Gawat, dua ibu rumah tangga tertular HIV/AIDS
A
A
A
Sindonews.com - Resiko tertular HIV/AIDS ternyata tidak hanya terjadi pada kelompok resiko tinggi. Baru-baru ini, Dinas Kesehatan Kota Blitar menemukan dua ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS. Diduga, penularan terjadi melalui pasangan ibu rumah tangga tersebut.
Ironisnya, salah satu ibu rumah tangga tersebut sedang hamil, sedangkan satunya lagi usai melahirkan.
“Tentu secara teori bayi yang mereka lahirkan beresiko tinggi untuk tertular,“ ujar Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Kota Blitar Didik Djoko kepada wartawan, Selasa (2/4/2013).
Data dinkes Kota Blitar menyebutkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS sejak tahun 2011 terkumpul sebanyak 45 kasus. Dari jumlah tersebut, 29 penderita diantaranya telah meninggal. Dengan dua temuan baru, maka secara akumulatif, angka penderita HIV/AIDS di Kota Blitar pada tahun 2013 mencapai 47 jiwa.
“Temuan baru itu didapat saat yang bersangkutan melakukan pemeriksaan darah di rumah sakit,“ terangnya.
Temuan baru tersebut menunjukkan bahwa ruang penyebaran HIV/AIDS tidak lagi berada pada kelompok resiko tinggi, yakni Pekerja Seks Komersial (PSK), pelaku seks sejenis, TKI/TKW dan pengguna narkotika serta obat-obat terlarang.
“Tentunya penularan ini lewat pasangan hidupnya. Karenanya kita juga mengidentifikasi pasangan hidup yang bersangkutan,“ terangnya.
Sebagai langkah antisipasi dinas terkait melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
Bahwa, kata Dididk penularan HIV/AIDS lebih banyak disebabkan tidak pahamnya masyarakat terhadap cara penularan penyakit yang hingga hari ini belum ada obatnya tersebut.
Ironisnya, salah satu ibu rumah tangga tersebut sedang hamil, sedangkan satunya lagi usai melahirkan.
“Tentu secara teori bayi yang mereka lahirkan beresiko tinggi untuk tertular,“ ujar Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Kota Blitar Didik Djoko kepada wartawan, Selasa (2/4/2013).
Data dinkes Kota Blitar menyebutkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS sejak tahun 2011 terkumpul sebanyak 45 kasus. Dari jumlah tersebut, 29 penderita diantaranya telah meninggal. Dengan dua temuan baru, maka secara akumulatif, angka penderita HIV/AIDS di Kota Blitar pada tahun 2013 mencapai 47 jiwa.
“Temuan baru itu didapat saat yang bersangkutan melakukan pemeriksaan darah di rumah sakit,“ terangnya.
Temuan baru tersebut menunjukkan bahwa ruang penyebaran HIV/AIDS tidak lagi berada pada kelompok resiko tinggi, yakni Pekerja Seks Komersial (PSK), pelaku seks sejenis, TKI/TKW dan pengguna narkotika serta obat-obat terlarang.
“Tentunya penularan ini lewat pasangan hidupnya. Karenanya kita juga mengidentifikasi pasangan hidup yang bersangkutan,“ terangnya.
Sebagai langkah antisipasi dinas terkait melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
Bahwa, kata Dididk penularan HIV/AIDS lebih banyak disebabkan tidak pahamnya masyarakat terhadap cara penularan penyakit yang hingga hari ini belum ada obatnya tersebut.
(ysw)