SDN Situgede 4 dan 5 rusak berat
Selasa, 18 September 2012 - 21:10 WIB

SDN Situgede 4 dan 5 rusak berat
A
A
A
Sindonews.com – Dua sekolah di Kampung Timbanghayu, Desa Situgede, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut rusak berat. Kerusakan yang dialami SDN Situgedede 4 dan 5 ini terjadi sejak peristiwa gempa mengguncang Kabupaten Garut pada 2009 lalu.
Di SDN Situgede 4, kerusakan ini terjadi pada ruang kelas I dan II. Sedangkan di SDN Situgede 5, terdapat tiga ruang kelas yang mengalami kerusakan, yakni ruang kelas III, IV, dan V.
Kerusakan sejumlah ruang kelas di dua sekolah tersebut, secara langsung berdampak pada proses kegiatan belajar dan mengajar para siswa.
Agar bisa belajar dengan layak, para siswa kelas III, IV, dan V dari SDN Situgede 5 mengungsi dan digabung dengan siswa sekelasnya dari SDN Situgede 4.
“Siswa kami dari kelas III, IV, dan V ikut menumpang di ruang kelas SDN Situgede 4. Siswa kelas III kami disatukan dengan siswa kelas III dari SDN Situgede 4. Begitu juga dengan siswa kelas IV dan kelas V,” kata Kepala Sekolah SDN Situgede 5 Busro Nurkarim, Selasa (18/9/2012).
Ia menambahkan, penggabungan yang disesuaikan tingkat kelas ini disebabkan karena mata pelajaran dan kurikulum para siswa dari dua sekolah ini tidak jauh berbeda.
Meski demikian, para siswa kelas III, IV, dan V SDN Situgede 5 harus menempuh jarak satu kilometer agar bisa ikut menumpang di bangunan kelas milik SDN Situgede 4.
“Kalau siswa kelas I, II, dan VI masih dapat belajar di sekolah kami karena bangunan ruang kelasnya tidak rusak. Kami sudah beberapa kali mengajukan agar sekolah kami dapat segera diperbaiki. Namun hingga sekarang belum ada tindak lanjut sama sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Situgede 4 Husein menjelaskan, ikut menumpangnya siswa kelas III, IV, dan V dari SDN Situgede 5 membuat suasana belajar berdesakan. Pasalnya, jumlah kursi dan meja dalam masing-masing ruang kelas di sekolahnya terbatas.
“Jumlah siswa yang belajar jadi dua kali lipat. Namun apa daya, dari pada para siswa SDN Situgede 5 tidak dapat belajar, lebih baik ikut menumpang di sekolah kami,” katanya.
Sama halnya dengan kondisi ruang kelas SDN Situgede 5, ungkap Husein, ruang kelas di sekolahnya juga ada yang mengalami kerusakan, yaitu ruang kelas siswa kelas I dan II. Untuk mengatasi hal tersebut, kata Husein, ia terpaksa memindahkan para siswa kelas I dan II ke ruangan kantor guru untuk digunakan sebagai kelas sementara.
“Kantor gurunya untuk sementara pindah ke perumahan dekat sekolah," katanya.
Jadi, ruangan guru digunakan oleh siswa kelas I dan II untuk belajar. Disinggung sampai kapan kondisi ini berakhir, ia mengaku tidak tahu. Sebab, bantuan rehab ruang kelas dari pemerintah belum kunjung datang.
Di SDN Situgede 4, kerusakan ini terjadi pada ruang kelas I dan II. Sedangkan di SDN Situgede 5, terdapat tiga ruang kelas yang mengalami kerusakan, yakni ruang kelas III, IV, dan V.
Kerusakan sejumlah ruang kelas di dua sekolah tersebut, secara langsung berdampak pada proses kegiatan belajar dan mengajar para siswa.
Agar bisa belajar dengan layak, para siswa kelas III, IV, dan V dari SDN Situgede 5 mengungsi dan digabung dengan siswa sekelasnya dari SDN Situgede 4.
“Siswa kami dari kelas III, IV, dan V ikut menumpang di ruang kelas SDN Situgede 4. Siswa kelas III kami disatukan dengan siswa kelas III dari SDN Situgede 4. Begitu juga dengan siswa kelas IV dan kelas V,” kata Kepala Sekolah SDN Situgede 5 Busro Nurkarim, Selasa (18/9/2012).
Ia menambahkan, penggabungan yang disesuaikan tingkat kelas ini disebabkan karena mata pelajaran dan kurikulum para siswa dari dua sekolah ini tidak jauh berbeda.
Meski demikian, para siswa kelas III, IV, dan V SDN Situgede 5 harus menempuh jarak satu kilometer agar bisa ikut menumpang di bangunan kelas milik SDN Situgede 4.
“Kalau siswa kelas I, II, dan VI masih dapat belajar di sekolah kami karena bangunan ruang kelasnya tidak rusak. Kami sudah beberapa kali mengajukan agar sekolah kami dapat segera diperbaiki. Namun hingga sekarang belum ada tindak lanjut sama sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Situgede 4 Husein menjelaskan, ikut menumpangnya siswa kelas III, IV, dan V dari SDN Situgede 5 membuat suasana belajar berdesakan. Pasalnya, jumlah kursi dan meja dalam masing-masing ruang kelas di sekolahnya terbatas.
“Jumlah siswa yang belajar jadi dua kali lipat. Namun apa daya, dari pada para siswa SDN Situgede 5 tidak dapat belajar, lebih baik ikut menumpang di sekolah kami,” katanya.
Sama halnya dengan kondisi ruang kelas SDN Situgede 5, ungkap Husein, ruang kelas di sekolahnya juga ada yang mengalami kerusakan, yaitu ruang kelas siswa kelas I dan II. Untuk mengatasi hal tersebut, kata Husein, ia terpaksa memindahkan para siswa kelas I dan II ke ruangan kantor guru untuk digunakan sebagai kelas sementara.
“Kantor gurunya untuk sementara pindah ke perumahan dekat sekolah," katanya.
Jadi, ruangan guru digunakan oleh siswa kelas I dan II untuk belajar. Disinggung sampai kapan kondisi ini berakhir, ia mengaku tidak tahu. Sebab, bantuan rehab ruang kelas dari pemerintah belum kunjung datang.
(ysw)