SMS UN hoax beredar di Kulonprogo
A
A
A
Sindonews.com – Siswa yang tengah mengikuti Ujian Nasional di Kulonprogo dibuat resah dengan beredarnya pesan singkat (short message service/SMS) terkait hasil UN. SMS yang diklaim dari Kementerian Pendidikan menyebutkan hasil UN tahun ini tidak menjadi penentu kelulusan siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sri Mulatsih memastikan SMS itu dikirim oknum tak bertanggungjawab untuk mengacaukan pelaksanaan UN. Menurut dia, SMS tersebut sama sekali tidak benar. Dia juga memastaikan Kementerian Pendidikan tidak pernah membuat keputusan seperti itu.
“Jadi saya minta agar siswa yang tengah melaksanakan UN, maupun guru di sekolah tidak perlu mempercayai SMS itu. Karena SMS itu tidak benar. Ketentuan syarat kelulusan masih sama seperti yanag ditetapkan sebelumnya,” kata Sri, Senin (22/4/2013).
Dia menjelaskan, variable penentu kelulusan siswa masih mengacu pada hasil nilai di sekolah peserta UN. Dia sendiri mengaku sudah menyebar informasi beredarnya SMS hoax ke seluruh sekolah melalui subrayon. “Jadi sekali lagi kami tegaskan informasi itu tidak benar,” tegasnya.
Wakil Kepala SMAN 1 Wates Zidni Nuri mengakui dirinya pernah mendengar informasi terkait SMS yang menyebut hasil UN tidak digunakan sebagai penentu kelulusan siswa. Hanya saja, kata dia, tidak ada siswa di sekolahnya yang menerima SMS tersebut.
“Saya pernah mendengar memang ada informasi seperti itu. Tapi saya sendiri tidak tahu persis SMS-nya seperti apa. Siswa di sini juga tidak ada yang menerima SMS seperti itu,” terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sri Mulatsih memastikan SMS itu dikirim oknum tak bertanggungjawab untuk mengacaukan pelaksanaan UN. Menurut dia, SMS tersebut sama sekali tidak benar. Dia juga memastaikan Kementerian Pendidikan tidak pernah membuat keputusan seperti itu.
“Jadi saya minta agar siswa yang tengah melaksanakan UN, maupun guru di sekolah tidak perlu mempercayai SMS itu. Karena SMS itu tidak benar. Ketentuan syarat kelulusan masih sama seperti yanag ditetapkan sebelumnya,” kata Sri, Senin (22/4/2013).
Dia menjelaskan, variable penentu kelulusan siswa masih mengacu pada hasil nilai di sekolah peserta UN. Dia sendiri mengaku sudah menyebar informasi beredarnya SMS hoax ke seluruh sekolah melalui subrayon. “Jadi sekali lagi kami tegaskan informasi itu tidak benar,” tegasnya.
Wakil Kepala SMAN 1 Wates Zidni Nuri mengakui dirinya pernah mendengar informasi terkait SMS yang menyebut hasil UN tidak digunakan sebagai penentu kelulusan siswa. Hanya saja, kata dia, tidak ada siswa di sekolahnya yang menerima SMS tersebut.
“Saya pernah mendengar memang ada informasi seperti itu. Tapi saya sendiri tidak tahu persis SMS-nya seperti apa. Siswa di sini juga tidak ada yang menerima SMS seperti itu,” terangnya.
(hyk)