Buang 1.000 liter Solar ke laut, kapal tanker diamankan
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah Kapal Tanker pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan nama Lambung Puteri Jelita, ditahan aparat Pos Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Laut dan Depot Pertamina Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Penahanan tersebut, lantaran melakukan aksi pembuangan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar ke laut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Kapal Tanker ini terpaksa harus terus bersandar di Pelabuhan Depot Pertamina Waingapu, dan tidak diperkenankan berlayar menuju Kupang untuk melanjutkan aktifitasnya distribusinya.
Melianus Sunbanu, Kepala Pospol KP3 Waingapu kepada wartawan menjelaskan, pihaknya bersama depot Pertamina Waingapu melakukan penahanan Tanker ini karena berdasarkan laporan masyarakat dan nelayan, sejumlah Anak Buah Kapal (ABK) Kapal itu membuang lebih dari seribu liter solar ke laut, Rabu (10/04/2013) dini hari tadi.
”Kami masih lakukan pemeriksaan terhadap kapten dan ABK. Karena informasi yang kami dapat dari masyarakat menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 liter solar dibuang ABK dari dalam 25 jeriken ke laut. Jadi sementara kapal ini tidak diperbolehkan berlayar. Hal ini telah kami koordinasikan dengan pihak depot,” papar Sunbanu.
Atas kejadian tersebut, Kapten dan sejumlah ABK diperiksa intensif di Pos KP3 Laut setempat. Roni Lole, Kapten Kapal Tanker, ketika dimintai keternaannya oleh polisi dan wartawan membantah ABK - nya melakukan penimbunan dan upaya penyelundupan BBM.
Menurutnya, BBM yang tumpah adalah karena adanya kerusakan berupa patahnya pipa penyalur solar untuk kebutuhan internal mesin kapal.
“Kami tidak sengaja tumpahkan minyak kelaut, namun itu karena pipa patah. Jadi tidak benar ABK saya mau menyelundupkan minyak, namun karena ketahuan lalu buru-buru buang ke laut,” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, para sopir tanki BBM yang enggan namanya dipublikasikan menyebutkan, para ABK terpaksa membuang solar yang ditampung.
"Lebih dari 20 drum (kapasitas 200 liter) karena ketahuan menimbun solar di atas kapal oleh petugas depot, padahal proses pemindahan (transfer) BBM dari Tanker ke tempat penimbunan Depot Pertamina Waingapu telah selesai," jelas sumber tersebut.
Hal itu semakin menguatkan dugaan solar dalam drum tersebut akan kembali di jual di penadah. Sayangnya pihak depot Pertamina setempat, enggan untuk memberi keterangan lebih jauh terkait hal tersebut.
Sementara warga di pesisir pantai dan pelabuhan, kuatir tumpahan solar akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi keluarganya, juga akan mengganggu ekosistem laut. Apalagi hingga kini air laut di pesisir masih menebarkan aroma solar.
Penahanan tersebut, lantaran melakukan aksi pembuangan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar ke laut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Kapal Tanker ini terpaksa harus terus bersandar di Pelabuhan Depot Pertamina Waingapu, dan tidak diperkenankan berlayar menuju Kupang untuk melanjutkan aktifitasnya distribusinya.
Melianus Sunbanu, Kepala Pospol KP3 Waingapu kepada wartawan menjelaskan, pihaknya bersama depot Pertamina Waingapu melakukan penahanan Tanker ini karena berdasarkan laporan masyarakat dan nelayan, sejumlah Anak Buah Kapal (ABK) Kapal itu membuang lebih dari seribu liter solar ke laut, Rabu (10/04/2013) dini hari tadi.
”Kami masih lakukan pemeriksaan terhadap kapten dan ABK. Karena informasi yang kami dapat dari masyarakat menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 liter solar dibuang ABK dari dalam 25 jeriken ke laut. Jadi sementara kapal ini tidak diperbolehkan berlayar. Hal ini telah kami koordinasikan dengan pihak depot,” papar Sunbanu.
Atas kejadian tersebut, Kapten dan sejumlah ABK diperiksa intensif di Pos KP3 Laut setempat. Roni Lole, Kapten Kapal Tanker, ketika dimintai keternaannya oleh polisi dan wartawan membantah ABK - nya melakukan penimbunan dan upaya penyelundupan BBM.
Menurutnya, BBM yang tumpah adalah karena adanya kerusakan berupa patahnya pipa penyalur solar untuk kebutuhan internal mesin kapal.
“Kami tidak sengaja tumpahkan minyak kelaut, namun itu karena pipa patah. Jadi tidak benar ABK saya mau menyelundupkan minyak, namun karena ketahuan lalu buru-buru buang ke laut,” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, para sopir tanki BBM yang enggan namanya dipublikasikan menyebutkan, para ABK terpaksa membuang solar yang ditampung.
"Lebih dari 20 drum (kapasitas 200 liter) karena ketahuan menimbun solar di atas kapal oleh petugas depot, padahal proses pemindahan (transfer) BBM dari Tanker ke tempat penimbunan Depot Pertamina Waingapu telah selesai," jelas sumber tersebut.
Hal itu semakin menguatkan dugaan solar dalam drum tersebut akan kembali di jual di penadah. Sayangnya pihak depot Pertamina setempat, enggan untuk memberi keterangan lebih jauh terkait hal tersebut.
Sementara warga di pesisir pantai dan pelabuhan, kuatir tumpahan solar akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi keluarganya, juga akan mengganggu ekosistem laut. Apalagi hingga kini air laut di pesisir masih menebarkan aroma solar.
(rsa)