Ini modus pria Jepang untuk gauli ABG Jembrana
A
A
A
Sindonews.com - Kasus perdagangan anak di bawah umur di Kabupaten Jembrana , Bali, cukup mencengangkan banyak pihak. Hal itu karena banyaknya korban yang kebanyakan merupakan pelajar SMP dan SMA.
Bahkan, pelaku yang warga negara Jepang itu mengiming - imingi korban dengan bayaran Rp20 Juta untuk sekali kencan.
Dugaan Kasus perdagangan anak di kabupaten berjuluk "bumi makepung" ini tengah didalami Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali.
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirat, secara khusus datang ke Jembrana guna melakukan penelusuran atas kasus yang melibatkan warga asing asal Jepang. Sebut saja M.
“Saya yakin ada kejahatan human traffiking terhadap anak-anak di Jembrana dan itu dilakukan secara terstruktur. Ini didapat dari pengakuan para korban,” ujar Arist, Minggu (14/7/2013) malam.
Seorang korban sebut saja Bunga, mengenal pelaku dari sang bibi di sebuah gudang milik pelaku di Kecamatan Jembrana. Dia diimingi uang Rp5 juta untuk sekali kencan. Setelah korban diajak berhubungan intim diminta pelaku untuk berfose bertelanjang dada.
Untuk aksi ini pelaku memberi imbalan kepada korban uang sebesar Rp2 juta. Selain itu, korban juga diberi uang Rp1 juta untuk memijit tubuh pelaku. Rupanya, setelah tiga kali mengencani Bunga, pelaku mencari mangsa lain dengan iming-iming uang dalam jumlah besar.
"Korban mengaku sudah tiga kali diajak berhubungan intim pelaku dan dari tiga kali berhubungan itu korban menerima uang Rp17 juta lebih," sebutnya.
Berdasar pengakuan korban, sambung Arist, banyak temannya juga diajak berhubungan intim dengan pelaku. Kesemua korban selalu diberi imbalan besar oleh pelaku. "Bahkan ada sekali main diberikan sampai Rp 20 juta," imbuhnya.
Jumlah ini, tentunya cukup besar, apalagi buat ABG di sebuah kota kecil seperti di Jembaran. "Siapa saja pasti tergiur dengan uang sebesar itu. Apalagi latar belakang ekonomi keluarga korban pas-pasan,” katanya menambahkan.
Bahkan, pelaku yang warga negara Jepang itu mengiming - imingi korban dengan bayaran Rp20 Juta untuk sekali kencan.
Dugaan Kasus perdagangan anak di kabupaten berjuluk "bumi makepung" ini tengah didalami Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali.
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirat, secara khusus datang ke Jembrana guna melakukan penelusuran atas kasus yang melibatkan warga asing asal Jepang. Sebut saja M.
“Saya yakin ada kejahatan human traffiking terhadap anak-anak di Jembrana dan itu dilakukan secara terstruktur. Ini didapat dari pengakuan para korban,” ujar Arist, Minggu (14/7/2013) malam.
Seorang korban sebut saja Bunga, mengenal pelaku dari sang bibi di sebuah gudang milik pelaku di Kecamatan Jembrana. Dia diimingi uang Rp5 juta untuk sekali kencan. Setelah korban diajak berhubungan intim diminta pelaku untuk berfose bertelanjang dada.
Untuk aksi ini pelaku memberi imbalan kepada korban uang sebesar Rp2 juta. Selain itu, korban juga diberi uang Rp1 juta untuk memijit tubuh pelaku. Rupanya, setelah tiga kali mengencani Bunga, pelaku mencari mangsa lain dengan iming-iming uang dalam jumlah besar.
"Korban mengaku sudah tiga kali diajak berhubungan intim pelaku dan dari tiga kali berhubungan itu korban menerima uang Rp17 juta lebih," sebutnya.
Berdasar pengakuan korban, sambung Arist, banyak temannya juga diajak berhubungan intim dengan pelaku. Kesemua korban selalu diberi imbalan besar oleh pelaku. "Bahkan ada sekali main diberikan sampai Rp 20 juta," imbuhnya.
Jumlah ini, tentunya cukup besar, apalagi buat ABG di sebuah kota kecil seperti di Jembaran. "Siapa saja pasti tergiur dengan uang sebesar itu. Apalagi latar belakang ekonomi keluarga korban pas-pasan,” katanya menambahkan.
(rsa)