Evakuasi korban Cesna, TNI siagakan Helikopter MI-17
Sabtu, 25 Agustus 2012 - 13:30 WIB

Evakuasi korban Cesna, TNI siagakan Helikopter MI-17
A
A
A
Sindonews.com - Untuk melakukan evakuasi korban pesawat Cesna, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan satu unit Helikopter jenis MI-17 yang mampu menampung 40 orang. Helikopter ini akan disiagakan di Bandara Temindung, Samarinda, Kaltim.
"Helikopter ini daya muatnya cukup besar, mampu mengangkut 35-40 orang. Sekarang posisinya masih di Tarakan, hari ini akan ke Bandara Temindung. Sudah dapat ijin dari Panglima TNI," kata Dandim 0901 Samarinda, Letkol Inf Junaidi M, Sabtu (25/8/2012).
Helikopter ini biasa digunakan untuk mengangkut pasukan pengamanan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Karena kondisi darurat, pesawat ini bisa digunakan untuk tugas yang lain.
Sebelumnya tim SAR sudah menggunakan dua unit helikopter yang difungsikan untuk melakukan penyisiran mencari pesawat yang jatuh pada Jumat 24 Agustus 2012. Lokasi pencarian masih di Gunung Pilar, kawasan TNK, Kabupaten Kutai Timur.
"Tim masih fokus di kawasan itu sampai ada perubahan lokasi nantinya," kata Junaidi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International dikabarkan jatuh saat melakukan pemetaan pertambangan. Pesawat tersebut dipastikan hilang pada pukul 13.51 Wita.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 WITA.
Pesawat ini dipiloti oleh Marshal Basir dengan tiga orang penumpang yakni Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics International) serta Jandri Hendrizal (staf Elliot Geophysics International). Peter John Elliot adalah warga negara Australia.
"Helikopter ini daya muatnya cukup besar, mampu mengangkut 35-40 orang. Sekarang posisinya masih di Tarakan, hari ini akan ke Bandara Temindung. Sudah dapat ijin dari Panglima TNI," kata Dandim 0901 Samarinda, Letkol Inf Junaidi M, Sabtu (25/8/2012).
Helikopter ini biasa digunakan untuk mengangkut pasukan pengamanan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Karena kondisi darurat, pesawat ini bisa digunakan untuk tugas yang lain.
Sebelumnya tim SAR sudah menggunakan dua unit helikopter yang difungsikan untuk melakukan penyisiran mencari pesawat yang jatuh pada Jumat 24 Agustus 2012. Lokasi pencarian masih di Gunung Pilar, kawasan TNK, Kabupaten Kutai Timur.
"Tim masih fokus di kawasan itu sampai ada perubahan lokasi nantinya," kata Junaidi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International dikabarkan jatuh saat melakukan pemetaan pertambangan. Pesawat tersebut dipastikan hilang pada pukul 13.51 Wita.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 WITA.
Pesawat ini dipiloti oleh Marshal Basir dengan tiga orang penumpang yakni Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics International) serta Jandri Hendrizal (staf Elliot Geophysics International). Peter John Elliot adalah warga negara Australia.
(ysw)