Kisah Kawah Tekurep Tempat Peristirahatan Terakhir Raja-raja Palembang
A
A
A
Kawah Tekurep adalah salah satu kawasan peninggalan Kesultanan Palembang Darusalam. Kawah Tekurep berlokasi di Kecamatan Ilir Timur II, Palembang dan terletak sekitar 100 meter dari tepian Sungai Musi. Kawah Tekurep merupakan sebuah kompleks makam yang diperuntukkan khusus bagi raja, abdi dalem, dan juga keturunannya.
Kawah Tekurep memiliki arti dari dua suku kata, yaitu Kawah yang bermakna alat yang menyerupai wadah, Tekurep memiliki arti terbalik. Sehingga secara harfiah Kawah Tekurep berarti wadah terbalik yang digunakan makam dan tempat bertemunya para wali dan sunan.
Di Kawah Tekurep terdapat makam Sultan Mahmud Badaruddin dan empat isterinya, yaitu Ratu Sepuh dari Demak, Ratu Gading dari Malaysia, Ratu Mas Ayu dari China, dan Nyai Mas Naimah dari Palembang. Selain itu di Kawah Tekurep ini juga terdapat makam Imam Sayid Al Idrus yang merupak guru besar Sultan Mahmud Badaruddin.
Berdasarkan informasi dari juru kunci makam, pemakaman ini dibangun tahun 1728 atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikramo. Kemudian dilanjutkan pembangunan kubah Tengah di areal pemakaman oleh Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo.
Kompleks makam ini memiliki arsitektur dari tiga negara Melayu, India, dan China sehingga jika kita berkunjung ke sini maka akan melihat kekayaan budaya dan keunikannya.
Banyak pengunjung dari Palembang maupun luar Palembang yang berkunjung ke sini untuk berziarah, mendoakan keluarga Sultan. Selain itu di Palembang juga setiap tahun dibulan Syaban melaksanakan Ziarah Kubro.
Banyak Alim Ulama dari Indonesia maupun luar negeri yang datang dan mendoakan para alim ulama dan pejuang negara yang dimakamkan di Kawah Tekurep.
Kawah Tekurep Palembang memiliki luas sekitar 1 hektare, pintu masuk kompleks pemakaman in berupa gapura yang menghadap Sungai Musi di arah selatan. Kawah Tekurep terdiri dari 6 bangunan makam untuk para sultan dan orang-orang terdekatnya.
Makam yang berukuran kecil dan terdapat di bagian depan bangunan utama merupakan makam yang diperuntukkan bagi anak-anak keturunan, abdi dalem, dan para panglima.
Kawah Tekurep memiliki arti dari dua suku kata, yaitu Kawah yang bermakna alat yang menyerupai wadah, Tekurep memiliki arti terbalik. Sehingga secara harfiah Kawah Tekurep berarti wadah terbalik yang digunakan makam dan tempat bertemunya para wali dan sunan.
Di Kawah Tekurep terdapat makam Sultan Mahmud Badaruddin dan empat isterinya, yaitu Ratu Sepuh dari Demak, Ratu Gading dari Malaysia, Ratu Mas Ayu dari China, dan Nyai Mas Naimah dari Palembang. Selain itu di Kawah Tekurep ini juga terdapat makam Imam Sayid Al Idrus yang merupak guru besar Sultan Mahmud Badaruddin.
Berdasarkan informasi dari juru kunci makam, pemakaman ini dibangun tahun 1728 atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikramo. Kemudian dilanjutkan pembangunan kubah Tengah di areal pemakaman oleh Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo.
Kompleks makam ini memiliki arsitektur dari tiga negara Melayu, India, dan China sehingga jika kita berkunjung ke sini maka akan melihat kekayaan budaya dan keunikannya.
Banyak pengunjung dari Palembang maupun luar Palembang yang berkunjung ke sini untuk berziarah, mendoakan keluarga Sultan. Selain itu di Palembang juga setiap tahun dibulan Syaban melaksanakan Ziarah Kubro.
Banyak Alim Ulama dari Indonesia maupun luar negeri yang datang dan mendoakan para alim ulama dan pejuang negara yang dimakamkan di Kawah Tekurep.
Kawah Tekurep Palembang memiliki luas sekitar 1 hektare, pintu masuk kompleks pemakaman in berupa gapura yang menghadap Sungai Musi di arah selatan. Kawah Tekurep terdiri dari 6 bangunan makam untuk para sultan dan orang-orang terdekatnya.
Makam yang berukuran kecil dan terdapat di bagian depan bangunan utama merupakan makam yang diperuntukkan bagi anak-anak keturunan, abdi dalem, dan para panglima.
(sms)