Korban Tergiur Tawaran Harga Murah dan Proses Mudah

Selasa, 17 Desember 2019 - 15:42 WIB
Korban Tergiur Tawaran Harga Murah dan Proses Mudah
Korban Tergiur Tawaran Harga Murah dan Proses Mudah
A A A
SERANG - Polda Metro Jaya berhasil mengungkap sindikat mafia penipuan perumahan berkedok syariah. Sebanyak 3,860 orang menjadi korban dari empat pelaku dan dua masih buron yang menjanjikan rumah tanpa riba, tanpa bunga dan tanpa pinalti.

Salah satu korban Meri menceritakan, awal mula tertarik membeli satu unit rumah di Amanah City yang berada di kawasan Maja, Lebak, Banten karena daya tarik pengembang yang ingin mewujudkan perumahan berkonsep syariah. (Baca juga: Polisi Buru 2 Pelaku Kasus Penipuan Berkedok Rumah Syariah)

"Saya tertarik membeli rumah disitu karena harganya murah, enggak ribet, prosesnya tanpa BI cheking, enggak ada penalti kalau telat bayar atau mau lunasin lebih cepat," kata Meri saat berbincang dengan SINDOnews. Selasa (17/12/2019).

Pihak pengembang melakukan persentasi di kantor pusatnya di Kebayoran Squere dan langsung bertemu dengan komisaris perusahaannya. Setelah itu, para konsumen termasuk Meri melihat lokasi perumahan di daerah Maja, Lebak.

"Dari situ ke perumahan harus naik kereta ke satsiun Maja. Di situ (stasiun) kita dijemput dua 2 mobil dibwa ke rumah contoh. itu (lokasi rumah contoh) beda dengan lokasi yang nanti akan dibangun," ujarnya. (Baca juga: Berkedok Pengembang Perumahan Syariah, Empat Penipu Diringkus Polisi)

Setelah meyakinkan, pada akhir tahun 2017 warga Bekasi itu membayar uang booking fee sebesar Rp2 juta untuk mendapatkan unit, kemudian diharuskan membayar uan muka atau DP Rp24 juta. Kemudian harus membayar cicilan Rp775.000 selama satu tahun.

"Total uang yang sudah saya bayarkan kurang lebih sekitar Rp35 juta melalui transfer bank atas nama PT-nya," ujarnya.

Meri mengaku dijanjikan oleh pengembang akan mendapatkan kunci rumah enam bulan setelah melunasi DP. Namun nyatanya tak ada kejelasan dan uang yang sudah masuk dijanjikan akan dikembalikan.

"Sudah beberapa kali ditanyakan tapi mereka berkelit, katanya akan di refund. tanda tangan, terus hilang. Sampai terakhir itu para korban demo ke kantor pengembang," tandasnya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7319 seconds (0.1#10.140)