Ketokohan Ilham dan Syahrul diminta dibuktikan
A
A
A
Sindonews.com - Dua kandidat gubernur, Ilham Arief Sirajuddin dan Syahrul Yasin Limpo diminta untuk membuktikan ketokohan dengan melakukan silaturahmi sebelum hasil rekapitulasi diumumkan oleh KPU Sulsel, Kamis mendatang.
Silaturahmi antarkeduanya bisa memberikan ketenangan kepada masyarakat yang saat ini masih menunggu hasil akhir Pilgub Sulsel.
"Pak Ilham, Pak Syahrul, dan Pak Rudiyanto harus membuktikan ketokohannya dengan melakukan silaturahmi sehingga situasi saat ini bisa lebih tenang, ketiganya adalah tokoh," kata pengamat politik Unhas Rahmat Muhammad kepada SINDO, tadi malam, Sabtu 26 Januari 2013.
Silaturahmi antarkandidat pasca pemilihan bukan untuk memberikan ucapan selamat kepada pasangan kandidat yang dimenangkan versi quick count. Namun, silaturahmi antarkandidat untuk mempertegas komitmen kesiapan menerima hasil Pilgub.
"Jadi bukan untuk memberikan selamat kepada yang lainnya karena belum ada pemenang, tapi untuk memperlihatkan kebesaran jiwa sebagai tokoh untuk menerima hasil apapun dari Pilgub itu," ungkapnya.
Dia mengatakan, pertemuan antarkandidat akan memberikan suasana damai kepada masyarakat. Pasalnya, masyarakat akan tenang menunggu pengumuman pememang dari KPU dan tidak khawatir terjadi benturan antarmassa kandidat.
"Kemesraan yang ditampilkan akan memberikan suasana damai kepada masyarakat," ujarnya.
Silaturahmi telah pernah diperlihatkan oleh Ilham yang juga Wali Kota Makassar saat akan maju menantang Incumbent, Syahrul Yasin Limpo. Saat itu, Ilham datang ke rumah jabatan gubernur Sulsel dan meminta restu untuk bertarung di pentas Pilgub.
"Kenapa sekarang tidak dilakukan itu, sebagai junior Pak Ilham tidak masalah mendatangi Pak Syahrul atau Pak Rudiyanto sebagai seniornya dan memberikan apresiasi, atau juga bisa sebaliknya senior yang datangi juniornya," papar Rahmat.
Terkait pawai yang dilakukan massa oleh salah satu kandidat, Rahmat mengatakan, aktivitas seperti itu malah akan memancing dan memperkeruh suasana. Pasalnya, pawai atau konvoi di Makassar biasanya diwarnai dengan aksi anarkis.
"Konvoi pada saat seperti ini harus dihindari, bisa memancing gesekan dan pasti memperkeruh suasana, sebaiknya kandidat dan sipatisan menciptakan suasana damai sambil menunggu putusan definitif dari KPU," tandasnya.
Jika krusial, maka Rahmat menyarankan Jusuf Kalla untuk turun tangan mendamaikan keduanya. Pasalnya, JK sebagai tokoh Sulsel dikenal sangat dekat dengan Syahrul dan Ilham. Jika Pilgub Sulsel berakhir dengan damai, maka momentum ini akan menjadi pelajaran berharga bagi pelaksanaan pilkada di kabupaten dan kota di Sulsel.
"Jika Pilgub ribut saat pengumuman hasil oleh KPU, maka ini akan menjadi pelajaran yang kurang bagus bagi pilkada di kabupaten dan kota di Sulsel," urainya.
Menanggapi wacana pertemuan antara Ilham dengan Syahrul, Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Arfandy Idris mengatakan, tidak penting lagi melakukan pertemuan antarkandidat saat ini. Pasalnya, ketiga kandidat telah menandatangani komitmen siap kalah dan menang di depan KPU.
"Sekarang tinggal perlihatkan itu, sudah ada komitmen siap kalah dan menang, untuk apa semua itu kalau tidak mau menerima hasil," ujar Arfandi kepada SINDO, tadi malam.
Harusnya, semua kandidat menenangkan massanya masing-masing meski tanpa pertemuan antarkandidat. Menurutnya, untuk apa ada pertemuan jika di belakangnya malah memprovokosi massanya untuk berulah.
"Saya kira meski tanpa ada pertemuan, sudah semestinya kandidat menenangkan massanya agar
Pilgub berakhir dengan damai tanpa ada yang menciderai," pungkasnya.
Di tempat terpisah, anggota KPU Sulsel Ziaurrahman Mustari mengatakan, perhitungan telah rampung di tingkatan kecamatan. 304 kecamatan di Sulsel telah melakukan perhitungan secara resmi.
"Besok dan lusa akan dilakukan perhitungan di tingkatan kabupaten dan kota, hari ini perhitungan kecamatan sudah rampung," kata Ziaurrahman.
Dia mengaku, sebenarnya hasil Pilgub sudah bisa diketahui jika tim kandidat dan masyarakat memiliki data 304 kecamatan itu. Bukan lagi berkaca kepada hasil quick count atau real count itu. Hanya saja, KPU Sulsel akan mengumumkan secara resmi Kamis, 31 Januari.
"Kita akan umumkan dalam sidang pleno Kamis nanti," ujarnya.
Mantan anggota KPU Takalar itu pun mengaku telah melakukan pemantauan di Gowa dan Takalar. Hasilnya, perhitungan di tingkatan kecamatan berjalan lancar tanpa banyak protes dari saksi atau tim dari pasangan kandidat yang kalah versi quick count.
"Tak ada protes, perhitungan berjalan lancar, saya tidak tahu kalau rekap di kabupaten besok atau lusa," akunya.
Silaturahmi antarkeduanya bisa memberikan ketenangan kepada masyarakat yang saat ini masih menunggu hasil akhir Pilgub Sulsel.
"Pak Ilham, Pak Syahrul, dan Pak Rudiyanto harus membuktikan ketokohannya dengan melakukan silaturahmi sehingga situasi saat ini bisa lebih tenang, ketiganya adalah tokoh," kata pengamat politik Unhas Rahmat Muhammad kepada SINDO, tadi malam, Sabtu 26 Januari 2013.
Silaturahmi antarkandidat pasca pemilihan bukan untuk memberikan ucapan selamat kepada pasangan kandidat yang dimenangkan versi quick count. Namun, silaturahmi antarkandidat untuk mempertegas komitmen kesiapan menerima hasil Pilgub.
"Jadi bukan untuk memberikan selamat kepada yang lainnya karena belum ada pemenang, tapi untuk memperlihatkan kebesaran jiwa sebagai tokoh untuk menerima hasil apapun dari Pilgub itu," ungkapnya.
Dia mengatakan, pertemuan antarkandidat akan memberikan suasana damai kepada masyarakat. Pasalnya, masyarakat akan tenang menunggu pengumuman pememang dari KPU dan tidak khawatir terjadi benturan antarmassa kandidat.
"Kemesraan yang ditampilkan akan memberikan suasana damai kepada masyarakat," ujarnya.
Silaturahmi telah pernah diperlihatkan oleh Ilham yang juga Wali Kota Makassar saat akan maju menantang Incumbent, Syahrul Yasin Limpo. Saat itu, Ilham datang ke rumah jabatan gubernur Sulsel dan meminta restu untuk bertarung di pentas Pilgub.
"Kenapa sekarang tidak dilakukan itu, sebagai junior Pak Ilham tidak masalah mendatangi Pak Syahrul atau Pak Rudiyanto sebagai seniornya dan memberikan apresiasi, atau juga bisa sebaliknya senior yang datangi juniornya," papar Rahmat.
Terkait pawai yang dilakukan massa oleh salah satu kandidat, Rahmat mengatakan, aktivitas seperti itu malah akan memancing dan memperkeruh suasana. Pasalnya, pawai atau konvoi di Makassar biasanya diwarnai dengan aksi anarkis.
"Konvoi pada saat seperti ini harus dihindari, bisa memancing gesekan dan pasti memperkeruh suasana, sebaiknya kandidat dan sipatisan menciptakan suasana damai sambil menunggu putusan definitif dari KPU," tandasnya.
Jika krusial, maka Rahmat menyarankan Jusuf Kalla untuk turun tangan mendamaikan keduanya. Pasalnya, JK sebagai tokoh Sulsel dikenal sangat dekat dengan Syahrul dan Ilham. Jika Pilgub Sulsel berakhir dengan damai, maka momentum ini akan menjadi pelajaran berharga bagi pelaksanaan pilkada di kabupaten dan kota di Sulsel.
"Jika Pilgub ribut saat pengumuman hasil oleh KPU, maka ini akan menjadi pelajaran yang kurang bagus bagi pilkada di kabupaten dan kota di Sulsel," urainya.
Menanggapi wacana pertemuan antara Ilham dengan Syahrul, Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Arfandy Idris mengatakan, tidak penting lagi melakukan pertemuan antarkandidat saat ini. Pasalnya, ketiga kandidat telah menandatangani komitmen siap kalah dan menang di depan KPU.
"Sekarang tinggal perlihatkan itu, sudah ada komitmen siap kalah dan menang, untuk apa semua itu kalau tidak mau menerima hasil," ujar Arfandi kepada SINDO, tadi malam.
Harusnya, semua kandidat menenangkan massanya masing-masing meski tanpa pertemuan antarkandidat. Menurutnya, untuk apa ada pertemuan jika di belakangnya malah memprovokosi massanya untuk berulah.
"Saya kira meski tanpa ada pertemuan, sudah semestinya kandidat menenangkan massanya agar
Pilgub berakhir dengan damai tanpa ada yang menciderai," pungkasnya.
Di tempat terpisah, anggota KPU Sulsel Ziaurrahman Mustari mengatakan, perhitungan telah rampung di tingkatan kecamatan. 304 kecamatan di Sulsel telah melakukan perhitungan secara resmi.
"Besok dan lusa akan dilakukan perhitungan di tingkatan kabupaten dan kota, hari ini perhitungan kecamatan sudah rampung," kata Ziaurrahman.
Dia mengaku, sebenarnya hasil Pilgub sudah bisa diketahui jika tim kandidat dan masyarakat memiliki data 304 kecamatan itu. Bukan lagi berkaca kepada hasil quick count atau real count itu. Hanya saja, KPU Sulsel akan mengumumkan secara resmi Kamis, 31 Januari.
"Kita akan umumkan dalam sidang pleno Kamis nanti," ujarnya.
Mantan anggota KPU Takalar itu pun mengaku telah melakukan pemantauan di Gowa dan Takalar. Hasilnya, perhitungan di tingkatan kecamatan berjalan lancar tanpa banyak protes dari saksi atau tim dari pasangan kandidat yang kalah versi quick count.
"Tak ada protes, perhitungan berjalan lancar, saya tidak tahu kalau rekap di kabupaten besok atau lusa," akunya.
(rsa)