Pengibaran bendera GAM di Aceh kritik bagi pemerintah

Kamis, 15 Agustus 2013 - 20:42 WIB
Pengibaran bendera GAM di Aceh kritik bagi pemerintah
Pengibaran bendera GAM di Aceh kritik bagi pemerintah
A A A
Sindonews.com - Anggota Komisi I DPR RI Susaningtyas NH Kertopati menilai pengibaran bendera bintang bulan, bekas bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM), di Aceh, dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan rakyat Aceh.

"Menurut saya tentu aksi tersebut ada yang menggerakan, baik berlandaskan kepentingan kelompok atau pribadi yang mengatasnamakan rakyat semesta," ujar wanita yang akrab disapa Nuning Kertopati, melalui pesan singkatnya kepada Sindonews, Kamis (15/8/2013).

Kendati begitu, dia melihat aksi sekelompok orang itu sebagai kritik terhadap pemerintah pusat. Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi diri.

"Apakah pemerintah sudah melaksanakan pemerataan dalam mengurus Aceh tersebut, pemerataan yang integrated pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, keamanan dan budaya?" kritiknya.

Khusus untuk masyarakat Aceh, politikus Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini mengajak mereka yang setia dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), untuk tetap setia di bawah bendera merah putih.

"Saya bukan mengimbau, tetapi mengajak tepatnya agar rakyat Aceh masih setia kepada NKRI. Belum tentu berpisah dengan NKRI lebih baik," tuntasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, bendera bintang bulan berkibar disela-sela merah putih. Pengibaran bendera GAM itu, menyusul sewindu perdamaian Aceh.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pengibaran bendera GAM terlihat di Gampong Meunasah Krueng dan Krueng Seunong, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara.

Bendera yang sudah disahkan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menjadi provinsi Aceh itu, berkibar diantara bendera merah putih. Bahkan, hingga berita ini diturunkan, bendera itu masih berkibar.

"Bendera (bulan bintang) berkibar sejak Selasa malam hingga sekarang masih berkibar," jelas seorang warga setempat yang takut disebut namanya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5542 seconds (0.1#10.140)