Dilantik, Ganjar ingin tiru Jokowi
A
A
A
Sindonews.com - Pelantikan Ganjar Pranowo dan Heru Sujadmoko sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah segera dilaksanakan, 23 Agustus mendatang.
Seperti Gubenur DKI Jakarta Joko Widodo, Ganjar pun ingin pelantikannya dilaksanakan murah, sederhana dan bisa mengakomodir masyarakat yang ingin datang menyaksikan.
Menurut Ganjar halaman Gedung DPRD Jateng yang luas bisa menjadi panggung terbuka untuk upacara pelantikannya nanti. Di sana cukup menempatkan sejumlah kursi bagi masyarakat dan pendukung yang ingin melihat prosesi pelantikan secara langsung.
"Bisa di halaman DPRD Jateng, ada kursi dan lain lain untuk menonton. La pendukungku akeh soale, wong - wong ndeso podo pengen teko (pendukungku banyak orang - orang desa ingin datang) terus bagaimana. Mosok sih Pak sekali - kali cuman lima tahun sepisan arep ndelok we angel (cuma lima tahun sekali mau lihat saja susah). Ya sudah saya agak gimana perasaannya (setelah mendengar hal itu)," ujarnya kepada wartawan usai mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Senin (5/8/2013).
Terkait anggaran untuk yang mencapai Rp1 miliar, Ganjar mengatakan dana itu terlalu berlebihan. Untuk menghemat biaya, Ganjar justru menginginkan sebuah pelantikan sederhana dan terbuka bagi semua masyarakat.
Menurutnya besaran biaya yang telah dialokasikan ini akan terasa bermanfaat apabila digunakan untuk masyarakat.
"Yawes begini aja ditemplekin (sambil mempraktekkan seorang pejabat yang biasa dilantik). (Penghematan anggaran) Setuju setuju, dan nek iso ra mbayar (kalau bisa tidak membayar). Sederhana saja dan nek iso ra mbayar pokoke (kalau bisa tidak membayar pokoknya), nek ra mbayar aku seneng (kalau tidak membayar saya malah senang). Jelas untuk masyarakat saja (biayanya)," tukasnya.
Biaya anggaran yang berlebihan diakuinya juga pernah dialami dalam pengadaan mobil dinas untuk bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng terpilih.
Ganjar sebenarnya juga memiliki keinginan untuk lebih memanfaatkan moda transportasi lama yang masih ada dan bisa digunakan. Namun karena terbentur peraturan, mau tidak mau dia harus menerima moda baru itu.
Tentu dengan biaya anggaran yang lebih murah daripada yang ditawarkan senilai Rp6,5 miliar untuk dua mobil. Masing - masing untuk Gubernur dan Wakil Gubernur.
"La wong saya saja (sebelumnya) mau diberi mobil senilai Rp6,5 miliar untuk beli dua mobil gubernur dan wakil pemda (pemerintah daerah). Saya bilang pakai yang lama saja, enggak Pak enggak bisa, karena ada aturan untuk membeli. Saya beli kijang saja, biar bisa ngirit sampai Rp5 miliar," urainya.
Lanjut Ganjar pihaknya saat ini menunggu hari pelantikan itu, terlebih surat Keputusan Presiden (Keppres) soal pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur juga telah turun. Dan mengenai teknis pelantikan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada DPRD Jateng.
"Setahu saya sudah (surat pengangkatan dan pelantikan yang diajukan oleh DPRD Jateng). Kemarin ada bendel yang diberikan kepada saya, dan jauh sebelumnya juga sudah ketemu dengan Mendagri (Gamawan Fauzi) karena mitra saya dan ini Keppresnya juga sudah turun. Meskipun belum diantar ke sini, dan Pak Sudi Silalahi juga sudah ngabari. Teknis dan lainnya kita serahkan ke DPRD," ujar Ganjar
Seperti Gubenur DKI Jakarta Joko Widodo, Ganjar pun ingin pelantikannya dilaksanakan murah, sederhana dan bisa mengakomodir masyarakat yang ingin datang menyaksikan.
Menurut Ganjar halaman Gedung DPRD Jateng yang luas bisa menjadi panggung terbuka untuk upacara pelantikannya nanti. Di sana cukup menempatkan sejumlah kursi bagi masyarakat dan pendukung yang ingin melihat prosesi pelantikan secara langsung.
"Bisa di halaman DPRD Jateng, ada kursi dan lain lain untuk menonton. La pendukungku akeh soale, wong - wong ndeso podo pengen teko (pendukungku banyak orang - orang desa ingin datang) terus bagaimana. Mosok sih Pak sekali - kali cuman lima tahun sepisan arep ndelok we angel (cuma lima tahun sekali mau lihat saja susah). Ya sudah saya agak gimana perasaannya (setelah mendengar hal itu)," ujarnya kepada wartawan usai mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Senin (5/8/2013).
Terkait anggaran untuk yang mencapai Rp1 miliar, Ganjar mengatakan dana itu terlalu berlebihan. Untuk menghemat biaya, Ganjar justru menginginkan sebuah pelantikan sederhana dan terbuka bagi semua masyarakat.
Menurutnya besaran biaya yang telah dialokasikan ini akan terasa bermanfaat apabila digunakan untuk masyarakat.
"Yawes begini aja ditemplekin (sambil mempraktekkan seorang pejabat yang biasa dilantik). (Penghematan anggaran) Setuju setuju, dan nek iso ra mbayar (kalau bisa tidak membayar). Sederhana saja dan nek iso ra mbayar pokoke (kalau bisa tidak membayar pokoknya), nek ra mbayar aku seneng (kalau tidak membayar saya malah senang). Jelas untuk masyarakat saja (biayanya)," tukasnya.
Biaya anggaran yang berlebihan diakuinya juga pernah dialami dalam pengadaan mobil dinas untuk bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng terpilih.
Ganjar sebenarnya juga memiliki keinginan untuk lebih memanfaatkan moda transportasi lama yang masih ada dan bisa digunakan. Namun karena terbentur peraturan, mau tidak mau dia harus menerima moda baru itu.
Tentu dengan biaya anggaran yang lebih murah daripada yang ditawarkan senilai Rp6,5 miliar untuk dua mobil. Masing - masing untuk Gubernur dan Wakil Gubernur.
"La wong saya saja (sebelumnya) mau diberi mobil senilai Rp6,5 miliar untuk beli dua mobil gubernur dan wakil pemda (pemerintah daerah). Saya bilang pakai yang lama saja, enggak Pak enggak bisa, karena ada aturan untuk membeli. Saya beli kijang saja, biar bisa ngirit sampai Rp5 miliar," urainya.
Lanjut Ganjar pihaknya saat ini menunggu hari pelantikan itu, terlebih surat Keputusan Presiden (Keppres) soal pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur juga telah turun. Dan mengenai teknis pelantikan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada DPRD Jateng.
"Setahu saya sudah (surat pengangkatan dan pelantikan yang diajukan oleh DPRD Jateng). Kemarin ada bendel yang diberikan kepada saya, dan jauh sebelumnya juga sudah ketemu dengan Mendagri (Gamawan Fauzi) karena mitra saya dan ini Keppresnya juga sudah turun. Meskipun belum diantar ke sini, dan Pak Sudi Silalahi juga sudah ngabari. Teknis dan lainnya kita serahkan ke DPRD," ujar Ganjar
(lns)