Dilaporkan ke Polisi, Anggota DPD Tetap Akui Keturunan Raja Majapahit

Rabu, 22 Januari 2020 - 20:25 WIB
Dilaporkan ke Polisi, Anggota DPD Tetap Akui Keturunan Raja Majapahit
Dilaporkan ke Polisi, Anggota DPD Tetap Akui Keturunan Raja Majapahit
A A A
DENPASAR - Anggota Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ) Arya Wedakarna (AWK) dilaporkan ke polisi karena mengaku sebagai keturunan Raja Majapahit.

AWK dilaporkan ke Polda Bali oleh Aliansi Peduli Bali dan Komponen Rakyat Bali. "Kita melaporkan kekeliruan yang dilakukan AWK. Ini yang harus diluruskan," kata Koordinator Komponen Rakyat Bali I Gusti Ngurah Harta, Rabu (22/1/2020). (Baca juga: Laporkan LHKPN, Anggota DPD Ini Bergaya Glamour)

Menurut Ngurah Harta, apa yang dilakukan AWK bisa merupakan pengaburan sejarah dan merusak tatanan tradisional Bali. Sehingga generasi muda Bali yang tidak tahu menahu bisa rusak mentalnya.

Ngurah Harta menegaskan, tidak ada keturunan atau silsilah raja Majapahit di Bali. Dari sekian banyak puri (tempat tinggal para bangsawan keturunan raja), tidak ada satupun yang merupakan keturunan Majapahit.

Jika tidak diluruskan, maka Ngurah Harta khawatir akan terjadi pembodohan kepada generasi muda dengan menganggap di Bali pernah ada kerajaan Majapahit.

AWK pernah diberi gelar sebagai raja pada 31 Desember 2009 di Pura Besakih, Karangasem dengan nama Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna. AWK juga memiliki sebuah istana bernama Istana Mancawarna di Tampak Siring, Gianyar, Bali serta sejumlah pengikut. AWK dalam beberapa kali aktivitas sosialnya, terutama dalam akun media sosialnya, kerap menyebut sebagai Raja Majapahit.

Secara terpisah, AWK menanggapi laporan itu. "Itu hak mereka. Jadi nggak apa-apa. Biasa saja," ujarnya. AWK lalu menjelaskan mengenai trah raja Majapahit. Dia mengklaim leluhurnya merupakan seorang Raja Badung yang merupakan keturunan dari Majapahit.

Namun AWK membantah mengklaim diri sebagai Raja Majapahit. Ia menyebut jika gelar itu merupakan pemberian masyarakat.

"Saya gak pernah mengklaim sebagai Raja Majapahit Bali. Itu enggak pernah. Kalau orang memberikan gelar macam-macam, itu kan namanya persahabatan," urainya.

Disinggung tentang pelantikan dirinya sebagai raja, AWK menjelaskan dulunya ada tokoh Hindu yang mencari perlindungan karena puranya sempat dirusak dan kemudian mereka memberikan gelar raja kepadanya. "Kalau ada orang memberikan gelar kan sah-sah aja. Tergantung saya mau pakai atau tidak," tandasnya.

(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9738 seconds (0.1#10.140)
pixels