Usai upacara Kesaktian Pancasila, belasan siswa kesurupan

Selasa, 01 Oktober 2013 - 16:47 WIB
Usai upacara Kesaktian...
Usai upacara Kesaktian Pancasila, belasan siswa kesurupan
A A A
Sindonews.com - Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilaksanakan SMKN 3 Magelang diwarnai dengan peristiwa kesurupan belasan siswa, Selasa (1/10/2013). Peristiwa tersebut juga menjadikan akitifitas belajar mengajar sempat dihentikan untuk beberapa jam.

Namun, peristiwa tersebut tidak dapat diketahui persis suasana dan penyebabnya. Hal tersebut dikarenakan pihak sekolahan tidak memberikan izin kepada sejumlah wartawan yang akan meliput peristiwa tersebut.

Sejumlah wartawan terpaksa harus menunggu di halaman luar guna mendapatkan informasi dari pihak sekolah. Tidak hanya melarang para jurnalis untuk masuk ke dalam, bahkan pihak sekolah juga menutupi gerbang dengan matras. Sehingga, wartawan tidak mampu mengambil gambar situasi sekolah tersebut.

Dari luar kompleks sekolah terdengar belasan siswa yang berteriak histeris. Sebagian juga memanjatkan doa yang disalurkan melalui pengeras suara.

Peristiwa kesurupan di SMK Negeri 3 memang bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya, tahun 2012 kesurupan massal juga pernah terjadi setelah siswa melaksanakan upacara bendera.

Meski sudah kerap terjadi, namun sebab dari kesurupan massal ini masih jadi misteri. Ada yang menduga, banyaknya peristiwa tersebut karena diduga ada sebuah kuburan kuno yang dibongkar untuk fasilitas sekolah. Namun, ada pula yang menduga kejadian ini dipicu karena siswa sebelumnya sudah kelelahan melaksanakan kegiatan upacara bendera.

Kesurupan pertama kali dialami oleh salah seorang guru perempuan. Hal itu sontak membuat siswa lainnya ketakutan. Bahkan, saking paranoidnya mereka berteriak histeris.

Kondisi sekolah semakin mencekam, setelah siswa yang kebanyakan perempuan itu, saling bertingkah aneh dan tidak sadarkan diri. Akhirnya, pihak sekolah memutuskan untuk memulangkan lebih awal para siswa.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 3 Magelang, Agus Santoso tidak banyak memberikan informasi terkait peristiwa tersebut.

”Kemungkinan memang siswa kelelahan. Tapi mungkin juga ada siswa yang membawa peralatan (mistis) sesuatu. Memang ada anak baru, kemungkinan itu juga dari anak baru (kelas X) yang membawa sesuatu belum dibersihkan,” kata Agus.

Sementara terkait pelarangan peliputan bagi wartawan, dia beralasan untuk menjaga situasi supaya tetap kondusif.

“Bukan dilarang, tapi tunggu sampai situasinya netral. Soalnya semuanya sedang berupaya untuk meredam agar tidak semakin parah,” kilahnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Magelang, Djarwadi mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta pihak SMKN 3 Magelang untuk melakukan evaluasi terkait peristiwa tersebut.

“Peristiwa tersebut bukan persoalan medis, jadi kami minta pihak sekolah untuk evaluasi. Peristiwa ini bukan yang pertama, jadi kami pikir pihak sekolah bisa mengantisipasi dan selalu berkoordinasi dengan kami,” tandasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0310 seconds (0.1#10.140)