Lahan perkebunan di Majene banyak dirusak babi
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan hektar lahan perkebunan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), mengalami kerusakan akibat ulah hewan babi. Akibatnya, para petani yang seharusnya sudah bisa memetik hasil pertaniannya gagal menikmati hasil panen.
Kepala Dusun Kanei, Marsuki mengatakan, selama ini warga khususnya para petani sudah memiliki perangkap babi dalam mengatasi babi yang merusak perkebunan warga.
Hanya saja, pembatas perangkap yang telah dipasang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik. Akibatnya, babi dengan leluasanya masuk di perkebunan dan mengobrak abrik tanaman perkebunan warga.
Tak hanya pada perkebunan, tapi babi juga masuk di perkampungan warga. Jika hal tersebut tidak bisa segera ditangani, para petani akan merugi lebih besar, karena tanaman pangan yang menjadi sumber mata pencaharian utama tidak bisa dinikmati hasilnya.
Salah seorang petani di Sendana, Rusman (45), mengaku resah terhadap kondisi tersebut. Tak jarang, akibat ulah hewan buas yang merusak tanaman pertanian, hampir setiap tanaman selalu gagal. Adapun yang berhasil dipetik, hasilnya tidak maksimal dan hanya untuk bisa makan.
Karena itu, Rusman berharap kepada pemerintah agar bisa memberikan solusi terhadap masalah tersebut. "Paling tidak, pemerintah bisa memberikan perangkap babi yang baru sebab perangkap yang dimiliki sekarang tidak lagi bisa digunakan," ucapnya kepada wartawan, Minggu (9/6/2013).
Adapun yang hasil perkebunan warga yang menjadi sumber mata pencaharian mereka diantaranya kelapa, ubi, jagung, kacang, dan beberapa tanaman pangan lainnya. “Yang paling menjadi sasaran adalah tanaman pendek seperti jagung, ubi, dan kacang. Ini kerap menjadi sasaran babi,” jelas Rusman.
Kepala Dusun Kanei, Marsuki mengatakan, selama ini warga khususnya para petani sudah memiliki perangkap babi dalam mengatasi babi yang merusak perkebunan warga.
Hanya saja, pembatas perangkap yang telah dipasang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik. Akibatnya, babi dengan leluasanya masuk di perkebunan dan mengobrak abrik tanaman perkebunan warga.
Tak hanya pada perkebunan, tapi babi juga masuk di perkampungan warga. Jika hal tersebut tidak bisa segera ditangani, para petani akan merugi lebih besar, karena tanaman pangan yang menjadi sumber mata pencaharian utama tidak bisa dinikmati hasilnya.
Salah seorang petani di Sendana, Rusman (45), mengaku resah terhadap kondisi tersebut. Tak jarang, akibat ulah hewan buas yang merusak tanaman pertanian, hampir setiap tanaman selalu gagal. Adapun yang berhasil dipetik, hasilnya tidak maksimal dan hanya untuk bisa makan.
Karena itu, Rusman berharap kepada pemerintah agar bisa memberikan solusi terhadap masalah tersebut. "Paling tidak, pemerintah bisa memberikan perangkap babi yang baru sebab perangkap yang dimiliki sekarang tidak lagi bisa digunakan," ucapnya kepada wartawan, Minggu (9/6/2013).
Adapun yang hasil perkebunan warga yang menjadi sumber mata pencaharian mereka diantaranya kelapa, ubi, jagung, kacang, dan beberapa tanaman pangan lainnya. “Yang paling menjadi sasaran adalah tanaman pendek seperti jagung, ubi, dan kacang. Ini kerap menjadi sasaran babi,” jelas Rusman.
(maf)