Penangkapan diduga pelaku illegal taping kisruh

Kamis, 20 Juni 2013 - 00:23 WIB
Penangkapan diduga pelaku...
Penangkapan diduga pelaku illegal taping kisruh
A A A
Sindonews.com - Kasus pencurian minyak mentah atau illegal tapping di wilayah Jalan Lintas Timur (Jalintim) Palembang-Jambi terus terjadi.

Bahkan aksi penangkapan diduga pelaku illegal tapping tersebut berakhir kisruh di simpang Telkom, Desa Pandan Sari Tran B4, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Muba, Rabu (19/6/2013). Aksi kejar-kejaran antara tim patroli gabungan PT TDP (subkontraktor PT Elnusa) dan Polsek Bayung Lencir sempat terjadi baku tembak dengan pelaku.

Namun akhirnya truk yang diduga membawa minyak mentah curian oleng dan menabrak pohon sehingga sopirnya terluka.

Sopir sempat diamankan pihak kepolisian. Namun rupanya sopir memberitahukan kepada temannya. Alhasil teman dan warga sekitarpun datang berbondong-bondong meminta agar sopir truk tersebut dibebaskan.

Situasipun semakin tidak kondusif dan massa mulai bergerak maju dan melakukan pengerusakan sebuah mobil innova warna hitam BG 1117 yang dijadikan mobil patroli oleh pihak perusahaan. Karena jumlah personel polisi dan massa yang tidak berimbang, sopir yang sempat ditangkap akhirnya dibebaskan.

Kapolres Muba, AKBP Iskandar F Sutisna melalui Kapolsek Bayung Lencir, AKP Musni Karyanto membenarkan terjadi kejar-kejaran antara diduga pelaku illegal tapping dengan kepolisian dibantu tim PT TDP.

“Saat pihak polsek Bayung Lencir bersama PT TDP sedang patroli mendapati diduga pelaku illegal tapping. Saat truk yang membawa tedmon untuk penampungan minyak mentah itu didekati rupanya melarikan diri sehingga kita kejar,” terang Musni.

Pihak polsek pun meminta bantuan dari Polres Muba dan Polda sumsel untuk mengamankan situasi.

Lebih lanjut Kapolsek menuturkan, pihak kepolisian juga mengamankan truk ps warna merah dan mobil carry yang sudah berisi minyak mentah dalam 1 tedmon. Semua kendaraan tersebut menggunakan plat kendaraan palsu.

“Akibat kejadian itu mobil innova untuk patroli PT TDP dirusak massa. Kita tengah dalam penyelidikan lebih lanjut,” terangnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9380 seconds (0.1#10.140)