Tedjowulan tanggapi dingin masalah DIS
A
A
A
Sindonews.com - Mahapatih Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) KGPH Panembahan Agung Tedjowulan, menanggapi dingin gugatan terhadap pengembalian Daerah Istimewa Surakarta (DIS) yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh warga dan Lembaga Dewan Adat.
Tedjowulan mengaku tidak terlalu memikirkan secara serius persoalan itu, meskipun ia tahu gugatan telah sampai pada tahap persidangan di MK.
Menurutnya, pengembalian DIS kepada Keraton Kasunanan Surakarta tersebut memang sulit terjadi, karena akan muncul banyak hambatan.
Pihaknya juga tidak menampik pengembalian DIS itu dikabulkan oleh MK bakal menyisakan masalah tersendiri bagi keraton.
“Kalau dikembalikan de DIS, berarti akan mencontoh Keraton Jogja, akan tetapi yang menjadi pertanyaan siapa yang nanti yang mau jadi gubernur,” ucap Tedjowulan Saat ditemui wartawan, Jumat (30/8/2013) siang.
Ia juga mengatakan jika nantinya DIS dikabulkan oleh MK, nantinya apakah daerah sekitar seperti Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen mau bergabung dengan Keraton Solo.
Mengingat saat ini daerah-daerah tersebut telah memiliki Pemerintahan tersendiri secara otonomi.
Meskipun demikian, pihaknya tetap menyambut baik, jika gugatan yang dilayangkan ke MK tersebut dikabulkan. Pihaknya mengaku bakal menjalani sesuai dengan aturan dan putusan yang telah dikeluarkan oleh MK.
“Ya kalau dikabulkan kita ikuti saja aturannya yang berlaku, kan gampang,” pungkas Tedjowulan.
Sementara itu warga di daerah sekitar Keraton Kasunanan Surakarta, juga tidak terlalu menanggapi gugatan DIS tersebut. Menurut mereka gugatan DIS itu justru akan memperkeruh keadaan Keraton Solo yang saat ini masih dilanda konflik.
Salah seorang warga, Nartono, menyebutkan daripada mengurusi masalah DIS, ia berharap pihak keraton lebih memilih mengurusi konflik yang terjadi daripada mengurusi masalah DIS.
Ia mengatakan konflik yang berkepanjangan di tubuh keraton tersebut semakin hari semakin mengurangi kewaibawaan keraton sebagai pewaris budaya bangsa.
Tedjowulan mengaku tidak terlalu memikirkan secara serius persoalan itu, meskipun ia tahu gugatan telah sampai pada tahap persidangan di MK.
Menurutnya, pengembalian DIS kepada Keraton Kasunanan Surakarta tersebut memang sulit terjadi, karena akan muncul banyak hambatan.
Pihaknya juga tidak menampik pengembalian DIS itu dikabulkan oleh MK bakal menyisakan masalah tersendiri bagi keraton.
“Kalau dikembalikan de DIS, berarti akan mencontoh Keraton Jogja, akan tetapi yang menjadi pertanyaan siapa yang nanti yang mau jadi gubernur,” ucap Tedjowulan Saat ditemui wartawan, Jumat (30/8/2013) siang.
Ia juga mengatakan jika nantinya DIS dikabulkan oleh MK, nantinya apakah daerah sekitar seperti Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen mau bergabung dengan Keraton Solo.
Mengingat saat ini daerah-daerah tersebut telah memiliki Pemerintahan tersendiri secara otonomi.
Meskipun demikian, pihaknya tetap menyambut baik, jika gugatan yang dilayangkan ke MK tersebut dikabulkan. Pihaknya mengaku bakal menjalani sesuai dengan aturan dan putusan yang telah dikeluarkan oleh MK.
“Ya kalau dikabulkan kita ikuti saja aturannya yang berlaku, kan gampang,” pungkas Tedjowulan.
Sementara itu warga di daerah sekitar Keraton Kasunanan Surakarta, juga tidak terlalu menanggapi gugatan DIS tersebut. Menurut mereka gugatan DIS itu justru akan memperkeruh keadaan Keraton Solo yang saat ini masih dilanda konflik.
Salah seorang warga, Nartono, menyebutkan daripada mengurusi masalah DIS, ia berharap pihak keraton lebih memilih mengurusi konflik yang terjadi daripada mengurusi masalah DIS.
Ia mengatakan konflik yang berkepanjangan di tubuh keraton tersebut semakin hari semakin mengurangi kewaibawaan keraton sebagai pewaris budaya bangsa.
(lns)