Pengungsi Syiah diungsikan Ke Puspa Agro

Kamis, 20 Juni 2013 - 23:27 WIB
Pengungsi Syiah diungsikan Ke Puspa Agro
Pengungsi Syiah diungsikan Ke Puspa Agro
A A A
Sindonews.com - Kedatangan rombongan pengungsi Syiah Sampang yang dipindahkan ke Rusun Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (20/6/2013) malam, disertai dengan hujan deras.

Wajah mereka tampak lelah tanpa ekspresi, namun kaki mereka harus menapak di tempat baru yang disediakan dan tanpa kejelasan sampai kapan mereka disana.

Bukan hanya tas berisi pakaian saja yang dibawa, binatang ternak seperti ayam juga dibawa serta. Burung piaraan di dalam sangkar juga ikut menemani mereka di tempat baru. Beberapa wanita paruh baya tampak pucat dan langsung duduk di karpet berwarna biru di lantai.

Adapula yang langsung rebahan diatas karpet untuk menghilangkan penat. Beberapa petugas dari Dinas Sosial Pemkab Sampang dan BPBD ikut memapah ibu-ibu yang baru turun dari dua bus. Pengungsi kemudian diberi nasi bungkus dan air mineral menunggu pembagian kamar yang disediakan bagi mereka.

Beberapa anak pengungsi tampak bermain dan makan dengan lahap, mereka belum tahu kondisi yang saat ini dihadapi orang tuanya. Tampak juga beberapa bayi yang ditidurkan diatas karpet tanpa bantal setelah lebih dari 4 jam menempuh perjalanan dari Sampang. "Nanti kami akan tidur dimana," ujar salah satu ibu-ibu pengungsi paruh baya.

Adapula pengungsi yang bersandar di tembok untuk melepas penat. Barang-barang bawaannya ditumpuk disamping. Dengan bahasa Madura, beberapa diantara dari mereka tampak bergumam kenapa sampai diungsikan ke Sidoarjo. "Kami ingin pulang ke kampung halaman dan hidup seperti dulu lagi," ujar pengungsi lainnya.

Iqlil Almilal, salah satu tokoh Syiah mengaku pengungsi akan kebingungan dan merasa dipenjara saat tinggal di Rusun Puspa Agro, karena tujuan dari mereka adalah pulang kampung. "Kami hanya ingin pulang kampung," ujarnya.

Pengungsi lebih memilih tinggal di kampung halamannya, meski tinggal di gubuk reyot daripada tinggal di Rusun tanpa ada kejelasan. Pengungsi akan berbuat apa selama tinggal di rusun dan akan bekerja apa.

Selama ini mereka bertahan di GOR Sampang dan tidak mau dipindahkan ke Rusun Puspa Agro karena dekat dengan kampung halamannya. Mereka merasa dipaksa pindah ke Rusun Pusa Agro, karena saat berada di GOR ada pengunjukrasa dan kyai yamg diizinkan masuk ke GOR.

Pengungsi sempat terkecoh karena saat berada di GOR dan ada unjukrasa, mendapat informasi kalau Gubernur Jatim Soekarwo akan merelokasi pengungsi ke Puspa Agro, Kenyatannya, lanjut Iqlil, Gubernur tidak pernah meminta pengungsi untuk pindah.

Iqlil dan beberapa orang lainnya, diboyong terlebih dulu ke Puspa Agro karena mendengar kabar kalau Gubernur akan merelokasi pengungsi. "Saya rombongan pertama tiba pukul 14.00 WIB bersama dengan beberapa pengungsi lainnya," ujar pria berprawakan kuus itu.

Pengungsi juga tidak diberitahu sampai kapan mereka akan ditempatkan di Rusun yang dikelola BUMD milik Pemprov Jatim itu. Namun, jika tidak ada kejelasan tidak menutup kemungkinan pengungsi akan melarikan diri dan kembali ke kampung halaman mereka.

"Kami tidak tahu sampai kapan akan berada disini (Puspa Agro,red). Tapi niat kami sudah bulat kembali ke kampung halaman," tandas Iqlil.

Iqlil mengaku sampai di Puspa Agro, ibunya Umi Kulsum yang menderita sakit dan sudah mendapat perawatan petugas medis dari Puskesmas Taman. Kini kondisinya sudah lebih baik, meski demikian, ibunda Tajul Muluk itu harus beristirahat total.

Kasi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsos Pemkab Sampang, M Syamsul Arifin mengatakan pengungsi akan ditempatkan di Blok A dan B lantai 2. Sebanyak 53 KK atau 165 jiwa itu akan dibagi perkamar dalam satu keluarga. "Untuk pengungsi yang sakit sudah mendapat penanganan dari petugas medis," ujarnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6607 seconds (0.1#10.140)