Waspada, Gunung Guntur meletus tanpa pertanda
A
A
A
Sindonews.com - Sejarah mencatat, Gunung Guntur di Garut Jawa Barat pernah meletus 21 kali. Dan dalam setiap letugsannya, gunung tersebut minim sekali memberikan pertanda.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Guntur Ade Kosasih menuturkan, Sejarah mencatat Gunung Guntur telah meletus sebanyak 21 kali. Dari semua sejarah ini, tanda-tanda sebelum gunung meletus sama sekali tidak terjadi.
“Gunung tiba-tiba meletus. Seorang ahli geografi bernama Junghun pernah menuturkan, Gunung Guntur sempat menyemburkan material sebesar telur ayam hingga kawasan Ciledug, Kecamatan Garut Kota, saat terakhir meledak di tahun 1843,” imbuhnya di Pos Pengamatan Gunung Guntur, Rabu (3/4/2013).
Saat gempa tremor yang kerap terjadi Selasa 2 April 2013 kemarin, para petugas di pos pengamatan sempat khawatir. Pasalnya, pada hari itu terjadi gempa vulkanik terus-menerus disertai gempa tremor dengan amplituda kian membesar.
“Proses letusan gunung bisa terjadi dalam hitungan jam. Semburan awan panas dari dalam Gunung Guntur, menjadi salah satu ancaman utama jika gunung aktif yang terakhir beraktivitas di tahun 1843 silam ini meletus. Sebab, kecepatan awan panas ini sangat cepat menuruni gunung ke kawasan lembah dan kaki gunung,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut Asep Irvan meminta agar pihak terkait, yakni Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dan BPBD Kabupaten Garut untuk menegaskan kepastian dan batasan aman kawasan Gunung Guntur.
Pasalnya, naiknya status Gunung Guntur dari normal menjadi waspada, telah membuat para pengelola hotel dan restoran di kawasan Cipanas Garut panik.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Guntur Ade Kosasih menuturkan, Sejarah mencatat Gunung Guntur telah meletus sebanyak 21 kali. Dari semua sejarah ini, tanda-tanda sebelum gunung meletus sama sekali tidak terjadi.
“Gunung tiba-tiba meletus. Seorang ahli geografi bernama Junghun pernah menuturkan, Gunung Guntur sempat menyemburkan material sebesar telur ayam hingga kawasan Ciledug, Kecamatan Garut Kota, saat terakhir meledak di tahun 1843,” imbuhnya di Pos Pengamatan Gunung Guntur, Rabu (3/4/2013).
Saat gempa tremor yang kerap terjadi Selasa 2 April 2013 kemarin, para petugas di pos pengamatan sempat khawatir. Pasalnya, pada hari itu terjadi gempa vulkanik terus-menerus disertai gempa tremor dengan amplituda kian membesar.
“Proses letusan gunung bisa terjadi dalam hitungan jam. Semburan awan panas dari dalam Gunung Guntur, menjadi salah satu ancaman utama jika gunung aktif yang terakhir beraktivitas di tahun 1843 silam ini meletus. Sebab, kecepatan awan panas ini sangat cepat menuruni gunung ke kawasan lembah dan kaki gunung,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut Asep Irvan meminta agar pihak terkait, yakni Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dan BPBD Kabupaten Garut untuk menegaskan kepastian dan batasan aman kawasan Gunung Guntur.
Pasalnya, naiknya status Gunung Guntur dari normal menjadi waspada, telah membuat para pengelola hotel dan restoran di kawasan Cipanas Garut panik.
(ysw)