Polisi buru pelaku pembantai ibu dan anak
Minggu, 23 September 2012 - 00:02 WIB

Polisi buru pelaku pembantai ibu dan anak
A
A
A
Sindonews.com - Aparat kepolisian Polres Garut buru pelaku pembantai ibu dan anak di Kampung Cisalak Wetan, Desa Sukalilah, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut.
Kapolres Garut AKBP Enjang Hasan Kurnia menyatakan, pihaknya telah mengantongi identitas pelaku pembunuh Ainun (26) dan putranya, Galih Akmal (4).
“Untuk kepentingan penyidikan, kami belum bisa ungkap identitas pelaku. Yang pasti, kami masih melakukan pengejaran terhadapnya,” kata Enjang menjelaskan, Sabtu (22/9/2012).
Ia sendiri enggan berspekulasi berapa jumlah pelaku dan motif dalam kasus pembunuhan ini. Pasalnya, hingga kini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium atas sidik jari tangan serta kaki pelaku yang menempel pada sejumlah benda barang bukti dan lantai rumah.
“Kami masih menunggu hasil autopsi korban yang bisa menjelaskan kapan tepatnya korban meninggal dan apa penyebab pasti kematiannya. Cuma, selain berupaya mengejar pelaku, kami juga sedang melakukan penyelidikan yang melibatkan sejumlah saksi-saksi di sekitar lokasi. Nanti, hasil autopsi juga akan membantu penyelidikan ini,” paparnya.
Barang bukti yang diamankan, tidak lain adalah sebilah golok yang digunakan untuk menggorok kedua korban dan sebuah gunting. Hingga kemarin, jumlah saksi yang dimintai keterangan oleh aparat Polres Garut mencapai belasan orang.
Sementara itu, seorang kerabat korban Asep Juhara, 48, menduga pelaku merupakan orang yang telah dikenal oleh keponakannya. Pasalnya, warga yang mendobrak rumah menemukan sisa air kopi dalam sebuah gelas di ruang tamu rumah korban.
“Kemungkinan pelaku sendirian bila dilihat dari adanya gelas sisa air kopi dalam rumah. Dari air kopi juga, saya menduga si pelaku ini sempat bertamu sebelum membunuh keponakan saya. Di tambah lagi, kondisi jendela dan pintu sebelum warga mendobrak rumah dalam keadaan tertutup rapat. Pasti ia dapat masuk dan keluar rumah melalui pintu utama,” tuturnya.
Asep meminta, aparat kepolisian dapat segera mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa keluarganya tersebut. Pihak keluarga, lanjut dia, berharap pelaku pembantaian dapat dihukum seberat-beratnya.
“Kami ingin ia dihukum mati atas perbuatan kejinya. Nyawa dibayar dengan nyawa. Apalagi, yang dibunuh adalah janin dalam kandungan keponakan saya berikut putranya sekaligus, Akmal,” tukasnya.
Sebelumnya, peristiwa pembantaian itu baru diketahui warga sekitar pukul 13.00 WIB Jumat 21 September lalu. Warga merasa curiga karena korban dan anaknya tidak terlihat beraktivitas di luar rumah hingga siang hari.
Kecurigaan ini kemudian berkembang setelah warga melihat lampu luar rumah masih menyala di siang hari. Setelah didobrak, warga kemudian menemukan Akmal dan Ainun telah terbujur kaku dengan bersimbah darah.
Pada leher keduanya, ditemukan luka menganga hasil tebasan benda tajam. Akmal ditemukan tertelungkup di ruang keluarga, sedangkan Ainun tergeletak di dapur.
Kapolres Garut AKBP Enjang Hasan Kurnia menyatakan, pihaknya telah mengantongi identitas pelaku pembunuh Ainun (26) dan putranya, Galih Akmal (4).
“Untuk kepentingan penyidikan, kami belum bisa ungkap identitas pelaku. Yang pasti, kami masih melakukan pengejaran terhadapnya,” kata Enjang menjelaskan, Sabtu (22/9/2012).
Ia sendiri enggan berspekulasi berapa jumlah pelaku dan motif dalam kasus pembunuhan ini. Pasalnya, hingga kini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium atas sidik jari tangan serta kaki pelaku yang menempel pada sejumlah benda barang bukti dan lantai rumah.
“Kami masih menunggu hasil autopsi korban yang bisa menjelaskan kapan tepatnya korban meninggal dan apa penyebab pasti kematiannya. Cuma, selain berupaya mengejar pelaku, kami juga sedang melakukan penyelidikan yang melibatkan sejumlah saksi-saksi di sekitar lokasi. Nanti, hasil autopsi juga akan membantu penyelidikan ini,” paparnya.
Barang bukti yang diamankan, tidak lain adalah sebilah golok yang digunakan untuk menggorok kedua korban dan sebuah gunting. Hingga kemarin, jumlah saksi yang dimintai keterangan oleh aparat Polres Garut mencapai belasan orang.
Sementara itu, seorang kerabat korban Asep Juhara, 48, menduga pelaku merupakan orang yang telah dikenal oleh keponakannya. Pasalnya, warga yang mendobrak rumah menemukan sisa air kopi dalam sebuah gelas di ruang tamu rumah korban.
“Kemungkinan pelaku sendirian bila dilihat dari adanya gelas sisa air kopi dalam rumah. Dari air kopi juga, saya menduga si pelaku ini sempat bertamu sebelum membunuh keponakan saya. Di tambah lagi, kondisi jendela dan pintu sebelum warga mendobrak rumah dalam keadaan tertutup rapat. Pasti ia dapat masuk dan keluar rumah melalui pintu utama,” tuturnya.
Asep meminta, aparat kepolisian dapat segera mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa keluarganya tersebut. Pihak keluarga, lanjut dia, berharap pelaku pembantaian dapat dihukum seberat-beratnya.
“Kami ingin ia dihukum mati atas perbuatan kejinya. Nyawa dibayar dengan nyawa. Apalagi, yang dibunuh adalah janin dalam kandungan keponakan saya berikut putranya sekaligus, Akmal,” tukasnya.
Sebelumnya, peristiwa pembantaian itu baru diketahui warga sekitar pukul 13.00 WIB Jumat 21 September lalu. Warga merasa curiga karena korban dan anaknya tidak terlihat beraktivitas di luar rumah hingga siang hari.
Kecurigaan ini kemudian berkembang setelah warga melihat lampu luar rumah masih menyala di siang hari. Setelah didobrak, warga kemudian menemukan Akmal dan Ainun telah terbujur kaku dengan bersimbah darah.
Pada leher keduanya, ditemukan luka menganga hasil tebasan benda tajam. Akmal ditemukan tertelungkup di ruang keluarga, sedangkan Ainun tergeletak di dapur.
(azh)