Keluarga Heri: Dia bukan penjahat Jalinsum
A
A
A
Sindonews.com - Pihak keluarga Erlika (19) alias Heri yang menjadi korban tembak dari aparat kepolisian Rupit, menyayangkan tindakan aparat keamanan.
Kakak sepupu Erlika, Amrullah, mengatakan pihak keluarga menyesalkan aksi penembakan tersebut. Sebab, informasi yang diperoleh korban saat kejadian berada di kebun karet karena asik menyadap karet.
"Dio (Heri) tu sepuluh betul orangnya dan bukan tersangka atau bandit besar yang dituduhkan aparat kepolisian," tegas Amrullah, Rabu, (3/7/2013).
Menurutnya, usai mendapatkan informasi kematian warga spontanitas melakukan aksi pembakaran Mapolsek. "Kita tidak suruh tetapi aksi spontan warga. Sehingga, kita inginkan pembuktian mana yang benar menurut polisi. Jika Heri bersalah tunjukkan buktinya," jelas dia.
Sedangkan, Soldi (40), Paman tersangka Heri menegaskan, pihak keluarga berharap agar kematian Heri diusut tuntas dan menyebut terjadi salah tangkap.
"Yang jelas polisi salah tangkap, sebab yang dicari Syaiful (kakak Heri). Tidak tahunya adiknya (Heri). Mereka berdua ini mirip mukanya. Kami minta diusut tuntas," kata Soldi.
Diberitakan sebelumnya, aksi pembakaran Kantor Polsek Rupit kembali terulang. Dua Kantor Mapolsek Rupit , dan Kantor Mapolsek Rawas Ulu di Daerah Otonomi Baru (DOB) Musi Rawas Utara (Muratara) dibakar ratusan warga, Selasa (2/7/2013).
Diketahui, kantor tersebut merupakan pinjaman eks kantor pajak Kementerian Keuangan. Pembakaran tersebut dilakukan warga Desa Karang Anyar, Muratara, Sumatera Selatan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, pembakaran kantor Mapolsek dilatarbelakangi penembakan terhadap pelaku kejahatan di Jalinsum, bernama Erlika (19) alias Heri, sore tadi sekira pukul 17.00 WIB, hingga tewas.
Kakak sepupu Erlika, Amrullah, mengatakan pihak keluarga menyesalkan aksi penembakan tersebut. Sebab, informasi yang diperoleh korban saat kejadian berada di kebun karet karena asik menyadap karet.
"Dio (Heri) tu sepuluh betul orangnya dan bukan tersangka atau bandit besar yang dituduhkan aparat kepolisian," tegas Amrullah, Rabu, (3/7/2013).
Menurutnya, usai mendapatkan informasi kematian warga spontanitas melakukan aksi pembakaran Mapolsek. "Kita tidak suruh tetapi aksi spontan warga. Sehingga, kita inginkan pembuktian mana yang benar menurut polisi. Jika Heri bersalah tunjukkan buktinya," jelas dia.
Sedangkan, Soldi (40), Paman tersangka Heri menegaskan, pihak keluarga berharap agar kematian Heri diusut tuntas dan menyebut terjadi salah tangkap.
"Yang jelas polisi salah tangkap, sebab yang dicari Syaiful (kakak Heri). Tidak tahunya adiknya (Heri). Mereka berdua ini mirip mukanya. Kami minta diusut tuntas," kata Soldi.
Diberitakan sebelumnya, aksi pembakaran Kantor Polsek Rupit kembali terulang. Dua Kantor Mapolsek Rupit , dan Kantor Mapolsek Rawas Ulu di Daerah Otonomi Baru (DOB) Musi Rawas Utara (Muratara) dibakar ratusan warga, Selasa (2/7/2013).
Diketahui, kantor tersebut merupakan pinjaman eks kantor pajak Kementerian Keuangan. Pembakaran tersebut dilakukan warga Desa Karang Anyar, Muratara, Sumatera Selatan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, pembakaran kantor Mapolsek dilatarbelakangi penembakan terhadap pelaku kejahatan di Jalinsum, bernama Erlika (19) alias Heri, sore tadi sekira pukul 17.00 WIB, hingga tewas.
(rsa)