Mahasiswi aborsi tewas tindakan konyol
A
A
A
Sindonews.com - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur Anton Timo menyesali tindakan Martini Maria Kono alias Tini (21), mahasiswi semester lima Jurusan Kimia yang tewas karena melakukan aborsi.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Apalagi korban adalah seorang mahasiswi yang sedang menuntut ilmu," kata Anton, kepada wartawan, usai melayat dan mengurus jasad kedua korban untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Eban, Kabupaten TTU, Senin (16/9/2013).
Ditambahkan dia, kematian dengan cara melakukan aborsi merupakan tindak konyol. Apalagi, tindakan itu akibat hubungan gelap. "Kita belum tahu apa motifnya. Tapi dugaan sementara, korban mengakhiri hidupnya dengan cara aborsi," tandasnya.
Sementara itu, kerabat korban Wilibrodus Fanu menyatakan, korban diketahui menjalin hubungan asmara dengan seorang pria asal Kefamenanu TTU. "Dia punya pacar asal Kefamenanu, dan masih satu kampung," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, tidak diperoleh kejelasan apakah polisi akan mengusut pria yang telah menghamili korban itu.
Saat ini, jasad kedua korban yang sebelumnya disemayamkan di rumah sakit Bayangkara Kupang untuk dilakukan otopsi sudah diserahkan ke pihak keluarganya.
Tini tewas diduga melakukan aborsi pada Sabtu 14 September 2013, di Jalan Irian Jaya, Gang Markisa, Kelurahan Fatubesi, Kota Kupang. Di dekat jenazah Tini, ditemukan jasad bayi yang baru dikeluarkan paksa.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Apalagi korban adalah seorang mahasiswi yang sedang menuntut ilmu," kata Anton, kepada wartawan, usai melayat dan mengurus jasad kedua korban untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Eban, Kabupaten TTU, Senin (16/9/2013).
Ditambahkan dia, kematian dengan cara melakukan aborsi merupakan tindak konyol. Apalagi, tindakan itu akibat hubungan gelap. "Kita belum tahu apa motifnya. Tapi dugaan sementara, korban mengakhiri hidupnya dengan cara aborsi," tandasnya.
Sementara itu, kerabat korban Wilibrodus Fanu menyatakan, korban diketahui menjalin hubungan asmara dengan seorang pria asal Kefamenanu TTU. "Dia punya pacar asal Kefamenanu, dan masih satu kampung," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, tidak diperoleh kejelasan apakah polisi akan mengusut pria yang telah menghamili korban itu.
Saat ini, jasad kedua korban yang sebelumnya disemayamkan di rumah sakit Bayangkara Kupang untuk dilakukan otopsi sudah diserahkan ke pihak keluarganya.
Tini tewas diduga melakukan aborsi pada Sabtu 14 September 2013, di Jalan Irian Jaya, Gang Markisa, Kelurahan Fatubesi, Kota Kupang. Di dekat jenazah Tini, ditemukan jasad bayi yang baru dikeluarkan paksa.
(san)