Mesum di toilet masjid, sepasang pelajar digerebek
A
A
A
Sindonews.com - Dicurigai tengah berbuat mesum di dalam toilet masjid, sepasang siswa siswi salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsn) di Kota Blitar digerebek warga.
Tidak hanya dipaksa keluar ruang toilet Masjid Baitul Hakim, Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, oleh warga setempat, pelajar putri berinisial VV (14) kelas VII asal Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon dan HD (15) siswa kelas IX asal Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok juga dilaporkan ke pihak sekolah.
“Sekitar lima menit usai digedor, pintu kamar mandi akhirnya dibuka. Dan warga mendapati keduanya berada di dalam,” ujar Fatkhur Rohman, penjaga Masjid Baitul Hakim kepada wartawan, Jumat (20/9/2013).
Peristiwa memalukan itu berlangsung saat jam sekolah selesai. Berdasarkan keterangan saksi mata di lapangan, keduanya diduga sudah merencanakan perbuatan mesum tersebut.
Hal itu terlihat dari gerak gerik keduanya yang tergesa masuk ke dalam toilet, begitu merasa suasana sepi dan aman.
"Mereka tidak tahu, pada saat itu ada orang lain yang mengawasi, "terang Fatkhur.
Lokasi masjid dengan sekolah tempat kedua pelajar itu hanya berjarak 300 meter.
Fatkur mengakui toilet masjid yang masih dalam proses pembangunan itu menjadi tempat favorit pelajar yang hendak berbuat mesum.
"Namun sebelumnya, begitu mau mendekat sudah saya usir. Sedangkan pada saat kejadian ini, saya sedang istirahat, "jelasnya.
Pihak sekolah yang mendapat laporan warga langsung menjatuhkan sanksi pengeluaran.
Menurut keterangan Kepala Sekolah MTsN Kepanjen Kidul Ahmad Mukromin, pihaknya langsung memanggil orang tua siswa bersangkutan.
"Dan saat itu juga kedua pelajar bukan warga sekolah ini lagi, "ujarnya.
Mukromin mengaku hukuman yang dijatuhkan bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya sekolah juga pernah mengeluarkan sepasang siswa dengan kasus yang sama.
"Kami tidak bisa menoleransi perbuatan yang tidak senonoh seperti itu, "tegasnya.
Sementara Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Blitar, Imam Muchlis ketika dikonfirmasi mengaku belum mendengar peristiwa memalukan itu.
Untuk itu Muchlis berencana akan meminta penjelasan kepada kepala sekolah bersangkutan.
"Kami belum terima laporan. Namun secepatnya akan kita cari tahu. Terutama sebagai langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi, "ujarnya.
Tidak hanya dipaksa keluar ruang toilet Masjid Baitul Hakim, Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, oleh warga setempat, pelajar putri berinisial VV (14) kelas VII asal Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon dan HD (15) siswa kelas IX asal Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok juga dilaporkan ke pihak sekolah.
“Sekitar lima menit usai digedor, pintu kamar mandi akhirnya dibuka. Dan warga mendapati keduanya berada di dalam,” ujar Fatkhur Rohman, penjaga Masjid Baitul Hakim kepada wartawan, Jumat (20/9/2013).
Peristiwa memalukan itu berlangsung saat jam sekolah selesai. Berdasarkan keterangan saksi mata di lapangan, keduanya diduga sudah merencanakan perbuatan mesum tersebut.
Hal itu terlihat dari gerak gerik keduanya yang tergesa masuk ke dalam toilet, begitu merasa suasana sepi dan aman.
"Mereka tidak tahu, pada saat itu ada orang lain yang mengawasi, "terang Fatkhur.
Lokasi masjid dengan sekolah tempat kedua pelajar itu hanya berjarak 300 meter.
Fatkur mengakui toilet masjid yang masih dalam proses pembangunan itu menjadi tempat favorit pelajar yang hendak berbuat mesum.
"Namun sebelumnya, begitu mau mendekat sudah saya usir. Sedangkan pada saat kejadian ini, saya sedang istirahat, "jelasnya.
Pihak sekolah yang mendapat laporan warga langsung menjatuhkan sanksi pengeluaran.
Menurut keterangan Kepala Sekolah MTsN Kepanjen Kidul Ahmad Mukromin, pihaknya langsung memanggil orang tua siswa bersangkutan.
"Dan saat itu juga kedua pelajar bukan warga sekolah ini lagi, "ujarnya.
Mukromin mengaku hukuman yang dijatuhkan bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya sekolah juga pernah mengeluarkan sepasang siswa dengan kasus yang sama.
"Kami tidak bisa menoleransi perbuatan yang tidak senonoh seperti itu, "tegasnya.
Sementara Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Blitar, Imam Muchlis ketika dikonfirmasi mengaku belum mendengar peristiwa memalukan itu.
Untuk itu Muchlis berencana akan meminta penjelasan kepada kepala sekolah bersangkutan.
"Kami belum terima laporan. Namun secepatnya akan kita cari tahu. Terutama sebagai langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi, "ujarnya.
(lns)