Waduh, 3 dokter di Surabaya tertular HIV
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengungkapkan ada tiga Dokter di Surabaya yang tertular virus HIV. Belum diketahui secara pasti bagaimana ketiga dokter tersebut tertular virus yang belum ada obatnya tersebut.
Ketua ITD Prof Nasronudin mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum mengetahui bagaimana penularan virus tersebut kepada dokter. Dugaan sementara mereka tertular saat menangani pasien yang terinfeksi.
“Kita belum tahu darimana terinfeksinya. Tapi yang jelas kasus itu benar-benar ada. Dan besar dugaan memang berkaitan dengan profesi mereka sebagai dokter,” katanya, Kamis (28/2/2013).
Ia memprediksi, temuan dokter yang terinfeksi virus tersebut angkanya akan lebih banyak lagi. Hal itu disebabkan dokter tidak menaruh perhatian pada prosedur medis yang ada.
Pada prinsipnya, dengan menaati prosedur medis, sebenarnya dokter sudah aman dari ancaman penularan virus HIV.
Sayangnya Nasronudin tidak menyebut secara detail tiga dokter tersebut. Namun ia memintaka kepada para Dokter selalau memakai alat kewaspadaan universal yang sempurna.
“Kadang-kadang dokter memang kecolongan. Karena pada stadium awal pengidap HIV memang gejalanya tidak nampak,” ujarnya.
Tak hanya itu, kejujuran seorang pasien terinfeksi HIV sebenarnya juga mempunyai peranan. Karena jika sebelum dilakukan tindakan medis, pasien mengaku jika ia mengidap HIV, maka dokter bisa melakukan langkah antisipasi agar tak tertular.
Ketua ITD Prof Nasronudin mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum mengetahui bagaimana penularan virus tersebut kepada dokter. Dugaan sementara mereka tertular saat menangani pasien yang terinfeksi.
“Kita belum tahu darimana terinfeksinya. Tapi yang jelas kasus itu benar-benar ada. Dan besar dugaan memang berkaitan dengan profesi mereka sebagai dokter,” katanya, Kamis (28/2/2013).
Ia memprediksi, temuan dokter yang terinfeksi virus tersebut angkanya akan lebih banyak lagi. Hal itu disebabkan dokter tidak menaruh perhatian pada prosedur medis yang ada.
Pada prinsipnya, dengan menaati prosedur medis, sebenarnya dokter sudah aman dari ancaman penularan virus HIV.
Sayangnya Nasronudin tidak menyebut secara detail tiga dokter tersebut. Namun ia memintaka kepada para Dokter selalau memakai alat kewaspadaan universal yang sempurna.
“Kadang-kadang dokter memang kecolongan. Karena pada stadium awal pengidap HIV memang gejalanya tidak nampak,” ujarnya.
Tak hanya itu, kejujuran seorang pasien terinfeksi HIV sebenarnya juga mempunyai peranan. Karena jika sebelum dilakukan tindakan medis, pasien mengaku jika ia mengidap HIV, maka dokter bisa melakukan langkah antisipasi agar tak tertular.
(ysw)