Sensasi Durian Bakar Pangkalan Bun, Dagingnya Pulen dan Tebal
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Durian bakar menjadi salah satu kuliner yang sedang ngehits di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng).
Para penjual durian dadakan ini menjual buah durian menggunakan mobil pikap di pinggir jalan Bundaran Pancasila dan sekitar Pasar IndraSari. Melimpahnya stok durian ini membuat para penjual mulai berinovasi untuk menarik para pembeli, yakni dengan menyuguhkan durian bakar. (Baca juga: Melihat Traidisi Nyandau Durian di Daerah Pelosok Kotawaringin Barat)
Cara baru menikmati durian dengan cara dibakar ini kini mulai tren setelah stok durian melimpah di Pangkalan Bun. Pasokan durian mulai dari Kecamatan Aruta, Kobar, Kalteng hingga dari Kendawangan Kalbar.
“Awalnya cara makan durian dengan dibakar ini dianggap hoaks. Namun ini nyata di Pangkalan Bun. Durian setelah dibakar menjadi pulen dan sangat nikmat. Apalagi dagingnya tebal," kata seorang pembeli durian di sekitar Bundaran Pancasila, Vika, Minggu (12/1/2020) malam.
Sebelum disantap, durian dipanggang di atas bara api selama beberapa menit sampai duri-durinya kelihatan menghitam. Durian yang telah benar-benar masak kulitnya di bagian bawah akan membuka sedikit dan isi di dalamnya akan mengintip.
Kuliner durian bakar juga bisa dinikmati di Kelurahan Madurejo. Lurah Madurejo Sigiet Imam Mulia memaparkan, selain menciptakan kreasi kuliner durian bakar, tujuannya lainnya untuk meramaikan Pangkalan Bun Park dan mengumpulkan semua pedagang yang berjualan di bahu dan pinggir jalan agar Kota Pangkalan Bun menjadi rapi.
"Ide awalnya tercipta karena melihat beberapa pedagang buah durian ini banyak mengeluh karena di pindahkan ke Pangkalan Bun Park (PP), karena ada ketakun barang dagangannya sepi, maka timbul inisiatif durian bakar yang disajikan," ujar Sigiet.
Terciptanya menu durian bakar ini menarik perhatian pembeli yang biasanya hanya menikmati durian seperti biasanya, namun kali ini memiliki sensasi berbeda karena dibakar terlebih dahulu.
"Bakar di atas bara api. Agar proses pembakaran semakin cepat kita menggunakan obor atau torch, tujuannya biar cepat panas dan panas torch bisa masuk ke dalam daging buahnya," terangnya.
Cara makannya kurang lebih sama seperti memakan buah durian pada umumnya. Namun ada sensasi disajikan saat masih panas ketika menyentuh daging buahnya, dan lebih nikmat, lalu rasa hangat mengalir ketika masuk ke dalam mulut.
"Harga yang dipatok bervariatif, Mulai Rp15 ribu hingga Rp30 ribu tergantung besar kecilnya. Kelurahan hanya menyediakan tempat pembakarannya, para pembeli membeli buahnya, untuk membakarnya silahkan dibakar sendiri tergantung seleranya masing-masing," imbuhnya.
Para penjual durian dadakan ini menjual buah durian menggunakan mobil pikap di pinggir jalan Bundaran Pancasila dan sekitar Pasar IndraSari. Melimpahnya stok durian ini membuat para penjual mulai berinovasi untuk menarik para pembeli, yakni dengan menyuguhkan durian bakar. (Baca juga: Melihat Traidisi Nyandau Durian di Daerah Pelosok Kotawaringin Barat)
Cara baru menikmati durian dengan cara dibakar ini kini mulai tren setelah stok durian melimpah di Pangkalan Bun. Pasokan durian mulai dari Kecamatan Aruta, Kobar, Kalteng hingga dari Kendawangan Kalbar.
“Awalnya cara makan durian dengan dibakar ini dianggap hoaks. Namun ini nyata di Pangkalan Bun. Durian setelah dibakar menjadi pulen dan sangat nikmat. Apalagi dagingnya tebal," kata seorang pembeli durian di sekitar Bundaran Pancasila, Vika, Minggu (12/1/2020) malam.
Sebelum disantap, durian dipanggang di atas bara api selama beberapa menit sampai duri-durinya kelihatan menghitam. Durian yang telah benar-benar masak kulitnya di bagian bawah akan membuka sedikit dan isi di dalamnya akan mengintip.
Kuliner durian bakar juga bisa dinikmati di Kelurahan Madurejo. Lurah Madurejo Sigiet Imam Mulia memaparkan, selain menciptakan kreasi kuliner durian bakar, tujuannya lainnya untuk meramaikan Pangkalan Bun Park dan mengumpulkan semua pedagang yang berjualan di bahu dan pinggir jalan agar Kota Pangkalan Bun menjadi rapi.
"Ide awalnya tercipta karena melihat beberapa pedagang buah durian ini banyak mengeluh karena di pindahkan ke Pangkalan Bun Park (PP), karena ada ketakun barang dagangannya sepi, maka timbul inisiatif durian bakar yang disajikan," ujar Sigiet.
Terciptanya menu durian bakar ini menarik perhatian pembeli yang biasanya hanya menikmati durian seperti biasanya, namun kali ini memiliki sensasi berbeda karena dibakar terlebih dahulu.
"Bakar di atas bara api. Agar proses pembakaran semakin cepat kita menggunakan obor atau torch, tujuannya biar cepat panas dan panas torch bisa masuk ke dalam daging buahnya," terangnya.
Cara makannya kurang lebih sama seperti memakan buah durian pada umumnya. Namun ada sensasi disajikan saat masih panas ketika menyentuh daging buahnya, dan lebih nikmat, lalu rasa hangat mengalir ketika masuk ke dalam mulut.
"Harga yang dipatok bervariatif, Mulai Rp15 ribu hingga Rp30 ribu tergantung besar kecilnya. Kelurahan hanya menyediakan tempat pembakarannya, para pembeli membeli buahnya, untuk membakarnya silahkan dibakar sendiri tergantung seleranya masing-masing," imbuhnya.
(shf)