Ulah warga, cuaca ekstrem ancam Lahat

Jum'at, 24 Agustus 2012 - 19:19 WIB
Ulah warga, cuaca ekstrem ancam Lahat
Ulah warga, cuaca ekstrem ancam Lahat
A A A
Sindonews.com – Tingginya aktivitas kebakaran lahan yang terjadi di Kabupaten Lahat, mengakibatkan sejumlah titik api bermunculan.

Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Sultan Mahmud Badaruddin II Kenteng, Palembang, aktivitas ini terjadi lantaran mulainya cuaca ekstrim serta banyaknya aktivitas masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar hutan yang kondisi kelembapannya rendah.

Kabupaten Lahat termasuk dalam satu lingkup daerah yang berpotensi terjadi angin kencang.

“Untuk kecepatan angin diprediksi bisa menembus 50–500 knot per jam. Ini terjadi di wilayah Kabupaten Musi Rawas, Muaraenim, OKU Selatan, Ogan Komering Ilir, Kota Pagaralam, Lubuklinggau, termasuk Kabupaten Lahat,” ungkap Kasi Observasi dan Informasi BMG SMB II Agus Sentosa, Jumat (24/5/2012).

Menurut dia, khusus Kabupaten Lahat, kecepatan angin masih tergolong normal, yakni 10–15 knot. Biasanya kondisi semakin memburuk saat menjelang sore dan malam.

“Masih dalam tahap normal,tapi sedikit kencang. Makanya di kawasan terbuka musti harus tetap waspada adanya puting beliung,” ujarnya.

Embusan angin itulah yang membuat gumpalan awan yang berujung turunnya hujan merata di berbagai tempat. Begitu pula dengan suhu yang tercatat berkisar antara tercatat juga tetap berubah ubah. BMKG sendiri memperkirakan musim kemarau baru akan terjadi pada akhir Mei nanti.

Tingginya kecepatan angin ini agar bisa diwaspadai warga Lahat, terutama yang bermukim di wilayah dataran terbuka, mengingat Lahat dikelilingi jalur perbukitan. Agus mengatakan, meski Lahat termasuk wilayah yang rawan, namun, cuaca yang terjadi saat ini belum termasuk dalam ketegori ekstrim.

“Masih normal. Hanya saja, imbauan kita kepada masyarakat untuk menghentikan pembukaan lahan melalui metode pembakaran hutan,” tegasnya.

Asap yang ada, lanjut dia, berdampak pada perubahan suhu serta kesehatan masyarakat itu sendiri. "Terlebih lagi, musim kemarau masih terus berlangsung hingga September-Oktober mendatang,” tegasnya.

Di akhir Agustus ini, curah hujan di Kabupaten Lahat belum merata. Kondisi ini berujung munculnya sejumlah titik api. Meski demikian, titik api tersebut tidak terlalu besar.

“Ada beberapa wilayah yang sudah mulai hujan. Dengan begitu, pembakaran bisa diminimalisir,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai mengatakan pihaknya sudah memberikan peringatan agar selama musim kemarau warga harus berhati-hati terhadap bahaya kebakaran.

"Kami belum memiliki data konkret jumlah titik api dan luas lahan yang telah terbakar di hutan Lindung yang kita miliki tersebut," ungkapnya.

Menurut dia, hutan desa menjadi daerah yang sangat rentan terjadi kebakaran sejak beberapa minggu terakhir terutama lahan produktif akan dijadikan petani untuk lokasi pekebunan. "Kita menyiagakan dan menurunkan petugas untuk melakukan pendataan meskipun lokasi cukup sulit dijangkau," tegasnya.

Camat Kikim Tengah, Suyudi Suhaimi menyesalkan aksi masyarakat yang membakar lahan untuk membuka lahan baru. Bahkan, menurutnya, sejumlah kebakaran semak belukar cukup besar terjadi di wilayah Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah beberapa waktu lalu.

Dirinya mengimbau masyarakat tidak membakar lahan atau membuang puntung rokok sembarangan apalagi sekarang musim kemarau sangat rentan terjadi kebakaran dan merugikan semua pihak tentunya.

“Kami sangat khawatir semak yang terbakar di sekitar pemukiman akibat pembakaran dapat menimbulkan kebakaran di pemukiman,” pungkasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8616 seconds (0.1#10.140)