Gelombang tinggi, 30 kapal gagal berlabuh
A
A
A
Sindonews.com - Sekira 30-an kapal kayu yang memuat penumpang dan barang yang sandar di Pelabuhan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, gagal berlabuh.
Pasalnya, Kepala Unit Pelabuhan Syahbandar Bajoe mengumumkan adanya gelombang air dipelabuhan rute Bajoe-Kolaka mencapai ketinggian air tiga meter dan kecepatan angin 26 knot perjam.
Selain itu, tiga Kapal Fery yang juga bersandar di pelabuhan BajoEeterpaksa ditunda pemberangkatannya. Begitupula dengan kapal kayu yang melayani rute Kolaka, NTT, Bau-bau, Boepinang.
Akibatnya, ratusan penumpang terpaksa menginap disebuah aula di gedung Angkutan Darat Sungai dan Perairan (ASDP) yang tak jauh dari dermaga pelabuhan.
Kepala Syahbandar Bajoe, Andi Abbas mengatakan, sudah tiga hari cuaca dilaut mengalami gelombang tinggi. Peristiwa itu mengakibatkan lima kapal Fery ditunda pemberangkatannya, Sabtu, 5 Januari 2013 lalu. Kelima kapal itu baru diberangkatkan keesokan paginya dengan pemberangkatan secara beriringan.
"Kita pakai sistem buka tutup jadwal, karena cuaca belum menentu. Dan kita juga belum tahu kapan akan berhenti," kata Andi Abbas kepada SINDO, Minggu, 6 Januari 2013.
Sementara itu, penumpang rute Bajoe-Boepinang Kabupaten Bombana, Hj Asia, mengatakan tingginya air membuatnya harus menginap seharian dipelabuhan Bajoe. Bersama dengan keluarganya harus pasrah dengan kondisi yang tidak memungkinkan sesuai jadwal pemberangkatannya.
"Kalau memang cuaca buruk, itulah yang terbaik pak, kita juga mau cari selamat," ungkapnya.
Pasalnya, Kepala Unit Pelabuhan Syahbandar Bajoe mengumumkan adanya gelombang air dipelabuhan rute Bajoe-Kolaka mencapai ketinggian air tiga meter dan kecepatan angin 26 knot perjam.
Selain itu, tiga Kapal Fery yang juga bersandar di pelabuhan BajoEeterpaksa ditunda pemberangkatannya. Begitupula dengan kapal kayu yang melayani rute Kolaka, NTT, Bau-bau, Boepinang.
Akibatnya, ratusan penumpang terpaksa menginap disebuah aula di gedung Angkutan Darat Sungai dan Perairan (ASDP) yang tak jauh dari dermaga pelabuhan.
Kepala Syahbandar Bajoe, Andi Abbas mengatakan, sudah tiga hari cuaca dilaut mengalami gelombang tinggi. Peristiwa itu mengakibatkan lima kapal Fery ditunda pemberangkatannya, Sabtu, 5 Januari 2013 lalu. Kelima kapal itu baru diberangkatkan keesokan paginya dengan pemberangkatan secara beriringan.
"Kita pakai sistem buka tutup jadwal, karena cuaca belum menentu. Dan kita juga belum tahu kapan akan berhenti," kata Andi Abbas kepada SINDO, Minggu, 6 Januari 2013.
Sementara itu, penumpang rute Bajoe-Boepinang Kabupaten Bombana, Hj Asia, mengatakan tingginya air membuatnya harus menginap seharian dipelabuhan Bajoe. Bersama dengan keluarganya harus pasrah dengan kondisi yang tidak memungkinkan sesuai jadwal pemberangkatannya.
"Kalau memang cuaca buruk, itulah yang terbaik pak, kita juga mau cari selamat," ungkapnya.
(rsa)