Polisi mengamuk, dua peluru ditembakkan

Selasa, 01 Oktober 2013 - 19:12 WIB
Polisi mengamuk, dua...
Polisi mengamuk, dua peluru ditembakkan
A A A
Sindonews.com - Seorang oknum polisi diduga anggota Polres OKU Timur, Briptu AR, dilaporkan Yakin (40) warga Jalur 17, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin ke Bagian Yanduan Bidang Propam Polda Sumsel, Selasa (1/10/2013).

Korban melapor karena telah dipukul dengan menggunakan tangan kosong oleh oknum polisi tersebut, hingga bibir atasnya berdarah dan bengkak. Tak hanya itu, setelah puas memukuli korban, sang oknum sempat menembakan senjata api dinasnya ke udara sebanyak dua kali serta mengancam menembak dan membacok korban menggunakan parangnya.

Menurut keterangan korban Yakin, peristiwa penganiayaan disertai pengancaman itu terjadi, Sabtu (28/9/2013) pagi di lahan miliknya Desa Mbunga Karang Banyuasin."Saya sebenarnya kenal sama bapak pelaku Yukirin sudah lama,"ungkap Yakin di Mapolda Sumsel, Selasa (1/10/2013).

Diduga penyebab oknum polisi itu marah dan hendak menghabisinya lantaran beberapa bulan terakhir ini, ia sering bertanya kepada bapak pelaku mengenai lahan satu hektare miliknya di Desa Mbunga Karang yang tidak kunjung diberikan.

"Jadi ceritanya begini, saya sudah tiga bulan lebih ini sepakat sama bapak pelaku, tukar tanah sebanyak dua hektare di lokasi yang tak berjauhan. Saya berikan tanah saya dua hektare, dan dia (bapak pelaku) janji memberikan tanahnya dua hektare," paparnya.

Tetapi kenyataanya di lapangan, sambung Yakin saat melapor didampingi istri dan keluarganya, ia hanya diberikan tanah satu hektare.

”Saya tagih janji awal saling tukar tanah dua hektare itu, tapi sampai saya dipukul tanah saya se-hektare tak dikembalikan dan malah sudah ditanaminya buat kebun,” tandasnya.

Puncaknya, Sabtu (red) saat ia didatangi anak pelaku (oknum polisi) sambil tangan kanannya membawa pistol, dan tangan kirinya memegang parang.

”Saya tidak bisa lari, karena takut, dia (pelaku) sempat menembakan dua kali ke udara. Saya hanya bisa diam saja saat dipukul sampai babak belur seperti ini,” tukasnya.

Atas saran keluarga besarnya, kasus penganiayan dan pengecaman ini ia laporkan ke Bidang Propam Polda Sumsel.

”Memang saat memukuli saya dia (pelaku) pakai baju preman, namun dari pengakuan bapak pelaku, bahwa anaknya memang seorang polisi dan saya juga pernah lihat anaknya pakai baju dinas polisi,” pungkasnya.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol R Djarod Padakova membenarkan adanya laporan itu.

”Pelapor masih diperiksa petugas Yanduan Bidang Propam Polda Sumsel. Mengenai kebenaran apakah yang membawa senjata api itu polisi atau bukan, kita tunggu saja hasil penyelidikan anggota Subdit Provos Bidang Propam Polda Sumsel,” ungkap Djarod.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1672 seconds (0.1#10.140)