55 Kali gempa, Gunung Seulawah Agam berstatus waspada
A
A
A
Sindonews.com - Gunung Seulawah Agam di Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh ditetapkan berstatus waspada level dua. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menetapkan itu berdasarkan terus terjadinya peningkatan kegempaan.
Sejak 27 Desember tahun lalu hingga 2 Januari, mencatat terjadi 55 kali gempa. Kegempaan yang terjadi variatif yakni seperti Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, Tektonik Lokal serta Tektonik Jauh.
"Berdasarkan hasil pengamatan kegempaan dan visual kawah serta analisis data, terhitung tanggal 3 Januari statusnya waspada level dua," kata Pengamat Gunung Api Pos Desa Lambaro Tunong, Razali, Jumat (4/1/2012).
Menurutnya, pos pemantauan merekomendasikan agar warga dan wisatawan agar tidak mendekati puncak dan dua kawah aktif gunung Seulawah Agam. Selain melarang aktivitas pendakian di gunung strato aktif tipe A itu.
Selain itu, dia juga meminta warga tidak panik dan mencemaskan isu-isu gunung dengan tinggi puncak 1.726 meter dari permukaan laut itu akan meletus.
"Pemerintah Aceh dan Pemerintah Aceh Besar agar berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Seulawah Agam," harap Razali.
Razali menjelaskan, peningkatan status sebagai antisipasi terhadap pelbagai kemungkinan. Namun menurutnya, pantauan hari ini kegempaan sudah mulai menurun.
"Namun statusnya masih tetap waspada. Sebab, untuk menurunkan perlu analisa data lebih lanjut,” papar Razali.
Berdasarkan pantauan di lapangan, di kawasan Saree, Aceh Besar, aktivitas warga masih berjalan normal. Namun, masyarakat sekitar mengaku tidak mengetahui peningkatan status itu.
"Kami tidak tahu, kalau waspada kami harus apa? semua orang jualan ini," jelas seorang pedagang di Saree, Nurma.
Sementara di Desa Blang Lambaro, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, aktivitas warga mencari korban yang hilang akibat banjir bandang terus berjalan.
"Kami tidak tahu ada informasi waspada itu," kata Sanusi, salah seorang warga.
Diketahui, Seulawah Agam merupakan gunung api yang memiliki dua kawah. Tercatat tiga kali mengalami erupsi, setelah tak menunjukkan aktivitas berarti pada 16 dan 21 Agustus 1975 memperdengarkan suara gemuruh dan asap keluar dari gunung.
Sejak 27 Desember tahun lalu hingga 2 Januari, mencatat terjadi 55 kali gempa. Kegempaan yang terjadi variatif yakni seperti Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, Tektonik Lokal serta Tektonik Jauh.
"Berdasarkan hasil pengamatan kegempaan dan visual kawah serta analisis data, terhitung tanggal 3 Januari statusnya waspada level dua," kata Pengamat Gunung Api Pos Desa Lambaro Tunong, Razali, Jumat (4/1/2012).
Menurutnya, pos pemantauan merekomendasikan agar warga dan wisatawan agar tidak mendekati puncak dan dua kawah aktif gunung Seulawah Agam. Selain melarang aktivitas pendakian di gunung strato aktif tipe A itu.
Selain itu, dia juga meminta warga tidak panik dan mencemaskan isu-isu gunung dengan tinggi puncak 1.726 meter dari permukaan laut itu akan meletus.
"Pemerintah Aceh dan Pemerintah Aceh Besar agar berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Seulawah Agam," harap Razali.
Razali menjelaskan, peningkatan status sebagai antisipasi terhadap pelbagai kemungkinan. Namun menurutnya, pantauan hari ini kegempaan sudah mulai menurun.
"Namun statusnya masih tetap waspada. Sebab, untuk menurunkan perlu analisa data lebih lanjut,” papar Razali.
Berdasarkan pantauan di lapangan, di kawasan Saree, Aceh Besar, aktivitas warga masih berjalan normal. Namun, masyarakat sekitar mengaku tidak mengetahui peningkatan status itu.
"Kami tidak tahu, kalau waspada kami harus apa? semua orang jualan ini," jelas seorang pedagang di Saree, Nurma.
Sementara di Desa Blang Lambaro, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, aktivitas warga mencari korban yang hilang akibat banjir bandang terus berjalan.
"Kami tidak tahu ada informasi waspada itu," kata Sanusi, salah seorang warga.
Diketahui, Seulawah Agam merupakan gunung api yang memiliki dua kawah. Tercatat tiga kali mengalami erupsi, setelah tak menunjukkan aktivitas berarti pada 16 dan 21 Agustus 1975 memperdengarkan suara gemuruh dan asap keluar dari gunung.
(rsa)