Menko Polhukam: Kami tak akan balas dendam!
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto menegaskan tak akan ada aksi balas dendam dari aparat kepada kelompok bersenjata di Papua yang telah menyerang prajurit TNI hingga tewas pada Kamis 21 Februari 2013 kemarin.
Namun, kata dia, harus ada langkah-langkah yang tepat serta proporsional dalam menyelesaikan permasalahan di Papua tersebut.
"Menyikapi yang kemarin, harus ada langkah-langkah yang tepat, proporsional untuk menyelesaikan tindakan-tindakan seperti ini. Tidak dengan cara-cara pembalasan dendam," ujarnya saat jumpa pers di kantor Presiden usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat (22/2/2013).
Maka dari itu, kata dia, tak ada peningkatan status apapun di wilayah Papua, menanggapi aksi penyerangan dari kelompok bersenjata tersebut.
"Tidak ada peningkatan status apapun di wilayah Papua. Akan tetapi, operasi penegakan hukum di Negara manapun, di Indonesia belahan pulau manapun, harus ditegakkan. Sekali lagi tetap pada koridor hukum dan tetap pada ketentuan yang berlaku," ungkapnya.
Seperti diketahui, terjadi dua penyerangan terhadap prajurit TNI oleh kelompok bersenjata pada Kamis 21 Februari 2013 kemarin. Penyerangan pertama terjadi pukul 09.30 WIT terhadap Pos Satgas TNI Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Serangan itu mengakibatkan seorang prajurit TNI Pratu Wahyu Bowo (anggota Satgas) tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Serangan diduga dilakukan oleh kelompok pimpinan Goliat Tabuni.
Serangan kedua terjadi pukul 10.30 WIT, di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Sebanyak 10 prajurit TNI anggota Kodim 1714/Puncak Jaya yang sedang dalam tugas dihadang dengan rentetan tembakan. Akibatnya tujuh prajurit, yaitu Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka Jojon, Praka Wemprik dan Pratu Mustofa gugur. Penyerang dilakukan oleh kelompok Murib.
Serangan juga kembali terjadi saat TNI AU melakukan evakuasi di Lapangan Terbang Sinak, Papua Jaya, Jayapura. Saat pesawat Helly Puma menunggu kedatangan dua jenazah, Pesawat Helly Puma ditembaki. Beruntung serangan penembakan tersebut tidak merusak sistem pesawat, sehingga para anggota TNI dapat menyelamatkan diri dengan kembali terbang.
Namun, kata dia, harus ada langkah-langkah yang tepat serta proporsional dalam menyelesaikan permasalahan di Papua tersebut.
"Menyikapi yang kemarin, harus ada langkah-langkah yang tepat, proporsional untuk menyelesaikan tindakan-tindakan seperti ini. Tidak dengan cara-cara pembalasan dendam," ujarnya saat jumpa pers di kantor Presiden usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat (22/2/2013).
Maka dari itu, kata dia, tak ada peningkatan status apapun di wilayah Papua, menanggapi aksi penyerangan dari kelompok bersenjata tersebut.
"Tidak ada peningkatan status apapun di wilayah Papua. Akan tetapi, operasi penegakan hukum di Negara manapun, di Indonesia belahan pulau manapun, harus ditegakkan. Sekali lagi tetap pada koridor hukum dan tetap pada ketentuan yang berlaku," ungkapnya.
Seperti diketahui, terjadi dua penyerangan terhadap prajurit TNI oleh kelompok bersenjata pada Kamis 21 Februari 2013 kemarin. Penyerangan pertama terjadi pukul 09.30 WIT terhadap Pos Satgas TNI Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Serangan itu mengakibatkan seorang prajurit TNI Pratu Wahyu Bowo (anggota Satgas) tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Serangan diduga dilakukan oleh kelompok pimpinan Goliat Tabuni.
Serangan kedua terjadi pukul 10.30 WIT, di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Sebanyak 10 prajurit TNI anggota Kodim 1714/Puncak Jaya yang sedang dalam tugas dihadang dengan rentetan tembakan. Akibatnya tujuh prajurit, yaitu Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka Jojon, Praka Wemprik dan Pratu Mustofa gugur. Penyerang dilakukan oleh kelompok Murib.
Serangan juga kembali terjadi saat TNI AU melakukan evakuasi di Lapangan Terbang Sinak, Papua Jaya, Jayapura. Saat pesawat Helly Puma menunggu kedatangan dua jenazah, Pesawat Helly Puma ditembaki. Beruntung serangan penembakan tersebut tidak merusak sistem pesawat, sehingga para anggota TNI dapat menyelamatkan diri dengan kembali terbang.
(rsa)