Satu keluarga tewas keracunan asap perapian
A
A
A
Sindonews.com - Nahas dialami sekeluarga yang akan berwisata menikmati pemandangan matahari terbit (sunrise) di Gunung Bromo. Pasangan suami - istri (pasutri) serta seorang anak balitanya tewas di dalam kamar homestay di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Ketiga korban yakni Madali (45), Maseni (40) dan Ramadhan (4), ditemukan tewas dalam kondisi lemas. Diduga, korban keracunan karbon monoksida yang berasal dari tungku perapian arang.
Asap beracun ini terhirup korban di dalam kamar yang tertutup rapat. Mereka sengaja membawa tungku perapian untuk mengusir hawa dingin yang menusuk tubuh.
Sesaat setelah ditemukan keluarganya dalam kondisi lemas, ketiga korban sempat dievakuasi di Puskesmas Tosari. Namun nyawa korban tidak berhasil diselamatkan.
Keterangan yang dihimpun, sekeluarga asal Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, ini sedianya akan berlibur di Gunung Bromo melalui jalur Tosari. Mereka menyewa homestay milik warga Desa Ngadiwono. Untuk mengusir hawa dingin, mereka menyalakan tungku perapian yang berasal dari arang.
Sembari menunggu waktu matahari terbit, mereka tidur di dalam kamar. Nahasnya, tungku perapian tersebut juga dimasukkan ke dalam kamar yang tertutup rapat.
Keluarga baru mengetahui, saat korban dibangunkan untuk menuju puncak penanjakan menggunakan mobil jeep khusus wisatawan Gunung Bromo.
"Kami menginap di dua kamar yang berbeda. Kami memang menggunakan tungku perapian untuk mengusir hawa dingin. Kami tidak menyangka, rencana berlibur akan berakhir seperti ini," kata Amalia, 22, anak korban yang selamat, Senin (12/8/2013).
Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Supriyono mengungkapkan, pihaknya sudah meminta keterangan saksi-saksi. Dugaan sementara, penyebab kematian ketiga korban karena menghirup udara yang mengandung karbon monoksida dari pembakaran arang.
"Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Mereka menyadari bahwa musibah ini karena unsur kecelakaan," kata Kasat Reskrim, Supriyono.
Ketiga korban yakni Madali (45), Maseni (40) dan Ramadhan (4), ditemukan tewas dalam kondisi lemas. Diduga, korban keracunan karbon monoksida yang berasal dari tungku perapian arang.
Asap beracun ini terhirup korban di dalam kamar yang tertutup rapat. Mereka sengaja membawa tungku perapian untuk mengusir hawa dingin yang menusuk tubuh.
Sesaat setelah ditemukan keluarganya dalam kondisi lemas, ketiga korban sempat dievakuasi di Puskesmas Tosari. Namun nyawa korban tidak berhasil diselamatkan.
Keterangan yang dihimpun, sekeluarga asal Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, ini sedianya akan berlibur di Gunung Bromo melalui jalur Tosari. Mereka menyewa homestay milik warga Desa Ngadiwono. Untuk mengusir hawa dingin, mereka menyalakan tungku perapian yang berasal dari arang.
Sembari menunggu waktu matahari terbit, mereka tidur di dalam kamar. Nahasnya, tungku perapian tersebut juga dimasukkan ke dalam kamar yang tertutup rapat.
Keluarga baru mengetahui, saat korban dibangunkan untuk menuju puncak penanjakan menggunakan mobil jeep khusus wisatawan Gunung Bromo.
"Kami menginap di dua kamar yang berbeda. Kami memang menggunakan tungku perapian untuk mengusir hawa dingin. Kami tidak menyangka, rencana berlibur akan berakhir seperti ini," kata Amalia, 22, anak korban yang selamat, Senin (12/8/2013).
Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Supriyono mengungkapkan, pihaknya sudah meminta keterangan saksi-saksi. Dugaan sementara, penyebab kematian ketiga korban karena menghirup udara yang mengandung karbon monoksida dari pembakaran arang.
"Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Mereka menyadari bahwa musibah ini karena unsur kecelakaan," kata Kasat Reskrim, Supriyono.
(rsa)