Ambles 35 meter, akses ke makam keramat terputus
A
A
A
Sindonews.com – Akses jalan menuju makam keramat Godog di Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, terancam terputus. Pasalnya, material tanah di bawah Jalan Raya Godog sepanjang 35 meter ambles sedalam 40 sentimeter.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meski anjlok, badan jalan yang berlokasi di Kampung Godog Desa, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, ini masih utuh.
“Struktur badan jalan masih utuh karena terbuat dari beton. Namun bila dibiarkan, jalan akan terputus karena tanah di bawahnya sudah ambles,” kata warga Kampung Godog Desa RT01 RW05, Deri Supriatna (35) Sabtu (12/1/2013).
Untuk menghindari longsor susulan, warga sekitar menutupi material tanah yang ambles dengan terpal. Upaya menutupi dengan terpal ini dimaksudkan agar hujan tidak membasahi tanah dan memperparah kondisi longsor.
“Mobil juga saat ini warga imbau agar tidak melintasi sementara waktu. Kendaraan yang boleh lewat baru sebatas sepeda motor saja,” ucapnya.
Deri mengaku, peristiwa longsornya material tanah di bawah jalan terjadi begitu saja. Sebelumnya, kata dia, sama sekali tidak ada hujan atau pertanda lain bila tanah di bahwah jalan akan longsor.
“Kami sendiri tidak menyadari kalau tanahnya ambles. Awalnya, hanya diketahui oleh warga yang melintas dengan sepeda motor. Itu pun setelah melihat pohon bambu yang tadinya di pinggir jalan tiba-tiba hilang. Ternyata sudah roboh di bawah tebing,” tuturnya.
Wakil Ketua Juru Kunci Makam Godog, Aceng Dede, mengungkapkan, ancaman longsor pada satu-satunya akses jalan menuju makam ini dikhawatirkan akan mengganggu kunjungan peziarah. Ia berharap, pemerintah dapat segera memperbaiki dan memperkuat struktur jalan tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munazat menjelaskan, peristiwa longsornya material tanah di bawah jalan itu terjadi karena ada rembesan air.
“Memang tidak ada hujan. Tapi tanahnya menjadi labil karena ada rembesan air. Tepat di atas jalan itu terdapat sawah. Airnya kemudian masuk ke bawah tanah jalan. Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Dalam waktu dekat, masalah ancaman longsor itu akan diatasi,” katanya.
Disebutkan Zatzat, ancaman longsor serupa juga terjadi di beberapa titik lain. Yaitu di Desa Garumukti, Kecamatan Pamulihan, Desa Panyindangan, Kecamatan Pakenjeng, dan di Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meski anjlok, badan jalan yang berlokasi di Kampung Godog Desa, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, ini masih utuh.
“Struktur badan jalan masih utuh karena terbuat dari beton. Namun bila dibiarkan, jalan akan terputus karena tanah di bawahnya sudah ambles,” kata warga Kampung Godog Desa RT01 RW05, Deri Supriatna (35) Sabtu (12/1/2013).
Untuk menghindari longsor susulan, warga sekitar menutupi material tanah yang ambles dengan terpal. Upaya menutupi dengan terpal ini dimaksudkan agar hujan tidak membasahi tanah dan memperparah kondisi longsor.
“Mobil juga saat ini warga imbau agar tidak melintasi sementara waktu. Kendaraan yang boleh lewat baru sebatas sepeda motor saja,” ucapnya.
Deri mengaku, peristiwa longsornya material tanah di bawah jalan terjadi begitu saja. Sebelumnya, kata dia, sama sekali tidak ada hujan atau pertanda lain bila tanah di bahwah jalan akan longsor.
“Kami sendiri tidak menyadari kalau tanahnya ambles. Awalnya, hanya diketahui oleh warga yang melintas dengan sepeda motor. Itu pun setelah melihat pohon bambu yang tadinya di pinggir jalan tiba-tiba hilang. Ternyata sudah roboh di bawah tebing,” tuturnya.
Wakil Ketua Juru Kunci Makam Godog, Aceng Dede, mengungkapkan, ancaman longsor pada satu-satunya akses jalan menuju makam ini dikhawatirkan akan mengganggu kunjungan peziarah. Ia berharap, pemerintah dapat segera memperbaiki dan memperkuat struktur jalan tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munazat menjelaskan, peristiwa longsornya material tanah di bawah jalan itu terjadi karena ada rembesan air.
“Memang tidak ada hujan. Tapi tanahnya menjadi labil karena ada rembesan air. Tepat di atas jalan itu terdapat sawah. Airnya kemudian masuk ke bawah tanah jalan. Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Dalam waktu dekat, masalah ancaman longsor itu akan diatasi,” katanya.
Disebutkan Zatzat, ancaman longsor serupa juga terjadi di beberapa titik lain. Yaitu di Desa Garumukti, Kecamatan Pamulihan, Desa Panyindangan, Kecamatan Pakenjeng, dan di Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu.
(ysw)