Kronologi Penyerangan Markas Polsek Pahae Jae di Tapanuli Utara

Jum'at, 28 Februari 2020 - 16:45 WIB
Kronologi Penyerangan Markas Polsek Pahae Jae di Tapanuli Utara
Kronologi Penyerangan Markas Polsek Pahae Jae di Tapanuli Utara
A A A
TARUTUNG - Markas Polsek Pahae Jae di Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, diduga diserang dan dirusak pada Jumat (28/2/2020) pagi oleh sejumlah oknum TNI. Peristiwa ini diduga sebagai buntut dari perselisihan antara personel TNI dengan Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot S Nababan dan dua anggotanya terkait masalah lalu lintas pada Kamis sore 27 Februari 2020. (Baca: Markas Polsek Pahae Jae Diduga Diserang Oknum Tentara, 6 Polisi Terluka)

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja membenarkan adanya pengrusakan Mapolsek Pahae Jae. "Iya, peristiwa itu dikarenakan adanya kesalahpahaman atau miskomunikasi. Sampai saat ini, pihak dari kita (Polda Sumatera Utara) dan Kodam I Bukit Barisan masih melakukan konsolidasi agar peristiwa tidak meluas dan tidak terulang kembali," jelas Tatan kepada wartawan, Jumat (28/2/2020).

Berdasarkan kronologis yang diterima SINDOnews peristiwa tersebut berawal dari adanya kecelakaan truk Fuso BB 9119 FA yang terguling di Jalan Lintas Sumatera Tarutung-Sipirok, Silangkitang, Kecamatan Pahae Jae, Kamis, 27 Februari 2020.

Ketika itu jalanan sedang macet dan Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot S Nababan, bersama dua anak buahnya tengah mengatur lalu lintas. Mendadak datang mobil dari arah Sipirok menuju Tarutung yang ditumpangi komandan kompi salah satu batalyon pasukan TNI berpangkat Kapten berinisial R. Melihat hal tersebut AKP Ramos S Nababan menghampiri mobil tersebut sehingga terjadi adu mulut dengan Kapten R.

Kemudian, Kapolsek Pahae Jae menceritakan kepada masyarakat setempat bahwa, dia ditampar oleh oknum TNI tersebut sehingga masyarakat spontan berteriak, hei TNI jangan pergi...jangan pergi TNI. Personil Koramil 25/Pahae Jae Serka S Lubis dan Serda AH Pulungan berusaha mengamankan sang Danki ke jarak sekitar 200 meter dari lokasi dan menghambat massa agar tidak terjadi pengeroyokan. Tidak lama kemudian Kapten R dan AKP Ramot S Nababan duduk bersama dimediasi Babinsa Ramil 25/Pahae Jae.

Namun sekitar Pukul 13.43 WIB, datang serombongan anggota berjumlah sekitar 30 orang tiba di lokasi kejadian dengan membawa senjata laras panjang dan terjadi pemukulan terhadap tiga personil Polsek Pahae Jae dan tiga personil Polri Kabupaten Tapsel yang sedang melintas.

Setelah itu serombongan anggota tersebut juga melakukan perusakan di Mapolsek Pahae Jae.

Tatan mengakui ada sejumlah personel yang mengalami luka dalam insiden itu. Namun diantaranya ada yang sudah kembali bertugas. "Sampai saat ini, kondisinya ada beberapa personel yang sudah sembuh dan kembali berdinas. Sedangkan yang belum sembuh masih dalam perawatan di rumah sakit atau klinik terdekat situ," ungkap mantan Waka Polrestabes Medan ini.

Sementara, Dandim Tapanuli Utara Letkol CZI Agus Widodo ketika dikonfirmasi mengatakan, pemicu konflik itu, akibat adanya kesalahpahaman antara personel TNI dan polisi saat terjadi kemacetan di jalan lintas Sumut di Taput.

"Saat itu melintas Danki dan anggota TNI dari satu tugas. Terjadi kemacetan cukup panjang, Disitulah terjadi kesalahpahaman dan ketersinggungan. Karena TNI sedang terburu- buru," bebernya.

Agus Widodo menyatakan, konflik itu sudah diselesaikan diantara kedua belah pihak, baik antara korban luka dan juga antara jajaran TNI dan polisi sudah dilakukan pertemuan.

Saat didinggung, apakah akibat konflik yang terjadi antara polisi dan TNI itu tidak akan meluas ke anggota lain, ia mengaku akan menjaminnya bakal kondusif. "Saya jamin itu sudah aman. Dan tidak meluas. Kalau ada yang memanas-manasi itu oknum," tuturnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5869 seconds (0.1#10.140)