Putra Pilot pesawat Cessna kunjungi posko
Sabtu, 25 Agustus 2012 - 22:31 WIB

Putra Pilot pesawat Cessna kunjungi posko
A
A
A
Sindonews.com - Anak ketiga dari pilot Pesawat Cessna yang diduga jatuh di Taman Nasional Kutai (TNK), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), mendatangi posko Tim SAR di Bandara Temindung, Samarinda.
Putra Marshal Basir, Dipa, tampak berupaya mencari info mengenai keadaan pesawat yang dikendalikan oleh ayahnya tersebut. Dipa yang tiba di lokasi pada pukul 19.30 Wita, kemudian disambut oleh Kasubsi Operasi dan Potensi Kantor SAR Balikpapan Abram S Kolimon.
Ditemani beberapa anggota tim, Dipa mendapat penjelasan soal proses pencarian. Dia juga disambut oleh beberapa orang dari PT Intan Angkasa, tempat ayahnya bekerja.
Dipa sesekali terlihat mengangkat telpon genggamnya dari orang yang menyampaikan belasungkawa kepadanya. Saat dimintai komentarnya, Dipa menolak. Dia mengaku, kejadian ini membuat keluarganya terpukul.
"Besok saja ya, pasti saya ngomong," kata Dipa, Sabtu (25/8/2012).
Dia tak ingin banyak berkomentar sebab khawatir jika info simpang siur semakin membuat keluarganya syok. Pihak keluarga masih berharap korban ditemukan selamat. Karena, proses pencarian yang masih berjalan, segala kemungkinan masih bisa terjadi.
"Kita belum menemukan pesawat, baik kepalanya, ekornya, maupun sayapnya. Segala kemungkinan masih bisa terjadi," kata Abram kepada Dipa.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PA31 Piper Navalo Chieftain milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International dikabarkan jatuh saat melakukan pemetaan pertambangan. Pesawat tersebut dipastikan hilang pada pukul 13.51 Wita.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 Wita.
Pesawat ini dipiloti oleh Marshal Basir dengan tiga orang penumpang yakni Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics International), serta Jandri Hendrizal (staf Elliot Geophysics International). Peter John Elliot adalah warga negara Australia.
Putra Marshal Basir, Dipa, tampak berupaya mencari info mengenai keadaan pesawat yang dikendalikan oleh ayahnya tersebut. Dipa yang tiba di lokasi pada pukul 19.30 Wita, kemudian disambut oleh Kasubsi Operasi dan Potensi Kantor SAR Balikpapan Abram S Kolimon.
Ditemani beberapa anggota tim, Dipa mendapat penjelasan soal proses pencarian. Dia juga disambut oleh beberapa orang dari PT Intan Angkasa, tempat ayahnya bekerja.
Dipa sesekali terlihat mengangkat telpon genggamnya dari orang yang menyampaikan belasungkawa kepadanya. Saat dimintai komentarnya, Dipa menolak. Dia mengaku, kejadian ini membuat keluarganya terpukul.
"Besok saja ya, pasti saya ngomong," kata Dipa, Sabtu (25/8/2012).
Dia tak ingin banyak berkomentar sebab khawatir jika info simpang siur semakin membuat keluarganya syok. Pihak keluarga masih berharap korban ditemukan selamat. Karena, proses pencarian yang masih berjalan, segala kemungkinan masih bisa terjadi.
"Kita belum menemukan pesawat, baik kepalanya, ekornya, maupun sayapnya. Segala kemungkinan masih bisa terjadi," kata Abram kepada Dipa.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PA31 Piper Navalo Chieftain milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International dikabarkan jatuh saat melakukan pemetaan pertambangan. Pesawat tersebut dipastikan hilang pada pukul 13.51 Wita.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 Wita.
Pesawat ini dipiloti oleh Marshal Basir dengan tiga orang penumpang yakni Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics International), serta Jandri Hendrizal (staf Elliot Geophysics International). Peter John Elliot adalah warga negara Australia.
(mhd)