Kekayaan inilah yang ingin dipertunjukannya melalui setiap proses pernikahan keluarga keraton. Diakuinya, jika masih banyak kekayaan kuliner asli Yogyakarta yang tidak diketahui oleh warga Yogyakarta sendiri.
"Pada setiap rangkaian acara berlangsung, kami selalu berupaya menyajikan masakan maupun kudapan yang berbeda-beda. Kami ingin mempresentasikan semua masakan kerajaan dan Yogyakarta dalam acara agung ini. Seperti tahu guling Yogya, banyak yang tidak mengenal bagaimana aslinya. Dan jelas berbeda dengan tahu guling yang ada pada umumnya," jelasnya.
Tak hanya tahu guling, masakan nasi gurih yang disajikan saat siraman tadi pagi pun berbeda dengan nasi gurih pada umumnya. Masakan nasi gurih sendiri dipilih karena masakan ini selalu ada di tiap acara selamatan atau acara perayaan dimanapun.
"Beberapa kuliner khas Yogyakarta yang nantinya kami sajikan yakni sate sapi khas Kotagede, gudeg manggar (bunga kelapa) dan bakmi Jawa khas Yogyakarta," imbuhnya.
Untuk menyajikan semua makanan tersebut, bagian dapur kerajaan bekerja keras, bahkan membuka dapur sementara di dekat museum Hamengku Buwono IX yang masih berada di dalam kawasan keraton.
"Meskipun hari ini kegiatan yang dilakukan baru prosesi siraman dan midodareni nanti malam, namun semua makanan yang dihidangkan sudah menjadi tanggung jawab kami," ujar Koordinator Jamuan Hidangan Dhaup Ageng Sumartoyo, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Ditambahkan dia, pihaknya sangat bangga menerima tugas menyajikan makanan bagi para tamu undangan raja. Menurutnya, hal itu merupakan waktu yang tepat untuk mempromosikan kuliner kerajaan dan tradisional khas Yogyakarta.
Kerajaan Ngayogyakarta dan Yogyakarta memiliki kekayaan kuliner yang sangat banyak dan beragam. Kekayaan inilah yang ingin dipertunjukannya melalui setiap proses pernikahan keluarga keraton. Diakuinya, jika masih banyak kekayaan kuliner asli Yogyakarta yang tidak diketahui oleh warga Yogyakarta sendiri.
"Pada setiap rangkaian acara berlangsung, kami selalu berupaya menyajikan masakan maupun kudapan yang berbeda-beda. Kami ingin mempresentasikan semua masakan kerajaan dan Yogyakarta dalam acara agung ini. Seperti tahu guling Yogya, banyak yang tidak mengenal bagaimana aslinya. Dan jelas berbeda dengan tahu guling yang ada pada umumnya," jelasnya.
Tak hanya tahu guling, masakan nasi gurih yang disajikan saat siraman tadi pagi pun berbeda dengan nasi gurih pada umumnya. Masakan nasi gurih sendiri dipilih karena masakan ini selalu ada di tiap acara selamatan atau acara perayaan dimanapun.
"Beberapa kuliner khas Yogyakarta yang nantinya kami sajikan yakni sate sapi khas Kotagede, gudeg manggar (bunga kelapa) dan bakmi Jawa khas Yogyakarta," imbuhnya.
Untuk menyajikan semua makanan tersebut, bagian dapur kerajaan bekerja keras, bahkan membuka dapur sementara di dekat museum Hamengku Buwono IX yang masih berada di dalam kawasan keraton.
(san)