Kerusuhan Palopo berawal dari dugaan penggelembungan suara
A
A
A
Sindonews.com - Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Endi Sutendi menyatakan, kerusuhan yang terjadi di beberapa titik di Kota Palopo bermula dari isu penggelembungan suara salah satu pasangan dalam pemilihan Wali Kota Palopo.
Menurutnya, rekapitulasi penghitungan suara yang dilangsungkan di KPU Palopo kemarin pagi, awalnya berlangsung aman. Namun merasa dicurangi dan marah sekira pukul 13.00 Wita, pendukung Haidir Basir-Thamrin Jufri (Hati) melakukan aksi pengrusakan di Kantor KPU Palopo.
"Kejadian tersebut berawal dari 500 orang pihak salah satu calon yang melempari Kantor KPU Palopo dengan bom molotov," jelas Endi Sutendi, Senin (1/4/2013).
"Menurut informasi dari Kapolres Palopo, amuk massa ini dipicu adanya dugaan penggelembungan suara," tambahnya.
Meski begitu, dirinya belum bisa memastikan adanya kecurangan atau proses penggelembungan suara dalam proses rekapitulasi tersebut. Karena, hal tersebut baru dinilai sebagai klaim dari kubu yang anarkis saja.
Seperti diketahui, Pilkada Kota Palopo tersebut merupakan putaran kedua. Awalnya pada putaran pertama, pilkada tersebut diikuti oleh sembilan pasangan calon.
Namun, karena tidak ada yang mencapai angka 30 persen suara, dua peraih suara terbanyak kembali melenggang ke putaran kedua. Yakni pasangan Judas Amir-Ahmad Syaifuddin (JA), dan pasangan Haidir Basir-Tamrin (Hati).
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan di KPU Kota Palopo, pasangan JA dinyatakan menang dalam Pilkada Kota Palopo putaran kedua tersebut. Merasa tak terima dan dicurangkan, ribuan massa Hati kemudian marah dan melakukan aksi anarkis di sejumlah titik di Kota Palopo.
Tercatat ada beberapa gedung yang menjadi sasaran amuk massa dan pembakaran yang dilakukan pendukung Hati tersebut.
Yakni Kantor Wali Kota Palopo, Kantor KPU, Kantor Panwaslu, Kantor Golkar, Kantor Redaksi Harian Palopo Pos, Kantor Dinas Perhubungan, dan Kantor Akademi Keperawatan (Akper) milik Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Dalam aksi massa tersebut, dua bus dinas perhubungan, dua mobil dinas lainnya dan puluhan sepeda motor tak luput dari aksi pembakaran yang dilakukan para massa anarkis tersebut.
Menurutnya, rekapitulasi penghitungan suara yang dilangsungkan di KPU Palopo kemarin pagi, awalnya berlangsung aman. Namun merasa dicurangi dan marah sekira pukul 13.00 Wita, pendukung Haidir Basir-Thamrin Jufri (Hati) melakukan aksi pengrusakan di Kantor KPU Palopo.
"Kejadian tersebut berawal dari 500 orang pihak salah satu calon yang melempari Kantor KPU Palopo dengan bom molotov," jelas Endi Sutendi, Senin (1/4/2013).
"Menurut informasi dari Kapolres Palopo, amuk massa ini dipicu adanya dugaan penggelembungan suara," tambahnya.
Meski begitu, dirinya belum bisa memastikan adanya kecurangan atau proses penggelembungan suara dalam proses rekapitulasi tersebut. Karena, hal tersebut baru dinilai sebagai klaim dari kubu yang anarkis saja.
Seperti diketahui, Pilkada Kota Palopo tersebut merupakan putaran kedua. Awalnya pada putaran pertama, pilkada tersebut diikuti oleh sembilan pasangan calon.
Namun, karena tidak ada yang mencapai angka 30 persen suara, dua peraih suara terbanyak kembali melenggang ke putaran kedua. Yakni pasangan Judas Amir-Ahmad Syaifuddin (JA), dan pasangan Haidir Basir-Tamrin (Hati).
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan di KPU Kota Palopo, pasangan JA dinyatakan menang dalam Pilkada Kota Palopo putaran kedua tersebut. Merasa tak terima dan dicurangkan, ribuan massa Hati kemudian marah dan melakukan aksi anarkis di sejumlah titik di Kota Palopo.
Tercatat ada beberapa gedung yang menjadi sasaran amuk massa dan pembakaran yang dilakukan pendukung Hati tersebut.
Yakni Kantor Wali Kota Palopo, Kantor KPU, Kantor Panwaslu, Kantor Golkar, Kantor Redaksi Harian Palopo Pos, Kantor Dinas Perhubungan, dan Kantor Akademi Keperawatan (Akper) milik Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Dalam aksi massa tersebut, dua bus dinas perhubungan, dua mobil dinas lainnya dan puluhan sepeda motor tak luput dari aksi pembakaran yang dilakukan para massa anarkis tersebut.
(rsa)