Ratusan siswa SD 1 Sesetan mendapat pemulihan trauma

Kamis, 22 Agustus 2013 - 11:44 WIB
Ratusan siswa SD 1 Sesetan...
Ratusan siswa SD 1 Sesetan mendapat pemulihan trauma
A A A
Sindonews.com - Ratusan siswa SD Negeri I Sesetan, Denpasar, Bali, yang turut menjadi korban gas air mata saat eksekusi swalayan Karya Sari, hari ini mulai kembali ke sekolah. Hari ini, mereka nampak ceria, terlebih setelah diajak bermain bersama dan mendapat bingkisan buku dan makanan.

Suasana sekolah yang persis berhadapan dengan Swalayan Karya Sari Jalan Pulau Saelus Denpasar Selatan kini berangsur normal pasca eksekusi paska lahan dan bangunan yang disengkatan ahli waris Nyoman Handris Prasetya dan Kubu Putu Yudistira pada Selasa (20/8) lalu.

Sekira pukul 09.00 Wita, ratusan anak mulai kelas 1 sampai 6 diajak rileks sejenak oleh keluarga Handris yang datang dengan maksud membangkitkan semangat anak-anak yang sempat shock pasca eksekusi yang berakhir bentrok itu.

"Kami turut terpukul mengetahui anak-anak trauma setelah ikut terkena gas air mata saat berlangsung eksekusi lahan milik keluarga saya waktu lalu," ujar Anik Yuniawati Handris Prasetya, istri pemilik Swalayan Karya Sari Sesetan Letkol (Purn) Nyoman Handris Prasetya, Kamis (22/8/2013).

Karenanya, pihaknya ingin mengajak bergembira bernyanyi bermain bersama anak-anak untuk melupakan kejadian itu dan memulihkan trauma mereka. Anak-anak juga diberi bingkisan buku tulis, susu, jajan dan minuman ringan.

Sebagai wanita dan seorang ibu, lanjutnya, hatinya terenyuh mengetahui siswa SD yang berada tak jauh dari lokasi histeris ketakutan terkena gas air mata yang dimuntahkan petugas kepolisian.

Kegiatan pemulihan siswa ini juga melibatkan psikolog guna membantu memulihkan kondisi psikologis mereka.

Pihak Kepala Sekolah Nyoman Denum Niati menyatakan, saat ini kondisi psikis siswanya mulai berangsur pulih dan mereka kembali ceria seperti biasa. Anak-anak sudah bisa melupakan traumatik pascaterkena gas air mata saat eksekusi Swalayan Karya Sari yang berakhir bentrok.

"Saat itu, anak-anak histeris dan ketakutan karena ikut terkena gas air mata , situasi panik mereka mencari orang tuanya kebetulan belum menjemput di sekolah," terangnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)