Virus DBD Kembali Renggut Nyawa Bocah 3 Tahun, Total 12 Meninggal
A
A
A
MAUMERE - Yohana Anjelina Salista, bocah 3 tahun asal Desa Nitakloang, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, meninggal akibat terserang DBD di ruang UGD RSUD TC Hillers Maumere, Kamis (5/3/2020) sore. Kematian ini menambah daftar korban meninggal akibat DBD mencapai 12 orang.
Sebelumnya, Yohana sempat dilarikan orang tuanya ke Puskesmas Nita, lalu langsung dibawa ke UGD RSUD TC Hillers Maumere karena sudah dalam keadaan syok.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus menyebutkan, berdasarkan data dinas kesehatan Kabupaten Sikka, Yohana merupakan korban ke 12 yang meninggal akibat terserang virus DBD sepanjang 2020.
Sementara itu, hingga 5 Maret 2020, jumlah pasien DBD mencapai 1117 orang. Pasien yang kini tengah dirawat di 3 rumah sakit dan 25 puskesmas di Kabupaten Sikka mendekati 150 pasien.
“Pemerintah Kabupaten Sikka sudah memperpanjang status KLB yang keempat kalinya. Dengan status ini, pemda juga akan menggelontorkan dana sebesar Rp1,9 miliar guna penanganan kasus DBD,” kata Petrus Herlemus, Jumat (6/3/2020).
Sebelumnya, pada Februari lalu, pemerintah juga sudah menggelontorkan dana sebesar Rp1,8 miliar rupiah untuk menangani kasus DBD.
Pemda Sikka dinilai sangat lambat atasi kasus DBD di Sikka. Warga juga sangat khawatir terkait kasus DBD yang korbannya terus bertanbah.
Perintah diharapkan tidak hanya sibuk dengan perpanjan KLB. Minimal ada solisi yang diberikan agar masyarakat bisa tenang.
Sebelumnya, Yohana sempat dilarikan orang tuanya ke Puskesmas Nita, lalu langsung dibawa ke UGD RSUD TC Hillers Maumere karena sudah dalam keadaan syok.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus menyebutkan, berdasarkan data dinas kesehatan Kabupaten Sikka, Yohana merupakan korban ke 12 yang meninggal akibat terserang virus DBD sepanjang 2020.
Sementara itu, hingga 5 Maret 2020, jumlah pasien DBD mencapai 1117 orang. Pasien yang kini tengah dirawat di 3 rumah sakit dan 25 puskesmas di Kabupaten Sikka mendekati 150 pasien.
“Pemerintah Kabupaten Sikka sudah memperpanjang status KLB yang keempat kalinya. Dengan status ini, pemda juga akan menggelontorkan dana sebesar Rp1,9 miliar guna penanganan kasus DBD,” kata Petrus Herlemus, Jumat (6/3/2020).
Sebelumnya, pada Februari lalu, pemerintah juga sudah menggelontorkan dana sebesar Rp1,8 miliar rupiah untuk menangani kasus DBD.
Pemda Sikka dinilai sangat lambat atasi kasus DBD di Sikka. Warga juga sangat khawatir terkait kasus DBD yang korbannya terus bertanbah.
Perintah diharapkan tidak hanya sibuk dengan perpanjan KLB. Minimal ada solisi yang diberikan agar masyarakat bisa tenang.
(pur)