Pembantaian ibu dan anak diduga masalah sosial
Minggu, 23 September 2012 - 02:31 WIB

Pembantaian ibu dan anak diduga masalah sosial
A
A
A
Sindonews.com - Pembunuhan terhadap ibu dan anak mendapat sorotan dari berbagai pihak, tak terkecuali pengamat kriminolog dari Universitas Padjajaran (Unpad).
Kriminolog (Unpad) Yesmil Anwar menjelaskan ada dua kemungkinan motif dalam kasus pembantaian ibu dan anak di Kecamatan Cibatu tersebut. Dua motif yang memungkinkan pembunuhan itu terjadi adalah masalah piutang atau hubungan sosial.
“Apakah korban memiliki piutang, musuh, atau bahkan hubungan percintaan, itu bisa saja menjadi penyebab. Untuk masalah piutang, sepertinya sangat mudah diselidiki dengan memintai keterangan pihak kelurga terdekat dan tetangga korban,” ujar Yesmil menjelaskan kepada wartawan, Sabtu (22/9/2012).
Sedangkan kemungkinan hubungan sosial, terang Anwar, bisa juga terjadi karena jarak antara korban dan suaminya berjauhan. Korban tinggal di Garut sedangkan suaminya bekerja sebagai pengusaha kain di Kalimantan.
“Apalagi, usia korban masih muda, yaitu 26 tahun. Usia ini, saya nilai masih produktif untuk masalah hubungan sosial semacam percintaan. Namun, tetap saja kebenarannya mesti dicek melalui forensik. Apakah janin yang dikandung korban itu genetiknya sama dengan suaminya yang di Kalimantan atau berbeda. Bila berbeda, dari situ sudah jelas ada orang lain. Namun bila hasilnya sama, kemungkinan motif karena hubungan percintaan menjadi tipis,” urainya.
Lebih jauh diungkapkan Anwar, penyelidikan pun bisa diteliti dari kondisi rumah korban, yakni dengan diungkap dari temuan bekas air kopi dalam satu gelas dan sidik jari.
“Adanya kopi berarti menandakan seseorang telah bertamu dalam rumah. Tim forensik kepolisian bisa mengecek apakah ampas kopi yang dihidangkan sama atau berbeda dengan kopi yang ada di dalam dapur. Waktu kapan kopi itu dibuat juga bisa diketahui. Fakta unik lainnya, ada kemungkinan anak korban mengetahui siapa pelaku itu. Karena merasa takut identitasnya diketahui, pelaku turut membunuh anak korban juga. Jadi, kalau dilihat dari fakta-fakta itu, saya rasa kasus ini tidak terlalu sulit untuk dipecahkan oleh aparat kepolisian,” pungkasnya.
Kriminolog (Unpad) Yesmil Anwar menjelaskan ada dua kemungkinan motif dalam kasus pembantaian ibu dan anak di Kecamatan Cibatu tersebut. Dua motif yang memungkinkan pembunuhan itu terjadi adalah masalah piutang atau hubungan sosial.
“Apakah korban memiliki piutang, musuh, atau bahkan hubungan percintaan, itu bisa saja menjadi penyebab. Untuk masalah piutang, sepertinya sangat mudah diselidiki dengan memintai keterangan pihak kelurga terdekat dan tetangga korban,” ujar Yesmil menjelaskan kepada wartawan, Sabtu (22/9/2012).
Sedangkan kemungkinan hubungan sosial, terang Anwar, bisa juga terjadi karena jarak antara korban dan suaminya berjauhan. Korban tinggal di Garut sedangkan suaminya bekerja sebagai pengusaha kain di Kalimantan.
“Apalagi, usia korban masih muda, yaitu 26 tahun. Usia ini, saya nilai masih produktif untuk masalah hubungan sosial semacam percintaan. Namun, tetap saja kebenarannya mesti dicek melalui forensik. Apakah janin yang dikandung korban itu genetiknya sama dengan suaminya yang di Kalimantan atau berbeda. Bila berbeda, dari situ sudah jelas ada orang lain. Namun bila hasilnya sama, kemungkinan motif karena hubungan percintaan menjadi tipis,” urainya.
Lebih jauh diungkapkan Anwar, penyelidikan pun bisa diteliti dari kondisi rumah korban, yakni dengan diungkap dari temuan bekas air kopi dalam satu gelas dan sidik jari.
“Adanya kopi berarti menandakan seseorang telah bertamu dalam rumah. Tim forensik kepolisian bisa mengecek apakah ampas kopi yang dihidangkan sama atau berbeda dengan kopi yang ada di dalam dapur. Waktu kapan kopi itu dibuat juga bisa diketahui. Fakta unik lainnya, ada kemungkinan anak korban mengetahui siapa pelaku itu. Karena merasa takut identitasnya diketahui, pelaku turut membunuh anak korban juga. Jadi, kalau dilihat dari fakta-fakta itu, saya rasa kasus ini tidak terlalu sulit untuk dipecahkan oleh aparat kepolisian,” pungkasnya.
(azh)