Penyeludupan 330 ton minyak mentah ke Korsel digagalkan
A
A
A
Sindonews.com - Aparat Unit II Subdit IV Tipiter Ditreskrimsus Polda Sumsel dibawah pimpinan Kompol Tito Dani menggagalkan penyeludupan kontainer berisi 330 ton minyak mentah illegal ke Busan Korea Selatan (Korsel).
Hingga malam ini, baru empat kontainer yang masing-masing kontainer berisi 22 ton minyak illegal atau total 88 ton minyak illegal diamankan. Sedangkan sisanya 11 kontainer lagi masih diburu petugas.
Bahkan, Sabtu (red) pagi sekira pukul 11.00 WIB, anggota Tipiter yang dibantu tim dari Intel Resmob Brimob Polda Sumsel dan Direktorat Intelkam Polda Sumsel kembali berhasil mengamankan satu lagi truk mengangkut kontainer minyak mentah illegal tujuan Pelabuhan Peti Kemas Boom Baru Palembang.
Direktur Ditreskrimsus Polda Sumsel,Kombes Pol Raja Hariono melalui Kasubdit IV Tipiter Polda Sumsel, AKBP M Zulkarnain mengatakan,pengungkapan penyeludupan minyak mentah illegal ini berkat informasi warga bahwa ada sebanyak 15 truk membawa kontainer berisi minyak mentah illegal dari Sungai Angit, Kecamatan Babat Toman, Muba akan menuju ke Pelabuhan Boom Baru Palembang.
”Mendapat info itu, tim kita yang dipimpin Kompol Tito Dhani dengan dukungan dari anggota Brimob dan Intelkam Polda Sumsel langsung menyebar ke jalanan guna memantau ciri-ciri dan plat kendaraan truk pembawa kontainer itu,” ungkap Zulkarnain, di Mapolda Sumsel, Sabtu (26/1/2013).
Sekira pukul 21.00 WIB pihaknya berhasil memantau salah satu truk kontainer warna merah dengan membawa kontainer warna biru bertulisakan Wanhai saat melintas di depan Trakindo KM 9 Palembang.
”Ketika kita cek, ternyata benar di dalamnya ada plastik elastic sejenis kondom yang didalamnya berisi minyak mentah illegal,” tandasnya.
Dari nyanyian sang sopir itulah, pihaknya kembali berhasil mengamankan dua kontainer sama warna biru berisi minyak mentah illegal di pelabuhan kontainer Bom Baru Palembang.
”Dari keterangan sopir dan saksi yang telah kita periksa bahwa minyak mentah ini diambil dari seseorang di Sungai Angit Babat Toman Muba. Diduga otak atau orang yang memerintakan pengiriman minyak dari sana seorang oknum kades disana berinisial MA. Saat ini anggota kita sudah kesana, guna mengamankan si oknum kades itu, untuk dimintai keterangan,” tukasnya.
Masih menurut perwira melati dua itu, diduga usaha penyeludupan ratusan ton minyak mentah illegal ini dengan tujuan Busan Korsel sudah masuk jaringan mafia minyak illegal. Dimana apat dilihat, dari keberanian mereka hendak menyeludupkan minyak itu ke luar negeri melalui pelabuhan resmi.
”Bisa kita lihat, mulai adanya orang menyediakan minyak mentah illegal ini, baik yang belum diolah atau yang sudah disuling menjadi minyak jadi seperti bensin dan terbukti kita temukan BB satu kontainer minyak sudah hasil sulingan atau jernih di pelabuhaan boom baru tadi,” tegasnya.
Terpisah petugas Beacukai Palembang, Herman Sawiran mengatakan, perusahaan kontainer yang membawa minyak mentah illegal ini malah sampai sekarang belum melapor ke pihaknya untuk mengurus dokumen keberangkatannya.
”Kalau mereka sudah lapor, pasti kita tahu apa barang yang akan dibawa mereka, karena akan kita cek dulu sebelum diberangkatkan, tetapi sampai sekarang belum ada laporan terkait dua kontainer ini,” pungkas Herman, di Pelabuhan Boom Baru.
Hingga malam ini, baru empat kontainer yang masing-masing kontainer berisi 22 ton minyak illegal atau total 88 ton minyak illegal diamankan. Sedangkan sisanya 11 kontainer lagi masih diburu petugas.
Bahkan, Sabtu (red) pagi sekira pukul 11.00 WIB, anggota Tipiter yang dibantu tim dari Intel Resmob Brimob Polda Sumsel dan Direktorat Intelkam Polda Sumsel kembali berhasil mengamankan satu lagi truk mengangkut kontainer minyak mentah illegal tujuan Pelabuhan Peti Kemas Boom Baru Palembang.
Direktur Ditreskrimsus Polda Sumsel,Kombes Pol Raja Hariono melalui Kasubdit IV Tipiter Polda Sumsel, AKBP M Zulkarnain mengatakan,pengungkapan penyeludupan minyak mentah illegal ini berkat informasi warga bahwa ada sebanyak 15 truk membawa kontainer berisi minyak mentah illegal dari Sungai Angit, Kecamatan Babat Toman, Muba akan menuju ke Pelabuhan Boom Baru Palembang.
”Mendapat info itu, tim kita yang dipimpin Kompol Tito Dhani dengan dukungan dari anggota Brimob dan Intelkam Polda Sumsel langsung menyebar ke jalanan guna memantau ciri-ciri dan plat kendaraan truk pembawa kontainer itu,” ungkap Zulkarnain, di Mapolda Sumsel, Sabtu (26/1/2013).
Sekira pukul 21.00 WIB pihaknya berhasil memantau salah satu truk kontainer warna merah dengan membawa kontainer warna biru bertulisakan Wanhai saat melintas di depan Trakindo KM 9 Palembang.
”Ketika kita cek, ternyata benar di dalamnya ada plastik elastic sejenis kondom yang didalamnya berisi minyak mentah illegal,” tandasnya.
Dari nyanyian sang sopir itulah, pihaknya kembali berhasil mengamankan dua kontainer sama warna biru berisi minyak mentah illegal di pelabuhan kontainer Bom Baru Palembang.
”Dari keterangan sopir dan saksi yang telah kita periksa bahwa minyak mentah ini diambil dari seseorang di Sungai Angit Babat Toman Muba. Diduga otak atau orang yang memerintakan pengiriman minyak dari sana seorang oknum kades disana berinisial MA. Saat ini anggota kita sudah kesana, guna mengamankan si oknum kades itu, untuk dimintai keterangan,” tukasnya.
Masih menurut perwira melati dua itu, diduga usaha penyeludupan ratusan ton minyak mentah illegal ini dengan tujuan Busan Korsel sudah masuk jaringan mafia minyak illegal. Dimana apat dilihat, dari keberanian mereka hendak menyeludupkan minyak itu ke luar negeri melalui pelabuhan resmi.
”Bisa kita lihat, mulai adanya orang menyediakan minyak mentah illegal ini, baik yang belum diolah atau yang sudah disuling menjadi minyak jadi seperti bensin dan terbukti kita temukan BB satu kontainer minyak sudah hasil sulingan atau jernih di pelabuhaan boom baru tadi,” tegasnya.
Terpisah petugas Beacukai Palembang, Herman Sawiran mengatakan, perusahaan kontainer yang membawa minyak mentah illegal ini malah sampai sekarang belum melapor ke pihaknya untuk mengurus dokumen keberangkatannya.
”Kalau mereka sudah lapor, pasti kita tahu apa barang yang akan dibawa mereka, karena akan kita cek dulu sebelum diberangkatkan, tetapi sampai sekarang belum ada laporan terkait dua kontainer ini,” pungkas Herman, di Pelabuhan Boom Baru.
(rsa)