Dua Korban Perahu Terbalik di Sungai Brantas Ditemukan Tewas
A
A
A
JOMBANG - Dua orang korban perahu terbalik di sungai Brantas, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Senin (2/3).
Identitas kedua jenazah itu teridentifikasi sebagai Dadang (22), warga Dusun Sentanan, Desa Ngrombot, Kecamatan Patihan Rowo, Kabupaten Nganjuk. Sementara korban kedua yakni Surip (45) awak perahu asal Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang.
"Dari hasil indentifikasi sidik jari oleh tim Dokpol, sudah sesuai, yakni atasnama Dadang dan Surip," kata Supervisor Pusdalops BPBD Kabupaten Jombang, Stevy Maria kepada awak media, Senin (2/3/2020).
Pria yang akrab disapa Pepy ini mengungkapkan, kedua jasad korban perahu penyeberangan yang tenggelam pada Sabtu (29/2) malam itu ditemukan di lokasi yang berbeda. Lokasi penemuan pertama, berada di sisi barat sungai Brantas yang berada di wilayah Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.
Sementara, lokasi penemuan jasad kedua, berada di sisi timur Sungai Brantas. Tak jauh dari salah satu sandaran penyeberangan perahu masuk wilayah, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Saat ditemukan, keduanya sudah berada di tepian sungai dalam kondisi mengapung.
"Radius ditemukannya korban sekitar 8 kilometer dari lokasi awal perahu terbalik. Jadi kedua korban ini hanyut terbawa arus sungai saat peristiwa itu terjadi," imbuh Pepy.
Kendati dua korban sudah ditemukan, namun kata Pepy, upaya pencarian masih terus dilakukan. Petugas gabungan yang terdiri dari Basarnas, Pusdalops BPBD Jombang, TNI-Polri, serta potensi relawan, masih melakukan penyusuran di radius 16 kilometer sungai Brantas.
"Masih ada dua orang yang belum ditemukan, yakni atas nama Anista (18), dan Lutvy (23). Sampai saat ini kami masih melakukan penyisiran dengan menggunakan perahu karet. Ada empat perahu yang kita terjunkan," tandas Pepy.
Diberitakan sebelumnya, sebuah perahu penyeberangan terbalik di Sungai Brantas, masuk Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Sebanyak enam orang dikabarkan hanyut, Sabtu (29/2/2020).
Informasi yang dihimpun, insiden terbaliknya perahu penyeberangan yang menjadi penghubung Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Nganjuk itu, terjadi sekira pukul 22.00 WIB. Saat peristiwa itu, debit air di Sungai Brantas dalam kondisi tinggi.
Dua orang berhasil dalam insiden ini. Keduanya diketahui bernama Sukar (55), warga Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Sementara, satu korban lainnya yakni Feriansyah (25), warga Dusun Sentanan, Desa Ngronggot, Kecamatan Patihan Rowo, Kabupaten Nganjuk.
Adapun empat korban yang hingga kini dinyatakan hilang, yakni Surip (45), selaku awal kapal. Kemudian, seorang remaja perempuan bernama Anista Sugandis (18). Keduanya merupakan warga Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang.
Sementara, korban lainnya yang juga masih dalam pencarian yakni Dadang, warga Dusun Sentanan, Desa Ngronggot, Kecamatan Patihan Rowo, Kabupaten Nganjuk. Serta Lutvy Dwi Septina, 23, warga Desa Pacarpeluk, Kecamatan Mengaluh, Kabupaten Jombang.
Identitas kedua jenazah itu teridentifikasi sebagai Dadang (22), warga Dusun Sentanan, Desa Ngrombot, Kecamatan Patihan Rowo, Kabupaten Nganjuk. Sementara korban kedua yakni Surip (45) awak perahu asal Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang.
"Dari hasil indentifikasi sidik jari oleh tim Dokpol, sudah sesuai, yakni atasnama Dadang dan Surip," kata Supervisor Pusdalops BPBD Kabupaten Jombang, Stevy Maria kepada awak media, Senin (2/3/2020).
Pria yang akrab disapa Pepy ini mengungkapkan, kedua jasad korban perahu penyeberangan yang tenggelam pada Sabtu (29/2) malam itu ditemukan di lokasi yang berbeda. Lokasi penemuan pertama, berada di sisi barat sungai Brantas yang berada di wilayah Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.
Sementara, lokasi penemuan jasad kedua, berada di sisi timur Sungai Brantas. Tak jauh dari salah satu sandaran penyeberangan perahu masuk wilayah, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Saat ditemukan, keduanya sudah berada di tepian sungai dalam kondisi mengapung.
"Radius ditemukannya korban sekitar 8 kilometer dari lokasi awal perahu terbalik. Jadi kedua korban ini hanyut terbawa arus sungai saat peristiwa itu terjadi," imbuh Pepy.
Kendati dua korban sudah ditemukan, namun kata Pepy, upaya pencarian masih terus dilakukan. Petugas gabungan yang terdiri dari Basarnas, Pusdalops BPBD Jombang, TNI-Polri, serta potensi relawan, masih melakukan penyusuran di radius 16 kilometer sungai Brantas.
"Masih ada dua orang yang belum ditemukan, yakni atas nama Anista (18), dan Lutvy (23). Sampai saat ini kami masih melakukan penyisiran dengan menggunakan perahu karet. Ada empat perahu yang kita terjunkan," tandas Pepy.
Diberitakan sebelumnya, sebuah perahu penyeberangan terbalik di Sungai Brantas, masuk Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Sebanyak enam orang dikabarkan hanyut, Sabtu (29/2/2020).
Informasi yang dihimpun, insiden terbaliknya perahu penyeberangan yang menjadi penghubung Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Nganjuk itu, terjadi sekira pukul 22.00 WIB. Saat peristiwa itu, debit air di Sungai Brantas dalam kondisi tinggi.
Dua orang berhasil dalam insiden ini. Keduanya diketahui bernama Sukar (55), warga Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Sementara, satu korban lainnya yakni Feriansyah (25), warga Dusun Sentanan, Desa Ngronggot, Kecamatan Patihan Rowo, Kabupaten Nganjuk.
Adapun empat korban yang hingga kini dinyatakan hilang, yakni Surip (45), selaku awal kapal. Kemudian, seorang remaja perempuan bernama Anista Sugandis (18). Keduanya merupakan warga Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang.
Sementara, korban lainnya yang juga masih dalam pencarian yakni Dadang, warga Dusun Sentanan, Desa Ngronggot, Kecamatan Patihan Rowo, Kabupaten Nganjuk. Serta Lutvy Dwi Septina, 23, warga Desa Pacarpeluk, Kecamatan Mengaluh, Kabupaten Jombang.
(pur)