'Dikuasai' grandong, Pelabuhan Cirebon lumpuh 5 jam

Jum'at, 30 Agustus 2013 - 18:57 WIB
Dikuasai grandong, Pelabuhan...
'Dikuasai' grandong, Pelabuhan Cirebon lumpuh 5 jam
A A A
Sindonews.com - Satu peleton TNI dari Kodim 0614 Kota Cirebon berjaga di sekitar Pelabuhan Cirebon, menyusul aksi demonstrasi ratusan pencari sisa batu bara (grandong). Aksi itu sendiri menyebabkan truk-truk pengangkut batu bara tidak dapat masuk pelabuhan sehingga aktivitas bongkar pun lumpuh.

Setidaknya selama sekira lima jam sejak pukul 10.00 WIB hingga 15.00 WIB, truk-truk yang sedianya akan memuat batu bara tak bisa melewati pintu 3 Pelabuhan Cirebon. Laju mereka dihadang massa (grandong) yang menguasai pintu tersebut. Puluhan personel TNI pun kemudian berusaha menahan mereka bertindak lebih jauh dengan mengawal aksinya.

Rata-rata grandong sendiri merupakan warga sekitar pelabuhan atau warga pesisir. Mereka melatari aksi dengan tuntutan penambahan sisa batu bara dari salah satu perusahaan yang bergerak di bidang angkutan batu bara, PT ABRA. Mereka menilai, ada pengurangan sisa batu bara dari sebelumnya.

Salah satu grandong, Supri (29), warga Pesisir Utara, Kota Cirebon, mengaku, mereka tengah berupaya agar PT ABRA, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang angkutan batu bara, mengembalikan jatah batu bara sisa yang telah dikurangi. Aksi itu sendiri telah direncanakan sebelumnya, bahkan sejak semalam mereka telah berkumpul.

“Biasanya kami dapat 800 sak karung sisa batu bara. Tapi ABRA mengurangi jadi 500 sak karung saja, otomatis pendapatan kami pun berkurang,” cetus dia, Jumat (30/8/2013).

Menurutnya, dari lima perusahaan angkutan batu bara yang kerap sandar di Pelabuhan Cirebon, hanya PT ABRA yang mengurangi jatah bagi grandong. Karenanya, mereka menyesalkan tindakan itu dan berharap dikembalikan ke porsi semula, bahkan ditambah.

Supri sendiri mengaku sempat mengikuti aksi pemblokiran pintu masuk pelabuhan. Namun karena ditahan anggota TNI, dia pun memisahkan diri sejenak untuk mengambil kesempatan mencari sisa batu bara.

“Kalau diam saja di pintu pelabuhan, saya enggak dapat uang. Nanti setelah ini juga saya kembali ke rombongan kok,” ujar dia.

Supri menyebutkan, rata-rata dalam sehari dia memperoleh 5-6 sak karung berisi sisa batu bara yang dijual Rp10 ribu/karung kepada pengepul.

Sementara itu, Kasdim 0614 Kota Cirebon, Mayor Arm Yogo Widiatmoko menyatakan, aksi tersebut mengandung ancaman terbesar berupa terhentinya perekonomian Cirebon. Karena itu, menurut dia, seharusnya Pelindo juga turut berperan dalam pengamanan kawasan Pelabuhan Cirebon.

“Kami turunkan satu peleton untuk berjaga dan memonitor di Pelabuhan Cirebon, setidaknya selama 24 jam atau hingga kondisi stabil. Hal ini bisa menganggu stabilitas, tapi kami juga minta Pelindo memberikan jaminan pengamanan di pelabuhan ini sendiri,” tegas dia.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0910 seconds (0.1#10.140)