Polisi damaikan kelompok bertikai di Bajoe

Selasa, 13 Agustus 2013 - 21:13 WIB
Polisi damaikan kelompok bertikai di Bajoe
Polisi damaikan kelompok bertikai di Bajoe
A A A
Sindonews.com - Aksi pelemparan bom kembali terjadi dan membakar rumah warga, pada Selasa 13 Agustus 2013 dini hari. Aksi pelaku teror itu merupakan kedua kalinya. Namun, sejauh ini aparat kepolisian belum juga menangkap pelaku yang membuat warga sekitar terpaksa mengungsi tersebut.

Kendati begitu, berbagai langkah untuk meredam meluasnya teror dan konflik, aparat kepolisian beserta pemerintah kelurahan telah melakukan upaya dengan mempertemukan mereka yang bertikai untuk jalan damai.

Selanjutnya, dua kelompok yang bertikai dengan mengundang tokoh agama dan tokoh masyarakat berkumpul di Kantor Kelurahan Bajoe. Pertemuan yang dipimpin Wakapolres Bone Kompol Agung Kanigoro N, itu menyatakan masing-masing kelompok untuk menahan diri. Namun, sebagian warga menuntut pelaku pelemparan bom ditangkap.

Menurut warga, masalah perang kelompok ini harus diselesaikan sampai tuntas dengan menangkap pengebom. Meskipun perdamaian yang diselesaikan oleh pemerintah dan kepolisian, namun itu tidak akan bertahan lama. Karena, pelaku pelemparan bom masih berkeliaran. Apalagi ada korban yang kritis yang masih dirawat di rumah sakit.

"Kedua belah pihak telah menandatangani isi kesepakatan agar menahan diri dan tidak lagi terjadi hal-hal yang dapat memicu pertikaian. Kedua belah pihak juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, dan menyerahkan semua proses hukum kepada pihak kepolisian," ujar Agung Kanigoro, kepada wartawan, Selasa (13/8/2013).

Ditambahkan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan guna penyelidikan, personelnya telah dikerahkan untuk melakukan pengamanan di sekitar lokasi kejadian.

Sementara itu, upaya penyelidikan Polres Bone mengungkap kasus pertikaian ini mengalami kebuntuan. Pasalnya para pelaku diduga pengebom melarikan diri pergi melaut. Sehingga, polisi melakukan alternatif dengan mendamaikan keduanya untuk sementara agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Pemerhati sosial Muhammad Rusdi menjelaskan, polisi lamban menangani masalah pertikaian antar kelompok itu dan melakukan pencegahan sejak dini. Sebab, bentrokan itu sudah terjadi lama, yakni sejak Ramadan.

"Polres Bone yang dipimpin Kapolres AKBP Andria R Martinus juga tidak pernah melakukan kegiatan sosialisasi sadar hukum kepada masyarakat, utamanya para warga pinggiran di lokasi konflik," tandasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6046 seconds (0.1#10.140)