Rapat menteri bahas hotspot di Riau
A
A
A
Sindonews.com - Meningkatnya jumlah hotspot di Riau menjadi salah satu pembahasan utama dalam rapat koordinasi tingkat menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono.
Dalam rapat dihadiri, jajaran Kemenkes, Kemen PU, Kemensos, TNI, Polri, Basarnas dan BNPB itu juga dibahas berbagai bencana yang terjadi sejak Juni-Juli 2013.
"Kami menyampaikan mengenai dampak asap yakni berpengaruh pada penurunan kualitas udara akibat hotspot itu," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (23/7/2013).
Menurutnya, pihaknya juga telah menyampaikan penurunan jumlah hotspot untuk hari ini. Senin 22 Juli sebanyak 175 hotspot, hari ini mulai menurun yakni 165 titik antara lain di Rohil 41, bengkalis 28, siak 21, Pelalawan 20, Rohul 19, Inhul 19, Dumai 9, Kampar 4, Inhil 4, Kuansing 1.
"Kami sampaikan juga bahwa angin dominan ke arah utara dan timur laut sehingga asap tersebar di Riau hingga sebagian Selat Malaka dan Malaysia. Sebagian wilayah di pantai barat Malaysia mengalami penurunan kualitas udara. Untuk di Singapura kualitas udara masih sehat," jelas Sutopo.
Penanggulangan bencana asap di Riau terus dilakukan. Untuk hujan buatan disiapkan satu pesawat Hercules dan empat pesawat Casa.
Tiga helicopter Bolco dan satu pesawat Sikorsky untuk water bombing terus beroperasi setiap harinya.
"Pada 25 Juli akan dilakukan rakor kesiapsiagaan bencana asap di Palembang untuk wilayah Sumatera, dan 30 Juli di Palangkaraya untuk wilayah Kalimantan. Ancaman bencana asap puncaknya terjadi selama Agustus-Oktober," jelas Sutopo.
Sementara itu, BMKG menyampaikan siklon tropis di utara khatulistiwa masih mengancam hingga September 2013.
Puncaknya pada Agustus 2013 yang paling banyak terjadi siklon tropis.
Siklon tropis adalah fenomena atmsofer berperan membentuk pola cuaca sekitarnya. Adanya siklon tropis tersebut akan menarik semua massa udara dan asap sehingga dapat melintasi Singapura dan Malaysia seperti kejadian pada Juni 2013.
Dalam rapat dihadiri, jajaran Kemenkes, Kemen PU, Kemensos, TNI, Polri, Basarnas dan BNPB itu juga dibahas berbagai bencana yang terjadi sejak Juni-Juli 2013.
"Kami menyampaikan mengenai dampak asap yakni berpengaruh pada penurunan kualitas udara akibat hotspot itu," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (23/7/2013).
Menurutnya, pihaknya juga telah menyampaikan penurunan jumlah hotspot untuk hari ini. Senin 22 Juli sebanyak 175 hotspot, hari ini mulai menurun yakni 165 titik antara lain di Rohil 41, bengkalis 28, siak 21, Pelalawan 20, Rohul 19, Inhul 19, Dumai 9, Kampar 4, Inhil 4, Kuansing 1.
"Kami sampaikan juga bahwa angin dominan ke arah utara dan timur laut sehingga asap tersebar di Riau hingga sebagian Selat Malaka dan Malaysia. Sebagian wilayah di pantai barat Malaysia mengalami penurunan kualitas udara. Untuk di Singapura kualitas udara masih sehat," jelas Sutopo.
Penanggulangan bencana asap di Riau terus dilakukan. Untuk hujan buatan disiapkan satu pesawat Hercules dan empat pesawat Casa.
Tiga helicopter Bolco dan satu pesawat Sikorsky untuk water bombing terus beroperasi setiap harinya.
"Pada 25 Juli akan dilakukan rakor kesiapsiagaan bencana asap di Palembang untuk wilayah Sumatera, dan 30 Juli di Palangkaraya untuk wilayah Kalimantan. Ancaman bencana asap puncaknya terjadi selama Agustus-Oktober," jelas Sutopo.
Sementara itu, BMKG menyampaikan siklon tropis di utara khatulistiwa masih mengancam hingga September 2013.
Puncaknya pada Agustus 2013 yang paling banyak terjadi siklon tropis.
Siklon tropis adalah fenomena atmsofer berperan membentuk pola cuaca sekitarnya. Adanya siklon tropis tersebut akan menarik semua massa udara dan asap sehingga dapat melintasi Singapura dan Malaysia seperti kejadian pada Juni 2013.
(lns)