Santri balita tewas tenggelam di empang Ponpes Nurul Huda
A
A
A
Sindonews.com - Seorang santri berusia balita di pondok pesantren (ponpes) Nurul Huda, Jalan Prof Suharso nomor 10 Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, ditemukan tewas mengapung di empang depan ponpes sekira pukul 09.30 WIB, Jumat (26/4/2013).
Korban bernama Muhammad Dafa Dzikrullah (5), yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak O kecil, Mekarsari, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang.
Menurut Kapolsek Tembalang kompol Widada, saat dievakuasi, tidak terdapat tanda-tanda penganiayaan di tubuh balita tersebut.
"Ketika ditemukan, posisinya sudah meninggal, terapung, berdasarkan keterangan dokter Puskesmas, korban murni meninggal karena tenggelam," kata Kompol Widada kepada Sindo.
Jenazah korban diketahui sudah tidak utuh di bagian telinganya. Kondisi ini diduga karena jasadnya telah dimakan oleh yuyu dan ikan yang ada di empang tersebut.
Korban, ujar dia, sejak berusia satu minggu sudah diasuh oleh pemilik ponpes bernama Nurul Huda. Tidak jelas asal usul korban, pun kedua orang tuanya tidak diketahui siapa.
"Korban diinformasikan hilang sejak Kamis (25/4)," tambahnya.
Dari lokasi kejadian, selepas salat Jumat jenazah korban disalatkan di Musala Nurul Huda oleh santri di sana.
Saksi, Nurcholid (15), santri setempat mengatakan sehari sebelum ditemukan tewas, korban masih terlihat bermain di sekitar ponpes sekitar pukul 14.00 WIB.
"Baru selepas salat Asar, beberapa warga ponpes mencari keberadaanya, katanya hilang," katanya.
Sementara itu, jenazah tidak dilakukan autopsi. Usai disalatkan, jenazah langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
Korban bernama Muhammad Dafa Dzikrullah (5), yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak O kecil, Mekarsari, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang.
Menurut Kapolsek Tembalang kompol Widada, saat dievakuasi, tidak terdapat tanda-tanda penganiayaan di tubuh balita tersebut.
"Ketika ditemukan, posisinya sudah meninggal, terapung, berdasarkan keterangan dokter Puskesmas, korban murni meninggal karena tenggelam," kata Kompol Widada kepada Sindo.
Jenazah korban diketahui sudah tidak utuh di bagian telinganya. Kondisi ini diduga karena jasadnya telah dimakan oleh yuyu dan ikan yang ada di empang tersebut.
Korban, ujar dia, sejak berusia satu minggu sudah diasuh oleh pemilik ponpes bernama Nurul Huda. Tidak jelas asal usul korban, pun kedua orang tuanya tidak diketahui siapa.
"Korban diinformasikan hilang sejak Kamis (25/4)," tambahnya.
Dari lokasi kejadian, selepas salat Jumat jenazah korban disalatkan di Musala Nurul Huda oleh santri di sana.
Saksi, Nurcholid (15), santri setempat mengatakan sehari sebelum ditemukan tewas, korban masih terlihat bermain di sekitar ponpes sekitar pukul 14.00 WIB.
"Baru selepas salat Asar, beberapa warga ponpes mencari keberadaanya, katanya hilang," katanya.
Sementara itu, jenazah tidak dilakukan autopsi. Usai disalatkan, jenazah langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
(rsa)